10 Film Sejarah Nge-Hits yang Paling Enggak Akurat
loading...
A
A
A
Film sejarah memang diangkat dari fakta sejarah yang ada. Sedikit dramatisasi diperlukan untuk efek emosional terhadap penonton. Tapi, tidak semua film sejarah itu bisa diandalkan karena banyak yang tidak akurat.
Faktanya, sejumlah film sejarah yang populer dan memenangkan penghargaan bergengsi malah mengandung banyak ketidakakuratan. Beberapa di antaranya menyingkirkan fakta yang sebenarnya dan mengubahnya untuk membuat karakter yang ditonjolkan jadi terlihat seperti pahlawan. Film-film ini sama sekali tidak bisa dijadikan acuan untuk fakta sejarah.
Ketidakakuratan itu akhirnya menimbulkan kontroversi, tidak hanya di kalangan penonton tapi juga pemerintahan. Sejumlah pihak bahkan langsung melayangkan keluhan dan kecaman resmi terhadap film yang bukannya meluruskan tapi malah membelokkan sejarah itu. Ini amat disayangkan. Terlebih, banyak film yang dibelokkan demi memperlihatkan betapa baiknya Amerika Serikat. Apa saja film sejarah populer yang paling tidak akurat? Simak ulasannya berikut!
Foto: Panhandle PBS
The Greatest Showman dibintangi Hugh Jackman. Film ini berkisah tentang PT Barnum yang meluncurkan sirkus Barnum & Bailey dari awal yang sederhana. Tontonan menawan ini sarat kemenangan dan pentingnya kemandirian serta harta diri ketika orang-orang di sirkus itu menemukan tempat mereka.
Faktanya, Barnum bukanlah orang yang baik hati seperti digambarkan di film tersebut. Dia dikenal mata duitan dan memanfaatkan peluang apa pun untuk menarik perhatian. Dia juga dikenal kejam terhadap orang-orang yang dia pekerjakan di sirkus tersebut. Film itu dianggap membuat Barmum terlihat lebih baik dari aslinya.
Foto: Vogue France
Pocahontas adalah salah satu animasi klasik Disney yang terlalu diromantisasi. Di versi ini, Pocahontas bertemu dan jatuh cinta pada Kapten Inggris bernama John Smith, pemukim yang ingin menaklukkan dunia. Pocahontas mempertaruhkan segalanya demi menyelamatkan nyawa kapten itu dan menjaga perdamaian antara suku Algonquin-nya dan orang Inggris.
Faktanya, Pocahontas masih kecil ketika John tiba. Dia kemudian menikahi pria lain sebelum sekarat ketika masih berusia 22 tahun. Yang lebih mengejutkan lagi nama aslinya adalah Amonute. Pocahontas adalah nama panggilannya yang berarti “yang suka bermain-main” atau bahkan “anak nakal.”
Foto: The Spokesman-Review
Serangan di Pearl Harbor pada 7 Desember 1941 adalah momen menyakitkan dalam sejarah Amerika. Pada 2001, Michael Bay merilis versi filmnya yang dibintangi Ben Affleck, Jennifer Garner, dan Alec Baldwin. Tapi, film ini dikenal sangat tidak akurat dan punya sedikit kaitan dengan realitas yang terjadi, kecuali serangan tersebut.
Di film, setelah selamat dari pemboman itu, pahlawan fiktif Danny dan Rafe dikirim ke Tokyo untuk mengebom kota itu. Padahal, faktanya, tidak ada yang dikirim ke sana. Film itu juga menampilkan pesawat Jepang yang menembaki warga sipil dan sebuah rumah sakit, yang mana tidak benar. Tapi, kegagalan sejarah terbesarnya adalah ketika Presiden Roosevelt berdiri dari kursi rodanya untuk membuat pidato dramatis, yang membuat orang kaget.
Foto: Rolling Stone
The Imitation Game berlatar pada Perang Dunia II. Film ini disutradarai Morten Tyldum dan dibintangi Benedict Cumberbatch sebagai Alan Turing, tokoh nyata ahli matematika dan pemecah kode. Dia memecahkan kode pesan intelijen Jerman untuk membantu pemerintah Inggris setelah menemukan mesin elektromekanis bernama The Christopher, yang diambil dari nama teman masa kecilnya.
Faktanya, The Christopher sebenarnya disebut Victory. Mesin itu dibuat sebagai hasil dari usaha tim dengan sejumlah mesin selama bertahun-tahun. Penemuan itu melibatkan analis kode Polandia bernama Marian Rejewski dan juga ahli matematika bernama Gordon Welchman. Dalam kehidupan nyata, Alan jauh lebih ramah dan humoris ketimbang yang digambarkan di film itu. Selain itu, tidak ada bukti konklusif kalau dia bunuh diri.
Foto: MUBI
U-571 adalah film tentang kru kapal selam AS yang pada 1942 yang berusaha mencuri mesin misterius dari U-Boat Jerman pada Perang Dunia II. Film ini dipenuhi banyak ketidakuratan. Misi di film itu sepertinya diangkat dari cerita Operasi Primrose, di mana kapal selam Jerman U-110 menyerang konvoi Sekutu. Ketika kapal selam Jerman itu rusak dan naik ke permukaan, kapal Inggris HMS Bulldog menaikinya dan mengambil semua kertas coding yang bisa termasuk mesin misterius itu.
Masalahnya adalah Inggris sudah punya mesin itu pada titik tersebut, apalagi pada 1942. Negara itu juga sudah memecahkan kodenya hampir setahun sebelum latar film tersebut dan 7 bulan sebelum AS ikut perang. Banyaknya ketidakakurasian ini, termasuk tanggal, misi asli, dan kebangsaannya, sudah cukup membuat Perdana Menteri Inggris saat itu, Tony Blair, mengecam film itu di parlemen. Dia menyebutnya sebagai pelecehan terhadap Angkatan Laut Kerajaan Inggris.
Foto: The Hollywood Reporter
The Last Samurai disutradarai Edward Zwick. Film action epik ini berlatar pada Pemberontakan Satsuma melawan Westernisasi di Jepang pada 1877. Film ini sangat meromantisasi budaya Jepang pada umumnya dan samurai secara khusus.
Pada faktanya, tidak ada veteran Perang Sipil Amerika selama pemberontakan itu. Jadi, karakter yang diperankan Tom Cruise, Kapten Nathan Algren, benar-benar fiktif. Di waktu yang sama, ninja tidak lagi eksis. Senapan dan pistol sudah digunakan secara umum. Jadi, melibatkan pertarungan pedang di film itu benar-benar tidak akurat.
Foto: MUBI
Braveheart berkisah tentang seorang prajurit Skotlandia bernama William Wallace. Dia memipin negaranya untuk bebas dari penjajahan Inggris. Sementara dilabeli sebagai drama perang sejarah, Braveheart punya banyak ketidakakuratan. Di film, Wallae digambarkan berasal dari keluarga sederhana dan Highlander miskin.
Faktanya, para ahli sejarah mengatakan, Wallace sebenarnya lahir di tengah keluarga bangsawan. Ketidakakuratan lainnya adalah hubungan asmara Wallace dengan Isabella of France, istri Edward II. Film itu mengimplikasikan kalau Isabella mengandung anak Wallace. Tapi, faktanya, kedua orang ini tidak pernah bertemu. Ending film itu juga diubah, dengan Wallace ditarik secara brutal dan dipotong-potong, tidak dipenggal begitu saja.
Foto: The Guardian
Gladiator disutradarai Ridley Scott dan dibintangi Russell Crowe. Film itu memenangkan Oscar untuk kategori Film Terbaik, tapi mengambil banyak kebbeasan terhadap sosok dan peristiwa sejarahnya. Tidak heran kalau banyak ketidakakuratan di film yang sangat populer tersebut. Sekuelnya akan dirilis tahun depan dengan dibintangi Paul Mescal dan Denzel Washington.
Salah satu ketidakakuratan di film itu adalah Maximus merupakan karakter fiktif. Tapi, Kaisar Roman, Marcus Aurelius, nyata. Dia tidak dibunuh anaknya, Commodus, tapi meninggal karena terkena cacar air. Kekejaman dan penyimpangan Commodus sangat dilebih-lebihkan. Dia jelas tidak terbunuh dalam duel melawan Maximus, tapi dicekik kekasihnya saat sedang mandi.
Foto: NY Post
Disutradarai Zack Snyder dan diangkat dari buku komik, 300 berfokus pada pertarungan nyata Thermopylae yang terjadi pada 480 Sebelum Masehi antara prajurit Sparta dan pasukan Persia. Meski kalah jumlah, ada sekitar 7.400 prajurit Sparta, Thespian, dan Theban, di antara banya faksi. Di film itu, tidak hanya pada petarungnya punya perut rata yang berlebihan, tapi koreografi tarung mereka didasarkan pada seni bela diri modern Filipina.
Sementara Leonidas menyebut warga Athena sebagai ‘pacar’, catatan aslinya jelas menunjukkan kalau para akademisi Sparta suka pada kejantanan. Untuk efek dramatis, Raja Persia Xerxes diberi kualitas supranatural dan digambarkan nyaris tidak pakai baju, punya tindik di hidung, dan memakai perhiasan di seluruh badannya. Tidak heran kalau Akademi Seni Iran mengajukan keluhan resmi ke UNESCO dengan menyebut film itu sebagai serangan terhadap identitas sejarah Iran.
Foto: NPR
Argo, film thriller politik yang disutadarai, diproduseri, dan dibintangi Ben Affleck, sukses di box office dan memenangkan Oscar untuk Film Terbaik. Film itu berkisah tentang misi penyelamatan enam diploamat Amerika Serikat di Teheran yang dilakukan agen CIA Tony Mendez pada 1979. Sementara film ini mengagung-agungkan agen Amerika itu, Argo mengesampingkan peran kedutaan besar Kanada dalam misi penyelamatan tersebut.
Peran duta besar Kanada kala itu, Ken Taylor, tidak ditunjukkan ketika seluruh masalah itu disebut sebagai Canadian Caper. Selain pemerintah Kanada, film itu juga menghilangkan peran kedutaan besar Inggris dan Selandia Baru. Film itu juga mendramatisasi adegan di bandara. Sementara, Presiden Iran saat itu Abolhassan Banisadr, mengatakan, Argo tidak menunjukkan usaha kabinetnya untuk membebaskan pada diplomat tersebut.
Lihat Juga: Sinopsis Film Korea Omniscient Reader's Viewpoint dan Daftar 8 Pemainnya, Bujet Rp354 Miliar
Faktanya, sejumlah film sejarah yang populer dan memenangkan penghargaan bergengsi malah mengandung banyak ketidakakuratan. Beberapa di antaranya menyingkirkan fakta yang sebenarnya dan mengubahnya untuk membuat karakter yang ditonjolkan jadi terlihat seperti pahlawan. Film-film ini sama sekali tidak bisa dijadikan acuan untuk fakta sejarah.
Ketidakakuratan itu akhirnya menimbulkan kontroversi, tidak hanya di kalangan penonton tapi juga pemerintahan. Sejumlah pihak bahkan langsung melayangkan keluhan dan kecaman resmi terhadap film yang bukannya meluruskan tapi malah membelokkan sejarah itu. Ini amat disayangkan. Terlebih, banyak film yang dibelokkan demi memperlihatkan betapa baiknya Amerika Serikat. Apa saja film sejarah populer yang paling tidak akurat? Simak ulasannya berikut!
10. The Greatest Showman — 2017
Foto: Panhandle PBS
The Greatest Showman dibintangi Hugh Jackman. Film ini berkisah tentang PT Barnum yang meluncurkan sirkus Barnum & Bailey dari awal yang sederhana. Tontonan menawan ini sarat kemenangan dan pentingnya kemandirian serta harta diri ketika orang-orang di sirkus itu menemukan tempat mereka.
Faktanya, Barnum bukanlah orang yang baik hati seperti digambarkan di film tersebut. Dia dikenal mata duitan dan memanfaatkan peluang apa pun untuk menarik perhatian. Dia juga dikenal kejam terhadap orang-orang yang dia pekerjakan di sirkus tersebut. Film itu dianggap membuat Barmum terlihat lebih baik dari aslinya.
9. Pocahontas — 1995
Foto: Vogue France
Pocahontas adalah salah satu animasi klasik Disney yang terlalu diromantisasi. Di versi ini, Pocahontas bertemu dan jatuh cinta pada Kapten Inggris bernama John Smith, pemukim yang ingin menaklukkan dunia. Pocahontas mempertaruhkan segalanya demi menyelamatkan nyawa kapten itu dan menjaga perdamaian antara suku Algonquin-nya dan orang Inggris.
Faktanya, Pocahontas masih kecil ketika John tiba. Dia kemudian menikahi pria lain sebelum sekarat ketika masih berusia 22 tahun. Yang lebih mengejutkan lagi nama aslinya adalah Amonute. Pocahontas adalah nama panggilannya yang berarti “yang suka bermain-main” atau bahkan “anak nakal.”
8. Pearl Harbor — 2001
Foto: The Spokesman-Review
Serangan di Pearl Harbor pada 7 Desember 1941 adalah momen menyakitkan dalam sejarah Amerika. Pada 2001, Michael Bay merilis versi filmnya yang dibintangi Ben Affleck, Jennifer Garner, dan Alec Baldwin. Tapi, film ini dikenal sangat tidak akurat dan punya sedikit kaitan dengan realitas yang terjadi, kecuali serangan tersebut.
Di film, setelah selamat dari pemboman itu, pahlawan fiktif Danny dan Rafe dikirim ke Tokyo untuk mengebom kota itu. Padahal, faktanya, tidak ada yang dikirim ke sana. Film itu juga menampilkan pesawat Jepang yang menembaki warga sipil dan sebuah rumah sakit, yang mana tidak benar. Tapi, kegagalan sejarah terbesarnya adalah ketika Presiden Roosevelt berdiri dari kursi rodanya untuk membuat pidato dramatis, yang membuat orang kaget.
7. The Imitation Game — 2014
Foto: Rolling Stone
The Imitation Game berlatar pada Perang Dunia II. Film ini disutradarai Morten Tyldum dan dibintangi Benedict Cumberbatch sebagai Alan Turing, tokoh nyata ahli matematika dan pemecah kode. Dia memecahkan kode pesan intelijen Jerman untuk membantu pemerintah Inggris setelah menemukan mesin elektromekanis bernama The Christopher, yang diambil dari nama teman masa kecilnya.
Faktanya, The Christopher sebenarnya disebut Victory. Mesin itu dibuat sebagai hasil dari usaha tim dengan sejumlah mesin selama bertahun-tahun. Penemuan itu melibatkan analis kode Polandia bernama Marian Rejewski dan juga ahli matematika bernama Gordon Welchman. Dalam kehidupan nyata, Alan jauh lebih ramah dan humoris ketimbang yang digambarkan di film itu. Selain itu, tidak ada bukti konklusif kalau dia bunuh diri.
6. U-571 — 2000
Foto: MUBI
U-571 adalah film tentang kru kapal selam AS yang pada 1942 yang berusaha mencuri mesin misterius dari U-Boat Jerman pada Perang Dunia II. Film ini dipenuhi banyak ketidakuratan. Misi di film itu sepertinya diangkat dari cerita Operasi Primrose, di mana kapal selam Jerman U-110 menyerang konvoi Sekutu. Ketika kapal selam Jerman itu rusak dan naik ke permukaan, kapal Inggris HMS Bulldog menaikinya dan mengambil semua kertas coding yang bisa termasuk mesin misterius itu.
Masalahnya adalah Inggris sudah punya mesin itu pada titik tersebut, apalagi pada 1942. Negara itu juga sudah memecahkan kodenya hampir setahun sebelum latar film tersebut dan 7 bulan sebelum AS ikut perang. Banyaknya ketidakakurasian ini, termasuk tanggal, misi asli, dan kebangsaannya, sudah cukup membuat Perdana Menteri Inggris saat itu, Tony Blair, mengecam film itu di parlemen. Dia menyebutnya sebagai pelecehan terhadap Angkatan Laut Kerajaan Inggris.
5. The Last Samurai — 2003
Foto: The Hollywood Reporter
The Last Samurai disutradarai Edward Zwick. Film action epik ini berlatar pada Pemberontakan Satsuma melawan Westernisasi di Jepang pada 1877. Film ini sangat meromantisasi budaya Jepang pada umumnya dan samurai secara khusus.
Pada faktanya, tidak ada veteran Perang Sipil Amerika selama pemberontakan itu. Jadi, karakter yang diperankan Tom Cruise, Kapten Nathan Algren, benar-benar fiktif. Di waktu yang sama, ninja tidak lagi eksis. Senapan dan pistol sudah digunakan secara umum. Jadi, melibatkan pertarungan pedang di film itu benar-benar tidak akurat.
4. Braveheart — 1995
Foto: MUBI
Braveheart berkisah tentang seorang prajurit Skotlandia bernama William Wallace. Dia memipin negaranya untuk bebas dari penjajahan Inggris. Sementara dilabeli sebagai drama perang sejarah, Braveheart punya banyak ketidakakuratan. Di film, Wallae digambarkan berasal dari keluarga sederhana dan Highlander miskin.
Faktanya, para ahli sejarah mengatakan, Wallace sebenarnya lahir di tengah keluarga bangsawan. Ketidakakuratan lainnya adalah hubungan asmara Wallace dengan Isabella of France, istri Edward II. Film itu mengimplikasikan kalau Isabella mengandung anak Wallace. Tapi, faktanya, kedua orang ini tidak pernah bertemu. Ending film itu juga diubah, dengan Wallace ditarik secara brutal dan dipotong-potong, tidak dipenggal begitu saja.
3. Gladiator — 2000
Foto: The Guardian
Gladiator disutradarai Ridley Scott dan dibintangi Russell Crowe. Film itu memenangkan Oscar untuk kategori Film Terbaik, tapi mengambil banyak kebbeasan terhadap sosok dan peristiwa sejarahnya. Tidak heran kalau banyak ketidakakuratan di film yang sangat populer tersebut. Sekuelnya akan dirilis tahun depan dengan dibintangi Paul Mescal dan Denzel Washington.
Salah satu ketidakakuratan di film itu adalah Maximus merupakan karakter fiktif. Tapi, Kaisar Roman, Marcus Aurelius, nyata. Dia tidak dibunuh anaknya, Commodus, tapi meninggal karena terkena cacar air. Kekejaman dan penyimpangan Commodus sangat dilebih-lebihkan. Dia jelas tidak terbunuh dalam duel melawan Maximus, tapi dicekik kekasihnya saat sedang mandi.
2. 300 — 2006
Foto: NY Post
Disutradarai Zack Snyder dan diangkat dari buku komik, 300 berfokus pada pertarungan nyata Thermopylae yang terjadi pada 480 Sebelum Masehi antara prajurit Sparta dan pasukan Persia. Meski kalah jumlah, ada sekitar 7.400 prajurit Sparta, Thespian, dan Theban, di antara banya faksi. Di film itu, tidak hanya pada petarungnya punya perut rata yang berlebihan, tapi koreografi tarung mereka didasarkan pada seni bela diri modern Filipina.
Sementara Leonidas menyebut warga Athena sebagai ‘pacar’, catatan aslinya jelas menunjukkan kalau para akademisi Sparta suka pada kejantanan. Untuk efek dramatis, Raja Persia Xerxes diberi kualitas supranatural dan digambarkan nyaris tidak pakai baju, punya tindik di hidung, dan memakai perhiasan di seluruh badannya. Tidak heran kalau Akademi Seni Iran mengajukan keluhan resmi ke UNESCO dengan menyebut film itu sebagai serangan terhadap identitas sejarah Iran.
1. Argo — 2012
Foto: NPR
Argo, film thriller politik yang disutadarai, diproduseri, dan dibintangi Ben Affleck, sukses di box office dan memenangkan Oscar untuk Film Terbaik. Film itu berkisah tentang misi penyelamatan enam diploamat Amerika Serikat di Teheran yang dilakukan agen CIA Tony Mendez pada 1979. Sementara film ini mengagung-agungkan agen Amerika itu, Argo mengesampingkan peran kedutaan besar Kanada dalam misi penyelamatan tersebut.
Peran duta besar Kanada kala itu, Ken Taylor, tidak ditunjukkan ketika seluruh masalah itu disebut sebagai Canadian Caper. Selain pemerintah Kanada, film itu juga menghilangkan peran kedutaan besar Inggris dan Selandia Baru. Film itu juga mendramatisasi adegan di bandara. Sementara, Presiden Iran saat itu Abolhassan Banisadr, mengatakan, Argo tidak menunjukkan usaha kabinetnya untuk membebaskan pada diplomat tersebut.
Lihat Juga: Sinopsis Film Korea Omniscient Reader's Viewpoint dan Daftar 8 Pemainnya, Bujet Rp354 Miliar
(alv)