Siapakah Hajime Kashimo, Lawan Baru Sukuna di Jujutsu Kaisen?
loading...
A
A
A
Hajime Kashimo menjadi buah bibir penggemar Jujutsu Kaisen setelah maju menggantikan Satoru Gojo untuk melawan Ryomen Sukuna. Karakter ini diperkenalkan di Culling Game dengan melawan Panda dan Kinji Hakari. Tapi, dia punya sejarah panjang sebelumnya.
Setelah Satoru mati di tangan Sukuna, Hajime menjadi jawaban terbaik untuk melawan Raja Roh itu. Terlebih, Hajime penasaran pada Sukuna dan ingin segera melawannya. Makanya, dia sepakat bergabung dengan Kinji Hakari untuk ikut grupnya demi kesempatan bertarung melawan Sukuna.
Di Culling Game, Hakari berjanji kepada Hajime untuk memberikan kesempatan baginya melawan Sukuna tanpa intervensi. Makanya, begitu Hajime turun ke arena, Hakari ikut serta demi menghalangi usaha Uraume untuk turun tangan, diduga untuk memberikan senjata kepada Sukuna. Pertarungan Hajime dan Sukuna baru dimulai, tapi hype-nya sudah tinggi. Siapa sebenarnya Hajime Kashimo di Jujutsu Kaisen? Simak ulasannya berikut!
Foto: SportsKeeda
Hajime Kashimo adalah seorang penyihir Jujutsu yang hidup 400 tahun lalu. Aslinya, dia adalah seorang pria tua dengan mata dan rambut berwarna cyan. Dalam wujud aslinya, dia mengenakan haori berwarna gelap dan gaya rambut yang unik.
Berkat tubuh baru yang disediakan Kenjaku, dia bereinkarnasi dengan penampilan yang jauh lebih muda. Dalam avatar baru ini, dia mempertahankan warna mata dan rambutnya. Sementara, dia mengenakan baju putih yang sederhana.
Hajime adalah prajurit yang ditempa perang. Dia pria yang hidup dan bernapas demi ketegangan pertarungan. Dia jelas tidak puas dengan pertarungan yang dia lalui 400 tahun lalu. Dia menganggap pertarungan itu kurang menantang.
Nilai dan perspektifnya terhadap kehidupan sangat bertentangan dengan era modern. Penyihir jujutsu itu sepakat dengan syarat Kenjaku untuk ikut Culling Game terutama untuk mengamankan peluang untuk melawan Sukuna. Saat itu, Sukuna adalah musuh paling tangguh yang bisa dia harapkan.
Latar sejarah kehidupan Hajime penting untuk memahami motivasinya. Dunia penyihir jujutsu berbeda, mungkin lebih kejam, pada 400 tahun. Hajime berhasil bertahan dan berkembang di lingkungan itu.
Pada akhirnya, Hajime menemukan dirinya mencari pertarungan yang lebih menantang. Inilah yang membuatnya menyepakati ajakan Kenjaku. Kesepakatan inilah yang membangun panggung bagi keterlibatannya di peristiwa saat ini.
Foto: Pinterest
Di Jujutsu Kaisen, Hajime Kashimo dijuluki sebagai Dewa Petir. Julukan ini lebih dari sekedar julukan karena menonjolkan keahlian dan potensi besarnya dalam dunia Energi Kutukan. Chapter 237 mengungkapkan kalau Hajime bisa mengubah wujudnya.
Perubahan wujud ini berpotensi luar biasa sampai bisa mengacaukan tubuhnya. Ini membuatnya tidak bisa bertarung lagi. Makanya, dia sangat menahan diri untuk menggunakannya.
Tapi, Hajime mungkin menunggu saat atau lawan yang tepat untuk menggunakannya, seperti Sukuna. Terlebih, julukan Dewa Petir menambah lapisan menarik bagi karakternya. Ini menimbulkan pertanyaan tentang sifat kemampuannya. Dia pun jadi sosok yang mengagumkan diantisipasi di Jujutsu Kaisen.
Selain Teknik Kutukan, Hajime juga punya senjata yang dia pakai untuk bertarung. Senjata itu berupa Tongkat Nyoi, yang bisa berfungsi sebagai tongkat petir untuk mengakumulasi serangannya. Benda ini bisa mengonduksi properti listrik energi kutukan Hajime.
Karenanya, senjata ini sangat pas buat digunakan penyihir itu dalam pertarungan jarak dekat. Hajime bisanya menggunakan serangan polearm dengan taijutsu biasa. Sementara serangannya biasanya disarangkan dengan baik, Hajime juga menggunakan tongkat itu untuk mematahkan tangan dengan kasar.
Foto: Pinterest
Hajime Kashimo bukan sekadar peserta lain di Culling Game. Dia adalah pengubah permainan. Dia dengan cepat bosan pada turnamen ini, bahkan setelah mengalahkan lebih dari 40 pemain.
Motivasi utama Hajime berpartisipasi di Culling Game adalah keinginannya untuk menghadapi Sukuna, makhluk kutukan terkuat. Fokusnya terhadap Sukuna begitu intensif sampai dia mengesampingkan tujuan lain. Dia bahkan tidak memikirkan Culling Game itu sendiri.
Tekad ini menimbulkan pertanyaan tentang potensi sejarah atau alasan di balik obsesi Hajime untuk melawan Sukuna. Dengan julukan dan Teknik Kutukannya, mungkin Hajime melihat Sukuna sebagai satu-satunya lawan berharga di semesta Jujutsu Kaisen. Dia mungkin melihat Sukuna sebagai seseorang yang bisa mendorongnya ke perbatasannya.
Setelah Satoru mati di tangan Sukuna, Hajime menjadi jawaban terbaik untuk melawan Raja Roh itu. Terlebih, Hajime penasaran pada Sukuna dan ingin segera melawannya. Makanya, dia sepakat bergabung dengan Kinji Hakari untuk ikut grupnya demi kesempatan bertarung melawan Sukuna.
Di Culling Game, Hakari berjanji kepada Hajime untuk memberikan kesempatan baginya melawan Sukuna tanpa intervensi. Makanya, begitu Hajime turun ke arena, Hakari ikut serta demi menghalangi usaha Uraume untuk turun tangan, diduga untuk memberikan senjata kepada Sukuna. Pertarungan Hajime dan Sukuna baru dimulai, tapi hype-nya sudah tinggi. Siapa sebenarnya Hajime Kashimo di Jujutsu Kaisen? Simak ulasannya berikut!
1. Siapakah Hajime Kashimo di Jujutsu Kaisen?
Foto: SportsKeeda
Hajime Kashimo adalah seorang penyihir Jujutsu yang hidup 400 tahun lalu. Aslinya, dia adalah seorang pria tua dengan mata dan rambut berwarna cyan. Dalam wujud aslinya, dia mengenakan haori berwarna gelap dan gaya rambut yang unik.
Berkat tubuh baru yang disediakan Kenjaku, dia bereinkarnasi dengan penampilan yang jauh lebih muda. Dalam avatar baru ini, dia mempertahankan warna mata dan rambutnya. Sementara, dia mengenakan baju putih yang sederhana.
Hajime adalah prajurit yang ditempa perang. Dia pria yang hidup dan bernapas demi ketegangan pertarungan. Dia jelas tidak puas dengan pertarungan yang dia lalui 400 tahun lalu. Dia menganggap pertarungan itu kurang menantang.
Nilai dan perspektifnya terhadap kehidupan sangat bertentangan dengan era modern. Penyihir jujutsu itu sepakat dengan syarat Kenjaku untuk ikut Culling Game terutama untuk mengamankan peluang untuk melawan Sukuna. Saat itu, Sukuna adalah musuh paling tangguh yang bisa dia harapkan.
Latar sejarah kehidupan Hajime penting untuk memahami motivasinya. Dunia penyihir jujutsu berbeda, mungkin lebih kejam, pada 400 tahun. Hajime berhasil bertahan dan berkembang di lingkungan itu.
Pada akhirnya, Hajime menemukan dirinya mencari pertarungan yang lebih menantang. Inilah yang membuatnya menyepakati ajakan Kenjaku. Kesepakatan inilah yang membangun panggung bagi keterlibatannya di peristiwa saat ini.
2. Kekuatan dan Kemampuan Hajime Kashimo
Foto: Pinterest
Di Jujutsu Kaisen, Hajime Kashimo dijuluki sebagai Dewa Petir. Julukan ini lebih dari sekedar julukan karena menonjolkan keahlian dan potensi besarnya dalam dunia Energi Kutukan. Chapter 237 mengungkapkan kalau Hajime bisa mengubah wujudnya.
Perubahan wujud ini berpotensi luar biasa sampai bisa mengacaukan tubuhnya. Ini membuatnya tidak bisa bertarung lagi. Makanya, dia sangat menahan diri untuk menggunakannya.
Tapi, Hajime mungkin menunggu saat atau lawan yang tepat untuk menggunakannya, seperti Sukuna. Terlebih, julukan Dewa Petir menambah lapisan menarik bagi karakternya. Ini menimbulkan pertanyaan tentang sifat kemampuannya. Dia pun jadi sosok yang mengagumkan diantisipasi di Jujutsu Kaisen.
Selain Teknik Kutukan, Hajime juga punya senjata yang dia pakai untuk bertarung. Senjata itu berupa Tongkat Nyoi, yang bisa berfungsi sebagai tongkat petir untuk mengakumulasi serangannya. Benda ini bisa mengonduksi properti listrik energi kutukan Hajime.
Karenanya, senjata ini sangat pas buat digunakan penyihir itu dalam pertarungan jarak dekat. Hajime bisanya menggunakan serangan polearm dengan taijutsu biasa. Sementara serangannya biasanya disarangkan dengan baik, Hajime juga menggunakan tongkat itu untuk mematahkan tangan dengan kasar.
3. Peran Hajime Kashimo Selepas Kematian Satoru Gojo
Foto: Pinterest
Hajime Kashimo bukan sekadar peserta lain di Culling Game. Dia adalah pengubah permainan. Dia dengan cepat bosan pada turnamen ini, bahkan setelah mengalahkan lebih dari 40 pemain.
Motivasi utama Hajime berpartisipasi di Culling Game adalah keinginannya untuk menghadapi Sukuna, makhluk kutukan terkuat. Fokusnya terhadap Sukuna begitu intensif sampai dia mengesampingkan tujuan lain. Dia bahkan tidak memikirkan Culling Game itu sendiri.
Tekad ini menimbulkan pertanyaan tentang potensi sejarah atau alasan di balik obsesi Hajime untuk melawan Sukuna. Dengan julukan dan Teknik Kutukannya, mungkin Hajime melihat Sukuna sebagai satu-satunya lawan berharga di semesta Jujutsu Kaisen. Dia mungkin melihat Sukuna sebagai seseorang yang bisa mendorongnya ke perbatasannya.
(alv)