10 Film Sejarah Nge-Hits yang Paling Enggak Akurat
loading...
A
A
A
The Last Samurai disutradarai Edward Zwick. Film action epik ini berlatar pada Pemberontakan Satsuma melawan Westernisasi di Jepang pada 1877. Film ini sangat meromantisasi budaya Jepang pada umumnya dan samurai secara khusus.
Pada faktanya, tidak ada veteran Perang Sipil Amerika selama pemberontakan itu. Jadi, karakter yang diperankan Tom Cruise, Kapten Nathan Algren, benar-benar fiktif. Di waktu yang sama, ninja tidak lagi eksis. Senapan dan pistol sudah digunakan secara umum. Jadi, melibatkan pertarungan pedang di film itu benar-benar tidak akurat.
Foto: MUBI
Braveheart berkisah tentang seorang prajurit Skotlandia bernama William Wallace. Dia memipin negaranya untuk bebas dari penjajahan Inggris. Sementara dilabeli sebagai drama perang sejarah, Braveheart punya banyak ketidakakuratan. Di film, Wallae digambarkan berasal dari keluarga sederhana dan Highlander miskin.
Faktanya, para ahli sejarah mengatakan, Wallace sebenarnya lahir di tengah keluarga bangsawan. Ketidakakuratan lainnya adalah hubungan asmara Wallace dengan Isabella of France, istri Edward II. Film itu mengimplikasikan kalau Isabella mengandung anak Wallace. Tapi, faktanya, kedua orang ini tidak pernah bertemu. Ending film itu juga diubah, dengan Wallace ditarik secara brutal dan dipotong-potong, tidak dipenggal begitu saja.
Foto: The Guardian
Gladiator disutradarai Ridley Scott dan dibintangi Russell Crowe. Film itu memenangkan Oscar untuk kategori Film Terbaik, tapi mengambil banyak kebbeasan terhadap sosok dan peristiwa sejarahnya. Tidak heran kalau banyak ketidakakuratan di film yang sangat populer tersebut. Sekuelnya akan dirilis tahun depan dengan dibintangi Paul Mescal dan Denzel Washington.
Salah satu ketidakakuratan di film itu adalah Maximus merupakan karakter fiktif. Tapi, Kaisar Roman, Marcus Aurelius, nyata. Dia tidak dibunuh anaknya, Commodus, tapi meninggal karena terkena cacar air. Kekejaman dan penyimpangan Commodus sangat dilebih-lebihkan. Dia jelas tidak terbunuh dalam duel melawan Maximus, tapi dicekik kekasihnya saat sedang mandi.
Foto: NY Post
Disutradarai Zack Snyder dan diangkat dari buku komik, 300 berfokus pada pertarungan nyata Thermopylae yang terjadi pada 480 Sebelum Masehi antara prajurit Sparta dan pasukan Persia. Meski kalah jumlah, ada sekitar 7.400 prajurit Sparta, Thespian, dan Theban, di antara banya faksi. Di film itu, tidak hanya pada petarungnya punya perut rata yang berlebihan, tapi koreografi tarung mereka didasarkan pada seni bela diri modern Filipina.
Sementara Leonidas menyebut warga Athena sebagai ‘pacar’, catatan aslinya jelas menunjukkan kalau para akademisi Sparta suka pada kejantanan. Untuk efek dramatis, Raja Persia Xerxes diberi kualitas supranatural dan digambarkan nyaris tidak pakai baju, punya tindik di hidung, dan memakai perhiasan di seluruh badannya. Tidak heran kalau Akademi Seni Iran mengajukan keluhan resmi ke UNESCO dengan menyebut film itu sebagai serangan terhadap identitas sejarah Iran.
Foto: NPR
Argo, film thriller politik yang disutadarai, diproduseri, dan dibintangi Ben Affleck, sukses di box office dan memenangkan Oscar untuk Film Terbaik. Film itu berkisah tentang misi penyelamatan enam diploamat Amerika Serikat di Teheran yang dilakukan agen CIA Tony Mendez pada 1979. Sementara film ini mengagung-agungkan agen Amerika itu, Argo mengesampingkan peran kedutaan besar Kanada dalam misi penyelamatan tersebut.
Peran duta besar Kanada kala itu, Ken Taylor, tidak ditunjukkan ketika seluruh masalah itu disebut sebagai Canadian Caper. Selain pemerintah Kanada, film itu juga menghilangkan peran kedutaan besar Inggris dan Selandia Baru. Film itu juga mendramatisasi adegan di bandara. Sementara, Presiden Iran saat itu Abolhassan Banisadr, mengatakan, Argo tidak menunjukkan usaha kabinetnya untuk membebaskan pada diplomat tersebut.
Pada faktanya, tidak ada veteran Perang Sipil Amerika selama pemberontakan itu. Jadi, karakter yang diperankan Tom Cruise, Kapten Nathan Algren, benar-benar fiktif. Di waktu yang sama, ninja tidak lagi eksis. Senapan dan pistol sudah digunakan secara umum. Jadi, melibatkan pertarungan pedang di film itu benar-benar tidak akurat.
4. Braveheart — 1995
Foto: MUBI
Braveheart berkisah tentang seorang prajurit Skotlandia bernama William Wallace. Dia memipin negaranya untuk bebas dari penjajahan Inggris. Sementara dilabeli sebagai drama perang sejarah, Braveheart punya banyak ketidakakuratan. Di film, Wallae digambarkan berasal dari keluarga sederhana dan Highlander miskin.
Faktanya, para ahli sejarah mengatakan, Wallace sebenarnya lahir di tengah keluarga bangsawan. Ketidakakuratan lainnya adalah hubungan asmara Wallace dengan Isabella of France, istri Edward II. Film itu mengimplikasikan kalau Isabella mengandung anak Wallace. Tapi, faktanya, kedua orang ini tidak pernah bertemu. Ending film itu juga diubah, dengan Wallace ditarik secara brutal dan dipotong-potong, tidak dipenggal begitu saja.
3. Gladiator — 2000
Foto: The Guardian
Gladiator disutradarai Ridley Scott dan dibintangi Russell Crowe. Film itu memenangkan Oscar untuk kategori Film Terbaik, tapi mengambil banyak kebbeasan terhadap sosok dan peristiwa sejarahnya. Tidak heran kalau banyak ketidakakuratan di film yang sangat populer tersebut. Sekuelnya akan dirilis tahun depan dengan dibintangi Paul Mescal dan Denzel Washington.
Salah satu ketidakakuratan di film itu adalah Maximus merupakan karakter fiktif. Tapi, Kaisar Roman, Marcus Aurelius, nyata. Dia tidak dibunuh anaknya, Commodus, tapi meninggal karena terkena cacar air. Kekejaman dan penyimpangan Commodus sangat dilebih-lebihkan. Dia jelas tidak terbunuh dalam duel melawan Maximus, tapi dicekik kekasihnya saat sedang mandi.
2. 300 — 2006
Foto: NY Post
Disutradarai Zack Snyder dan diangkat dari buku komik, 300 berfokus pada pertarungan nyata Thermopylae yang terjadi pada 480 Sebelum Masehi antara prajurit Sparta dan pasukan Persia. Meski kalah jumlah, ada sekitar 7.400 prajurit Sparta, Thespian, dan Theban, di antara banya faksi. Di film itu, tidak hanya pada petarungnya punya perut rata yang berlebihan, tapi koreografi tarung mereka didasarkan pada seni bela diri modern Filipina.
Sementara Leonidas menyebut warga Athena sebagai ‘pacar’, catatan aslinya jelas menunjukkan kalau para akademisi Sparta suka pada kejantanan. Untuk efek dramatis, Raja Persia Xerxes diberi kualitas supranatural dan digambarkan nyaris tidak pakai baju, punya tindik di hidung, dan memakai perhiasan di seluruh badannya. Tidak heran kalau Akademi Seni Iran mengajukan keluhan resmi ke UNESCO dengan menyebut film itu sebagai serangan terhadap identitas sejarah Iran.
1. Argo — 2012
Foto: NPR
Argo, film thriller politik yang disutadarai, diproduseri, dan dibintangi Ben Affleck, sukses di box office dan memenangkan Oscar untuk Film Terbaik. Film itu berkisah tentang misi penyelamatan enam diploamat Amerika Serikat di Teheran yang dilakukan agen CIA Tony Mendez pada 1979. Sementara film ini mengagung-agungkan agen Amerika itu, Argo mengesampingkan peran kedutaan besar Kanada dalam misi penyelamatan tersebut.
Peran duta besar Kanada kala itu, Ken Taylor, tidak ditunjukkan ketika seluruh masalah itu disebut sebagai Canadian Caper. Selain pemerintah Kanada, film itu juga menghilangkan peran kedutaan besar Inggris dan Selandia Baru. Film itu juga mendramatisasi adegan di bandara. Sementara, Presiden Iran saat itu Abolhassan Banisadr, mengatakan, Argo tidak menunjukkan usaha kabinetnya untuk membebaskan pada diplomat tersebut.
(alv)