Mengapa Fast and Furious Ogah Mematikan Karakter Secara Permanen?
loading...
A
A
A
Di sepanjang 20 tahun perjalanannya di dunia sinema, Fast and Furious telah menyuguhkan aksi-aksi luar biasa di layar. Mereka juga memperkenalkan sederet karakter menarik yang disukai penggemar. Tapi, perjalanan karakter-karakter itu tidak selamanya berjalan mulus.
Peringatan: Mengandung Spoiler Film Fast X!
Film terbarunya, Fast X, mungkin menampilkan kematian penting. Tapi, kembalinya Gal Gadot sebagai Gisele adalah contoh terakhir bagaimana Fast and Furious menolak untuk benar-benar membunuh karakternya. Kembalinya Gisele menambah nama dalam daftar karakter Fast and Furious yang mati lalu hidup lagi.
Setelah Fast Five mempersatukan aktor dari semua film sebelumnya di Fast and Furious untuk melakukan perampokan, film setelah selalu menampilkan cast lebih besar dari sebelumnya. Tidak hanya Fast and Furious selalu memperkenalkan karakter baru, saga itu juga menolak untuk benar-benar membunuh karakter pentingnya. Fast X nyaris melanggar tradisi itu dengan sepertinya membunuh Jakob Toretto, tapi, kembalinya Gisele berarti kalau saga ini belum berhenti merevisi kematian. Mengapa Fast and Furious ogah membunuh karakternya secara permanen? Mengutip Screen Rant, berikut ulasannya!
Foto: Den of Geek
Karakter pertama yang mati di franchise itu dan dibangkitkan lagi adalah Han. Meskipun, kematian Han awalnya tidak direvisi. Alih-alih, Fast & Furious (2009), yang dirilis setelah The Fast and The Furious: Tokyo Drift, terjadi sebelum peristiwa di film ketiga.
Tipuan yang sama juga digunakan di Fast Five dan Fast and Furious 6. Kedua film itu menampilkan Han sebelum dia mati di Tokyo Drift. Revisi kematian sebenarnya pertama terjadi di Fast Five, yang mengungkap kalau Letty tidak benar-benar mati di Fast & Furious.
Han adalah tokoh utama Tokyo Drift. Kembalinya Han di dua film selanjutnya hanya membuat kematiannya di Fast & Furious 6 jadi lebih tragis. Klaim agar Fast and Furious membawa keadilan untuk Han jadi intensif setelah Deckard Shaw, yang direvisi sebagai pembunuh Han, bertobat dan bergabung dengan keluarga Dominic Toretto.
Setelah bertahun-tahun kampanye Keadilan untuk Han, F9 merevisi Tokyo Drift sekali lagi dan mengungkap kalau Han tidak pernah mati. Sekarang, Gal Gadot kembali sebagai Gisele di Fast X, yang artinya, kematian Gisele di Fast & Furious 6 tidak pernah terjadi. Pokoknya, tidak satu pun dari tiga kematian besar di Fast and Furious ini benar-benar terjadi.
Foto: Entertainment Tonight
Fast and Furious sudah ada sejak 2001 lewat The Fast and the Furious. Tapi, saga-nya baru menemukan jalannya pada 2009 di Fast and Furious 4. Di fim itu, Vin Diesel kembali sebagai Dominic Toretto dan Paul Walker sebagai Brian O’Conner.
Revisi lini masa Tokyo Drift mencontohkan bagaimana Fast and Furious butuh waktu untuk menemukan nadanya dan memperlihatkan kembalinya Han akan terjadi. Dimulai dengan Fast Five, saga itu menjadi reuni karakter kesukaan penggemar dari semua film sebelumnya dan Han harus menjadi bagiannya. Fast and Furious menggarisbawahi kekuatan nostalgia yang membuat kembalinya Han di F9 sebagai titik jual.
Sementara kematian Letty menjadi kekuatan pendorong cerita Fast & Furious, kembalinya Letty menambah tema keluarga. Meme keluarga Fast and Furious diambil dari Fast & Furious 6. Di situ, Dominic Toretto berusaha membuktikan kepada Owen Shaw kalau keluarga lebih berharga ketimbang kru.
Michelle Rodriguez telah menjadi bagian saga sejak awal sebagai Letty. Keluarga Dom tidak akan pernah lengkap tanpa Letty. Akhirnya, kembalinya Gisele di Fast X mengemukakan kekuatan Fast & Furious dalam membawa nama besar seperti Gal Gadot, yang sekarang jauh lebih populer ketimbang ketika dia meninggalkan franchise itu.
Foto: IGN
Fast X adalah awal dari akhir saga Fast and Furious. Awalnya, diumumkan kalau Fast X dan Fast and Furious 11 akan menyelesaikan saga itu. Tapi, baru-baru ini, Vin Diesel menyinggung potensi adanya Fast and Furious 12.
Tapi, Fast X bisa disebut sebagai Avengers: Infinity War-nya Fast Saga, artinya finale aslinya diperkirakan menjadi film terbesar di franchise ini. Fast and Furious tumbuh di atas para pemerannya. Makanya, membawa kembali sebanyak mungkin karakter di Fast X bisa membantu Fast X Part 2 mencapai skala yang diperlukan.
Finale Fast and Furious bisa lebih menghibur kalau karakter seperti Han, Deckard Shaw, Gisele, dan Luke Hobbs terlibat. Meskipun, itu artinya mengabaikan kematian mereka. Kematian asli tragis Paul Walker juga membantu mengapa Fast and Furious menghindari berpamitan kepada karakter aslinya.
Di Fast X, Jakob Toretto mati setelah mengorbankan dirinya demi melindungi anak Dom. Ending menggantung Fast X tidak memberi ruang bagi film itu untuk berduka cita bagi Jakob dan mayatnya tidak pernah terlihat. Jawaban apakah Jakob benar-benar mati di Fast X mungkin menjadi peluang akhir Fast and Furious untuk punya kematian yang permanen.
Lihat Juga: Sinopsis Film Korea Omniscient Reader's Viewpoint dan Daftar 8 Pemainnya, Bujet Rp354 Miliar
Peringatan: Mengandung Spoiler Film Fast X!
Film terbarunya, Fast X, mungkin menampilkan kematian penting. Tapi, kembalinya Gal Gadot sebagai Gisele adalah contoh terakhir bagaimana Fast and Furious menolak untuk benar-benar membunuh karakternya. Kembalinya Gisele menambah nama dalam daftar karakter Fast and Furious yang mati lalu hidup lagi.
Setelah Fast Five mempersatukan aktor dari semua film sebelumnya di Fast and Furious untuk melakukan perampokan, film setelah selalu menampilkan cast lebih besar dari sebelumnya. Tidak hanya Fast and Furious selalu memperkenalkan karakter baru, saga itu juga menolak untuk benar-benar membunuh karakter pentingnya. Fast X nyaris melanggar tradisi itu dengan sepertinya membunuh Jakob Toretto, tapi, kembalinya Gisele berarti kalau saga ini belum berhenti merevisi kematian. Mengapa Fast and Furious ogah membunuh karakternya secara permanen? Mengutip Screen Rant, berikut ulasannya!
1. Film Fast and Furious Suka Membangkitkan Karakter dari Kematian
Foto: Den of Geek
Karakter pertama yang mati di franchise itu dan dibangkitkan lagi adalah Han. Meskipun, kematian Han awalnya tidak direvisi. Alih-alih, Fast & Furious (2009), yang dirilis setelah The Fast and The Furious: Tokyo Drift, terjadi sebelum peristiwa di film ketiga.
Tipuan yang sama juga digunakan di Fast Five dan Fast and Furious 6. Kedua film itu menampilkan Han sebelum dia mati di Tokyo Drift. Revisi kematian sebenarnya pertama terjadi di Fast Five, yang mengungkap kalau Letty tidak benar-benar mati di Fast & Furious.
Han adalah tokoh utama Tokyo Drift. Kembalinya Han di dua film selanjutnya hanya membuat kematiannya di Fast & Furious 6 jadi lebih tragis. Klaim agar Fast and Furious membawa keadilan untuk Han jadi intensif setelah Deckard Shaw, yang direvisi sebagai pembunuh Han, bertobat dan bergabung dengan keluarga Dominic Toretto.
Setelah bertahun-tahun kampanye Keadilan untuk Han, F9 merevisi Tokyo Drift sekali lagi dan mengungkap kalau Han tidak pernah mati. Sekarang, Gal Gadot kembali sebagai Gisele di Fast X, yang artinya, kematian Gisele di Fast & Furious 6 tidak pernah terjadi. Pokoknya, tidak satu pun dari tiga kematian besar di Fast and Furious ini benar-benar terjadi.
2. Membangkitkan Karakter Memberikan Kekuatan Lebih
Foto: Entertainment Tonight
Fast and Furious sudah ada sejak 2001 lewat The Fast and the Furious. Tapi, saga-nya baru menemukan jalannya pada 2009 di Fast and Furious 4. Di fim itu, Vin Diesel kembali sebagai Dominic Toretto dan Paul Walker sebagai Brian O’Conner.
Revisi lini masa Tokyo Drift mencontohkan bagaimana Fast and Furious butuh waktu untuk menemukan nadanya dan memperlihatkan kembalinya Han akan terjadi. Dimulai dengan Fast Five, saga itu menjadi reuni karakter kesukaan penggemar dari semua film sebelumnya dan Han harus menjadi bagiannya. Fast and Furious menggarisbawahi kekuatan nostalgia yang membuat kembalinya Han di F9 sebagai titik jual.
Sementara kematian Letty menjadi kekuatan pendorong cerita Fast & Furious, kembalinya Letty menambah tema keluarga. Meme keluarga Fast and Furious diambil dari Fast & Furious 6. Di situ, Dominic Toretto berusaha membuktikan kepada Owen Shaw kalau keluarga lebih berharga ketimbang kru.
Michelle Rodriguez telah menjadi bagian saga sejak awal sebagai Letty. Keluarga Dom tidak akan pernah lengkap tanpa Letty. Akhirnya, kembalinya Gisele di Fast X mengemukakan kekuatan Fast & Furious dalam membawa nama besar seperti Gal Gadot, yang sekarang jauh lebih populer ketimbang ketika dia meninggalkan franchise itu.
3. Mengapa Tren Kematian Fast and Furious Berlanjut di Fast X?
Foto: IGN
Fast X adalah awal dari akhir saga Fast and Furious. Awalnya, diumumkan kalau Fast X dan Fast and Furious 11 akan menyelesaikan saga itu. Tapi, baru-baru ini, Vin Diesel menyinggung potensi adanya Fast and Furious 12.
Tapi, Fast X bisa disebut sebagai Avengers: Infinity War-nya Fast Saga, artinya finale aslinya diperkirakan menjadi film terbesar di franchise ini. Fast and Furious tumbuh di atas para pemerannya. Makanya, membawa kembali sebanyak mungkin karakter di Fast X bisa membantu Fast X Part 2 mencapai skala yang diperlukan.
Finale Fast and Furious bisa lebih menghibur kalau karakter seperti Han, Deckard Shaw, Gisele, dan Luke Hobbs terlibat. Meskipun, itu artinya mengabaikan kematian mereka. Kematian asli tragis Paul Walker juga membantu mengapa Fast and Furious menghindari berpamitan kepada karakter aslinya.
Di Fast X, Jakob Toretto mati setelah mengorbankan dirinya demi melindungi anak Dom. Ending menggantung Fast X tidak memberi ruang bagi film itu untuk berduka cita bagi Jakob dan mayatnya tidak pernah terlihat. Jawaban apakah Jakob benar-benar mati di Fast X mungkin menjadi peluang akhir Fast and Furious untuk punya kematian yang permanen.
Lihat Juga: Sinopsis Film Korea Omniscient Reader's Viewpoint dan Daftar 8 Pemainnya, Bujet Rp354 Miliar
(alv)