Review Film Cobweb: Teror dari Balik Dinding Rumah Tua
loading...
A
A
A
Cobweb menyajikan sajian horor tanpa memakan banyak tempat. Seluruh teror terpusat di sebuah rumah yang senyap, gelap, dan kelam. Di dalamnya tinggal sebuah keluarga yang cukup misterius.
Tidak ada teror yang lebih horor ketimbang diceritakan dari sudut pandang seorang anak yang masih lugu. Ini pula yang berusaha ditampilkan Cobweb. Film ini berfokus pada karakter utamanya, Peter, seorang bocah berusia 12 tahun.
Peter tinggal bersama kedua orang tuanya yang sangat protektif kepadanya. Di sisi lain, dia tumbuh menjadi anak yang pendiam dan dianggap aneh oleh teman-teman sekelasnya. Tak pelak, dia menjadi korban perundungan, terutama oleh Brian.
Yang tidak membantunya adalah dia sering mendengar suara ketukan dari balik dinding kamarnya. Ketika dia memberitahukan hal itu kepada orang tuanya, mereka mengabaikannya. Mereka menyuruh Peter untuk tidak terlalu memikirkannya karena itu hanya dalam imajinasinya.
Foto: Collider
Tapi, Peter yakin kalau dia tidak halu. Ketika dia dihukum di rubanah, dia menemukan sesuatu yang membuatnya bertanya-tanya tentang rahasia yang disembunyikan orang tuanya. Namun, Peter tidak menyangka kalau penemuannya itu punya konsekuensi besar.
Cobweb memulai semuanya dengan pelan, sangat pelan. Sutradaranya, Samuel Bodin, memanfaatkannya untuk membangun atmosfir teror dan ketegangan. Suara ketukan dan mesin yang ribut membuat suasana misteri yang kental. Orang akan penasaran dengan apa yang terjadi di balik dinding rumah tersebut.
Suasana rumah yang senyap dengan cahaya temaram khas film horor dan bangunan luarnya yang terlihat tua sudah menampilkan misteri tersendiri. Belum lagi sikap orang tua Peter yang aneh. Seluruh suspense dan misteri pun membuat penonton semakin penasaran dengan apa yang terjadi di dalam rumah tersebut.
Foto: Variety
Yang menarik, rumah kecil yang ditempati keluarga tersebut ternyata punya ruangan rahasia. Rubanahnya pun cukup mengerikan. Rantai panjang dan sebuah lubang misterius sudah bikin orang malas untuk masuk ke tempat tersebut.
Ketika suspense dan atmosfirnya telah dibangun, seharusnya ceritanya pun mengikutinya. Ini terjadi di awal sampai dua pertiga bagian film berdurasi 88 menit ini. Penonton dibawa hanyut dengan suasana tegangnya. Mereka sudah bersiap menantikan misteri yang akan terkuak di akhir film tersebut.
Meski tidak banyak jump scare, Cobweb membawa penonton hanyut dalam misteri yang dibangun. Sayang, menjelang klimaks hingga ending, film yang awalnya terasa sudah oke ini malah tidak memuaskan. Bangunan yang sudah kokoh itu harus dihancurkan dengan satu scene yang agak mengganggu dan mengubah sisa plotnya.
Foto: Bloody Disgusting
Ekspektasi yang dibangun untuk mendapatkan ending yang memuaskan pun runtuh. Ceritanya jadi terasa dipaksakan dan misterinya malah tidak terkuak dengan baik. Apa pun, penjelasan asal usulnya kabur dan bikin bingung. Meski begitu, mereka yang mencari keseruan menonton, film ini tetap asyik buat diikuti.
Cobweb mempunyai pembangunan plot yang bagus. Penonton dibawa hanyut ke misteri yang disajikan dan akan terus penasaran dengan apa yang terungkap. Sayang, eksekusi ending-nya yang tidak memuaskan membuat film ini terasa zonk begitu rahasianya terkuak. Apa pun yang ada di sana, di luar ekspektasi dan kentang alias kena tanggung.
Cobweb sudah mulai tayang di bioskop di seluruh Indonesia. Film ini berating Dewasa atau 17 tahun ke atas. Selamat menyaksikan!
Lihat Juga: Sinopsis Film Korea Omniscient Reader's Viewpoint dan Daftar 8 Pemainnya, Bujet Rp354 Miliar
Tidak ada teror yang lebih horor ketimbang diceritakan dari sudut pandang seorang anak yang masih lugu. Ini pula yang berusaha ditampilkan Cobweb. Film ini berfokus pada karakter utamanya, Peter, seorang bocah berusia 12 tahun.
Peter tinggal bersama kedua orang tuanya yang sangat protektif kepadanya. Di sisi lain, dia tumbuh menjadi anak yang pendiam dan dianggap aneh oleh teman-teman sekelasnya. Tak pelak, dia menjadi korban perundungan, terutama oleh Brian.
Yang tidak membantunya adalah dia sering mendengar suara ketukan dari balik dinding kamarnya. Ketika dia memberitahukan hal itu kepada orang tuanya, mereka mengabaikannya. Mereka menyuruh Peter untuk tidak terlalu memikirkannya karena itu hanya dalam imajinasinya.
Foto: Collider
Tapi, Peter yakin kalau dia tidak halu. Ketika dia dihukum di rubanah, dia menemukan sesuatu yang membuatnya bertanya-tanya tentang rahasia yang disembunyikan orang tuanya. Namun, Peter tidak menyangka kalau penemuannya itu punya konsekuensi besar.
Cobweb memulai semuanya dengan pelan, sangat pelan. Sutradaranya, Samuel Bodin, memanfaatkannya untuk membangun atmosfir teror dan ketegangan. Suara ketukan dan mesin yang ribut membuat suasana misteri yang kental. Orang akan penasaran dengan apa yang terjadi di balik dinding rumah tersebut.
Suasana rumah yang senyap dengan cahaya temaram khas film horor dan bangunan luarnya yang terlihat tua sudah menampilkan misteri tersendiri. Belum lagi sikap orang tua Peter yang aneh. Seluruh suspense dan misteri pun membuat penonton semakin penasaran dengan apa yang terjadi di dalam rumah tersebut.
Foto: Variety
Yang menarik, rumah kecil yang ditempati keluarga tersebut ternyata punya ruangan rahasia. Rubanahnya pun cukup mengerikan. Rantai panjang dan sebuah lubang misterius sudah bikin orang malas untuk masuk ke tempat tersebut.
Ketika suspense dan atmosfirnya telah dibangun, seharusnya ceritanya pun mengikutinya. Ini terjadi di awal sampai dua pertiga bagian film berdurasi 88 menit ini. Penonton dibawa hanyut dengan suasana tegangnya. Mereka sudah bersiap menantikan misteri yang akan terkuak di akhir film tersebut.
Meski tidak banyak jump scare, Cobweb membawa penonton hanyut dalam misteri yang dibangun. Sayang, menjelang klimaks hingga ending, film yang awalnya terasa sudah oke ini malah tidak memuaskan. Bangunan yang sudah kokoh itu harus dihancurkan dengan satu scene yang agak mengganggu dan mengubah sisa plotnya.
Foto: Bloody Disgusting
Ekspektasi yang dibangun untuk mendapatkan ending yang memuaskan pun runtuh. Ceritanya jadi terasa dipaksakan dan misterinya malah tidak terkuak dengan baik. Apa pun, penjelasan asal usulnya kabur dan bikin bingung. Meski begitu, mereka yang mencari keseruan menonton, film ini tetap asyik buat diikuti.
Cobweb mempunyai pembangunan plot yang bagus. Penonton dibawa hanyut ke misteri yang disajikan dan akan terus penasaran dengan apa yang terungkap. Sayang, eksekusi ending-nya yang tidak memuaskan membuat film ini terasa zonk begitu rahasianya terkuak. Apa pun yang ada di sana, di luar ekspektasi dan kentang alias kena tanggung.
Cobweb sudah mulai tayang di bioskop di seluruh Indonesia. Film ini berating Dewasa atau 17 tahun ke atas. Selamat menyaksikan!
Lihat Juga: Sinopsis Film Korea Omniscient Reader's Viewpoint dan Daftar 8 Pemainnya, Bujet Rp354 Miliar
(alv)