10 Film Mainstream Paling Jelek di Sepanjang Awal 2023
loading...
A
A
A
Sepanjang awal 2023, banyak film mainstream Hollywood yang telah tayang di bioskop Indonesia. Film-film ini mendapatkan sambutan hangat dari penonton dan menjadi bahan pembicaraan. Tapi, tidak semua film ini diterima dengan baik para kritikus.
Dari genre action, horor, sampai komedi romantis, film-film ini tentu mendapatkan tempat tersendiri di hati penggemarnya. Sejumlah film ini bahkan meraup keuntungan lumayan, meski ada juga yang menjadi bagian dari film paling rugi di sepanjang awal tahun ini. Ironisnya, mereka adalah film blockbuster dengan hype besar.
Film yang mendatangkan banyak penonton dan hype besar belum tentu dianggap bagus di mata kritikus. Banyak di antara mereka yang malah mendapatkan caci makian karena dirasa kurang di sana sini. Sejumlah film blockbuster yang tayang di Indonesia pun mendapatkan penilaian seperti itu di Rotten Tomatoes. Film mainstream apa saja yang mendapatkan rating rendah di Rotten Tomatoes? Simak ulasannya berikut!
Foto: Los Angeles Times
Fast X adalah bagian pertama dari rangkaian finale Fast and Furious. Film ini mempertemukan Dominic Toretto dengan musuh terburuknya, Dante Reyes, yang berusaha balas dendam. Tanpa beban, Dante menyiksa Dom agar merasakan apa yang pernah dia rasakan ketika Dom dkk membunuh ayahnya.
Menyajikan banyak aksi anti hukum fisika khas Fast and Furious, Fast X dinilai kurang memberikan rasa greget bagi pendatang baru. Para kritikus menilai, franchise ini harus merevisi alur cerita mereka kalau tidak ingin kehilangan penonton. Meski begitu, adegan-adegan gila tak masuk akalnya tetap dirasa memuaskan.
Foto: CNN
Transformers: Rise of the Beasts menjadi sekuel Bumblebee dan prekuel Transformers. Film ini mengisahkan tentang Optimus Prime dan kawan-kawannya yang harus menghentikan usaha Unicron untuk melahap bumi. Mereka dibantu para Maximal.
Meski punya penampilan solid dan ulasannya yang lumayan positif, Rise of Beasts dirasa kurang berani dalam menampilkan aksinya. Namun, sejumlah kritikus menilai, franchise ini mulai menampilkan arahnya. Sebagian besar dari mereka tetap menilai kalau ini adalah entri yang agak tumpul dibanding sebelumnya.
Foto: The Catholic Thing
The Pope’s Exorcist berfokus pada Romo Gabriele Amorth. Dia merupakan kepala pengusiran setan (exorcist) di Vatikan yang melawan Setan dan iblis yang merasuki manusia. Setelah menyelidiki seorang bocah yang kerasukan, dia malah menemukan konspirasi berabad-abad yang berusaha disembunyikan Vatikan.
Sejumlah kritikus menilai, The Pope’s Exorcist tidak memberi nilai tambahan apa pun pada genre horor. Film ini sangat standar. Satu-satunya yang menyelamatkan film ini adalah penampilan kelas bintang wahid Russell Crowe.
Foto: The Hollywood Reporter
Shazam! Fury of the Gods meneruskan kisah Billy Batson dan keluarganya yang mendapatkan kekuatan untuk berubah menjadi superhero. Kali ini, mereka berhadapan dengan tiga anak dewa yang berusaha menguasai dunia. Kekompakan mereka diuji di sini.
Meski tetap kocak, film ini tidak mendapatkan respons yang lebih baik. Film ini dirasa kurang memuaskan dan kurang fokus. Kekocakan dan kekonyolan yang banyak terjadi di film inilah yang masih membuat film ini selamat. Film ini juga menjadi salah satu film paling rugi tahun ini karena gagal meraup keuntungan besar.
Foto: Men’s Health
Ant-Man and the Wasp: Quantumania memperkenalkan Kang the Conqueror sebagai penjahat utama di Multiverse Saga. Ant-Man dan teman-temannya pergi ke Dunia Kuantum dan menghadapi Kang. Masa lalu Janet van Dyne pun mulai terurai di sana.
Digadang-gadang sebagai pembuka Fase 5 sekaligus Multiverse Saga, seri ketiga Ant-Man ini dirasa mengecewakan. Film ini terasa seperti petualangan keluarga dan kacau. Di Rotten Tomatoes, film ini menjadi entri terburuk MCU. Bahkan, hanya selisih 1 poin untuk menjungkalkan Eternals sebagai film paling jelek di franchise itu. Ant-Man 3 ini juga membuat Marvel rugi karena gagal mencapai break-even point.
Foto: Deadline
Kandahar berkisah tentang seorang agen CIA yang ditugaskan untuk menghancurkan reaktor nuklir Iran. Meski berhasil menjalankan tugasnya, keluar dari Timur Tengah bukanlah hal mudah. Dia dan penerjemahnya harus berusaha pergi ke titik penjemputan di tengah buruan para teroris.
Meski menampilkan Gerald Butler, film ini gagal memberikan kesan kuat kepada kritikus. Bagi mereka, film ini bahkan sulit ditonton. Aksinya kurang momentum dan dramanya pun terlihat terlalu dibuat-buat.
Foto: The New York Times
Insidious: Red Door disebut sebagai pamungkas seri horor ini. Film ini meneruskan kisah Josh yang harus melepas anak sulungnya, Dalton, untuk kuliah. Dia mengira kepergian Dalton sekaligus menyelesaikan teror yang selama ini mengejar dirinya dan anaknya itu. Tapi, ternyata tidak.
Sebagai pamungkas, banyak harapan tinggi pada film ini. Tapi, faktanya, kritikus tidak puas dengan hasilnya. Mereka merasa film itu punya kesimpulan yang mengecewakan. Tomatometer memberikan skor 38% untuk film ini.
Foto: Chicago Sun Times
Film 65 dipasarkan sebagai sebuah campuran sci-fi, action, dan horor. Film ini berkisah tentang seorang pilot planet di luar galaksi yang terdampar di bumi yang dihuni dinosaurus. Bersama seorang gadis yang selamat dari kecelakaan pesawat mereka, kedua orang itu harus berusaha keluar dari planet ini sebelum bencana melanda.
Sayangnya, film ini dirasa kurang asyik dan tidak menginspirasi. Apa yang disajikan di film ini sudah ada di film lain dengan nama dan karakter berbeda. Konsensus di Rotten Tomatoes menyebut film itu mengacaukan Adam Driver dengan membuatnya melawan dinosaurus dan 65 mendekati nol.
Foto: Los Angeles Times
Hypnotic dipasarkan sebagai sebuah thriller baru yang bakal bikin penontonnya penasaran. Disutradarai Robert Rodriguez dan dibintangi Ben Affleck, film ini berkisah tentang sekelompok orang yang punya kemampuan mengendalikan orang lain lewat pikiran. Film ini terasa punya vibe ala Inception dengan hasil yang berbeda.
Kritikus tidak menyukai film ini. Bahkan, film ini menjadi salah satu film terjeblok di sepanjang karier Ben Affleck. Tak hanya tidak disukai kritikus, film ini pun tak terdengar gaung promosinya. Selain menjadi salah satu film paling jelek, Hypnotic juga merupakan salah satu film paling rugi di awal 2023.
Foto: Glamour
Love Again mengisahkan tentang Mira yang berkabung atas kematian tunangannya. Dia kemudian pesan cinta ke nomor lama cowok itu. Dia tidak tahu kalau nomor itu sudah dipakai Rob, seorang wartawan ganteng yang sedang membuat profil Celine Dion. Celine kemudian menjadi mak comblang buat Rob dan Mira.
Kritikus tidak bisa menyukai Love Again. Film itu dinilai sudah ketinggalan zaman dengan menampilkan klise komedi romantis ala 90-an. Tomatometer memberikan skor 24% pada film itu. Kritikus menyebut dialog komedi film itu basi dan garing. Sementara, ada juga yang menyebut kalau film itu punya plot level Hallmark.
Dari genre action, horor, sampai komedi romantis, film-film ini tentu mendapatkan tempat tersendiri di hati penggemarnya. Sejumlah film ini bahkan meraup keuntungan lumayan, meski ada juga yang menjadi bagian dari film paling rugi di sepanjang awal tahun ini. Ironisnya, mereka adalah film blockbuster dengan hype besar.
Film yang mendatangkan banyak penonton dan hype besar belum tentu dianggap bagus di mata kritikus. Banyak di antara mereka yang malah mendapatkan caci makian karena dirasa kurang di sana sini. Sejumlah film blockbuster yang tayang di Indonesia pun mendapatkan penilaian seperti itu di Rotten Tomatoes. Film mainstream apa saja yang mendapatkan rating rendah di Rotten Tomatoes? Simak ulasannya berikut!
10. Fast X — 57%
Foto: Los Angeles Times
Fast X adalah bagian pertama dari rangkaian finale Fast and Furious. Film ini mempertemukan Dominic Toretto dengan musuh terburuknya, Dante Reyes, yang berusaha balas dendam. Tanpa beban, Dante menyiksa Dom agar merasakan apa yang pernah dia rasakan ketika Dom dkk membunuh ayahnya.
Menyajikan banyak aksi anti hukum fisika khas Fast and Furious, Fast X dinilai kurang memberikan rasa greget bagi pendatang baru. Para kritikus menilai, franchise ini harus merevisi alur cerita mereka kalau tidak ingin kehilangan penonton. Meski begitu, adegan-adegan gila tak masuk akalnya tetap dirasa memuaskan.
9. Transformers: Rise of the Beasts — 52%
Foto: CNN
Transformers: Rise of the Beasts menjadi sekuel Bumblebee dan prekuel Transformers. Film ini mengisahkan tentang Optimus Prime dan kawan-kawannya yang harus menghentikan usaha Unicron untuk melahap bumi. Mereka dibantu para Maximal.
Meski punya penampilan solid dan ulasannya yang lumayan positif, Rise of Beasts dirasa kurang berani dalam menampilkan aksinya. Namun, sejumlah kritikus menilai, franchise ini mulai menampilkan arahnya. Sebagian besar dari mereka tetap menilai kalau ini adalah entri yang agak tumpul dibanding sebelumnya.
8. The Pope’s Exorcist — 49%
Foto: The Catholic Thing
The Pope’s Exorcist berfokus pada Romo Gabriele Amorth. Dia merupakan kepala pengusiran setan (exorcist) di Vatikan yang melawan Setan dan iblis yang merasuki manusia. Setelah menyelidiki seorang bocah yang kerasukan, dia malah menemukan konspirasi berabad-abad yang berusaha disembunyikan Vatikan.
Sejumlah kritikus menilai, The Pope’s Exorcist tidak memberi nilai tambahan apa pun pada genre horor. Film ini sangat standar. Satu-satunya yang menyelamatkan film ini adalah penampilan kelas bintang wahid Russell Crowe.
7. Shazam! Fury of the Gods — 49%
Foto: The Hollywood Reporter
Shazam! Fury of the Gods meneruskan kisah Billy Batson dan keluarganya yang mendapatkan kekuatan untuk berubah menjadi superhero. Kali ini, mereka berhadapan dengan tiga anak dewa yang berusaha menguasai dunia. Kekompakan mereka diuji di sini.
Meski tetap kocak, film ini tidak mendapatkan respons yang lebih baik. Film ini dirasa kurang memuaskan dan kurang fokus. Kekocakan dan kekonyolan yang banyak terjadi di film inilah yang masih membuat film ini selamat. Film ini juga menjadi salah satu film paling rugi tahun ini karena gagal meraup keuntungan besar.
6. Ant-Man and the Wasp: Quantumania — 46%
Foto: Men’s Health
Ant-Man and the Wasp: Quantumania memperkenalkan Kang the Conqueror sebagai penjahat utama di Multiverse Saga. Ant-Man dan teman-temannya pergi ke Dunia Kuantum dan menghadapi Kang. Masa lalu Janet van Dyne pun mulai terurai di sana.
Digadang-gadang sebagai pembuka Fase 5 sekaligus Multiverse Saga, seri ketiga Ant-Man ini dirasa mengecewakan. Film ini terasa seperti petualangan keluarga dan kacau. Di Rotten Tomatoes, film ini menjadi entri terburuk MCU. Bahkan, hanya selisih 1 poin untuk menjungkalkan Eternals sebagai film paling jelek di franchise itu. Ant-Man 3 ini juga membuat Marvel rugi karena gagal mencapai break-even point.
5. Kandahar — 46%
Foto: Deadline
Kandahar berkisah tentang seorang agen CIA yang ditugaskan untuk menghancurkan reaktor nuklir Iran. Meski berhasil menjalankan tugasnya, keluar dari Timur Tengah bukanlah hal mudah. Dia dan penerjemahnya harus berusaha pergi ke titik penjemputan di tengah buruan para teroris.
Meski menampilkan Gerald Butler, film ini gagal memberikan kesan kuat kepada kritikus. Bagi mereka, film ini bahkan sulit ditonton. Aksinya kurang momentum dan dramanya pun terlihat terlalu dibuat-buat.
4. Insidious: Red Door — 38%
Foto: The New York Times
Insidious: Red Door disebut sebagai pamungkas seri horor ini. Film ini meneruskan kisah Josh yang harus melepas anak sulungnya, Dalton, untuk kuliah. Dia mengira kepergian Dalton sekaligus menyelesaikan teror yang selama ini mengejar dirinya dan anaknya itu. Tapi, ternyata tidak.
Sebagai pamungkas, banyak harapan tinggi pada film ini. Tapi, faktanya, kritikus tidak puas dengan hasilnya. Mereka merasa film itu punya kesimpulan yang mengecewakan. Tomatometer memberikan skor 38% untuk film ini.
3. 65 — 35%
Foto: Chicago Sun Times
Film 65 dipasarkan sebagai sebuah campuran sci-fi, action, dan horor. Film ini berkisah tentang seorang pilot planet di luar galaksi yang terdampar di bumi yang dihuni dinosaurus. Bersama seorang gadis yang selamat dari kecelakaan pesawat mereka, kedua orang itu harus berusaha keluar dari planet ini sebelum bencana melanda.
Sayangnya, film ini dirasa kurang asyik dan tidak menginspirasi. Apa yang disajikan di film ini sudah ada di film lain dengan nama dan karakter berbeda. Konsensus di Rotten Tomatoes menyebut film itu mengacaukan Adam Driver dengan membuatnya melawan dinosaurus dan 65 mendekati nol.
2. Hypnotic — 34%
Foto: Los Angeles Times
Hypnotic dipasarkan sebagai sebuah thriller baru yang bakal bikin penontonnya penasaran. Disutradarai Robert Rodriguez dan dibintangi Ben Affleck, film ini berkisah tentang sekelompok orang yang punya kemampuan mengendalikan orang lain lewat pikiran. Film ini terasa punya vibe ala Inception dengan hasil yang berbeda.
Kritikus tidak menyukai film ini. Bahkan, film ini menjadi salah satu film terjeblok di sepanjang karier Ben Affleck. Tak hanya tidak disukai kritikus, film ini pun tak terdengar gaung promosinya. Selain menjadi salah satu film paling jelek, Hypnotic juga merupakan salah satu film paling rugi di awal 2023.
1. Love Again — 23%
Foto: Glamour
Love Again mengisahkan tentang Mira yang berkabung atas kematian tunangannya. Dia kemudian pesan cinta ke nomor lama cowok itu. Dia tidak tahu kalau nomor itu sudah dipakai Rob, seorang wartawan ganteng yang sedang membuat profil Celine Dion. Celine kemudian menjadi mak comblang buat Rob dan Mira.
Kritikus tidak bisa menyukai Love Again. Film itu dinilai sudah ketinggalan zaman dengan menampilkan klise komedi romantis ala 90-an. Tomatometer memberikan skor 24% pada film itu. Kritikus menyebut dialog komedi film itu basi dan garing. Sementara, ada juga yang menyebut kalau film itu punya plot level Hallmark.
(alv)