CERMIN: Seorang Ibu, Penembak Runduk, dan Jennifer Lopez
loading...
A
A
A
JAKARTA - Tahun 1997. Jennifer Lopez dipersatukan dengan dua aktor tangguh Hollywood, Sean Penn dan Nick Nolte, oleh Oliver Stone dalam film U Turn. Dan saya tahu setelahnya seorang bintang telah lahir.
Sayangnya memang beberapa tahun kemudian, Jennifer juga mencoba merambah ke dunia tarik suara. Sehingga membuat kita sejenak lupa bahwa sesungguhnya ia punya bakat akting yang cukup.
Hingga pada 2019, kita seperti melihat Jennifer terlahir kembali sebagai seorang aktris tangguh berkat perannya (yang justru bukan peran utama) dalam Hustlers. Kecemerlangan Jennifer justru membuat bintang utama film tersebut, Constance Wu, tenggelam di bawah bayang-bayangnya.
Dalam usianya yang semakin matang, Jennifer tampak lebih berani mengambil peran-peran yang menantang dan berbeda. Setelah Hustlersyang memberinya peluang menjadi penari telanjang, dalam The Motherkita melihatnya beraksi sebagai seorang ibu sekaligus penembak runduk (sniper).
Foto: Netflix
Susah membayangkan Jennifer tampil tangguh dalam film aksi? Coba saksikan The Motheryang tayang di Netflix. Dalam film besutan Niki Caro tersebut, Jennifer tak hanya berakting, ia juga berlari, berkelahi hingga kebut-kebutan mengendarai motor dan mobil. Niki sebelumnya kita kenal dengan sejumlah film yang mendudukkan perempuan sebagai sentral cerita seperti Whale Rider(2002) dan North Country (2005). Bersama Jennifer, keduanya bahu membahu menyajikan salah satu film paling menghibur tahun ini.
The Motherberangkat dari premis sederhana: jika anakmu kelak dijadikan tameng oleh musuh-musuhmu, apa yang akan kamu lakukan? Meski berangkat dari skenario yang tak memberi nilai tambah bagi film-film aksi sejenis, toh di tangan Niki, premis ini masih bisa bekerja efektif.
Sosok ibu mati-matian menjaga Zoe bahkan sebelum ia dilahirkan. Ibu bahkan harus melahirkan secara darurat ketika perutnya ditikam oleh salah satu musuhnya, Adrian (diperankan dengan generik oleh Joseph Fiennes). Zoe adalah berkah yang tak bisa dimiliki oleh Ibu selama musuh-musuhnya masih hidup.
Lalu 12 tahun berselang, kita menyaksikan Zoe bertumbuh dewasa. Ibu selalu mengikuti perkembangannya dari tahun ke tahun via William, agen FBI yang pernah diselamatkan olehnya. Ibu mana yang sanggup hidup menjauh dari darah dagingnya sendiri jika ia tak ditempa oleh kerasnya hidup? Ibu mana yang sanggup mengikhlaskan darah dagingnya yang masih merah diambil oleh negara agar ia bisa tumbuh dengan aman?
Foto: Netflix
Tapi Ibu selalu tahu bahwa Zoe tak akan pernah menjalani hidupnya dengan aman selama musuh-musuhnya masih hidup. Selain Adrian, masih ada Hector (Gael Garcia Bernal dengan sedikit sekali waktu tampil) yang terus memburunya.
Dua musuh yang juga menjadi salah satu dari ayah Zoe. Dua musuh yang terus menerus akan menjadikan hidup Zoe bak di neraka. Dan dua musuh ini yang perlu dilenyapkan dari muka bumi sebagai harga agar Zoe bisa menjalani kehidupannya tanpa ancaman.
The Motherpun terus mengalir lancar selama 116 menit dengan lansekap mengagumkan dari gunung berselimut salju, kota Havana yang selalu tampak cokelat berkeringat dan kota kecil tempat Zoe bermukim bersama orang tua angkatnya. Di tengah desing peluru dan ancaman sewaktu-waktu, Ibu mencoba mengajarkan Zoe cara bertahan hidup.
Zoe yang awalnya membenci ibu kandungnya itu tak pernah mengerti alasan mengapa ia harus hidup dalam pelarian dan bersembunyi dari kejaran banyak orang. Hingga Jons, salah satu teman paling setia Ibu, memberitahunya dalam cara paling mudah dimengerti anak seusianya.
“Perempuan seperti ibumu itu tak perlu dilihat dari perkataannya, tapi lihat apa yang ia lakukan untukmu”. Dan kita tahu sepanjang film, Ibu akan melakukan apa pun untuk Zoe.
Foto: Netflix
Dalam kombinasi yang aneh dan mungkin unik, The Motheradalah film aksi sekaligus film keluarga. Film ini bukan cuma tentang cara bertahan hidup, juga tentang bagaimana memperlihatkan besarnya cinta kepada darah dagingmu melalui perbuatanmu. Sebagai ayah dari dua anak perempuan, tentu saja saya terkoneksi dengan apa yang dilakukan oleh Ibu.
Juga sesungguhnya menjadi kombinasi yang aneh dan unik melihat Jennifer Lopez dalam satu paket sebagai ibu dan seorang petarung. Kita tahu bahwa seorang ibu adalah petarung sejati untuk kebahagiaan anak-anaknya.
Namun dalam The Mother, pertarungan sejati itu diperlihatkan secara literal agar kita masih meyakini bahwa kasih ibu akan terus sepanjang jalan.
THE MOTHER
Produser: Marc Evans, Elaine Goldsmith-Thomas, Misha Green, Roy Lee, Jennifer Lopez, Benny Medina, Miri Yoon
Penulis Skenario: Misha Green, Andrea Berloff, Peter Craig
Sutradara: Niki Caro
Pemain: Jennifer Lopez, Lucy Paez, Omari Hardwick
Ichwan Persada
Sutradara/produser/penulis skenario, pernah menjadi dosen di Universitas Padjajaran dan SAE Institute, bisa dikontak via Instagram @ichwanpersada
Sayangnya memang beberapa tahun kemudian, Jennifer juga mencoba merambah ke dunia tarik suara. Sehingga membuat kita sejenak lupa bahwa sesungguhnya ia punya bakat akting yang cukup.
Hingga pada 2019, kita seperti melihat Jennifer terlahir kembali sebagai seorang aktris tangguh berkat perannya (yang justru bukan peran utama) dalam Hustlers. Kecemerlangan Jennifer justru membuat bintang utama film tersebut, Constance Wu, tenggelam di bawah bayang-bayangnya.
Dalam usianya yang semakin matang, Jennifer tampak lebih berani mengambil peran-peran yang menantang dan berbeda. Setelah Hustlersyang memberinya peluang menjadi penari telanjang, dalam The Motherkita melihatnya beraksi sebagai seorang ibu sekaligus penembak runduk (sniper).
Foto: Netflix
Susah membayangkan Jennifer tampil tangguh dalam film aksi? Coba saksikan The Motheryang tayang di Netflix. Dalam film besutan Niki Caro tersebut, Jennifer tak hanya berakting, ia juga berlari, berkelahi hingga kebut-kebutan mengendarai motor dan mobil. Niki sebelumnya kita kenal dengan sejumlah film yang mendudukkan perempuan sebagai sentral cerita seperti Whale Rider(2002) dan North Country (2005). Bersama Jennifer, keduanya bahu membahu menyajikan salah satu film paling menghibur tahun ini.
The Motherberangkat dari premis sederhana: jika anakmu kelak dijadikan tameng oleh musuh-musuhmu, apa yang akan kamu lakukan? Meski berangkat dari skenario yang tak memberi nilai tambah bagi film-film aksi sejenis, toh di tangan Niki, premis ini masih bisa bekerja efektif.
Sosok ibu mati-matian menjaga Zoe bahkan sebelum ia dilahirkan. Ibu bahkan harus melahirkan secara darurat ketika perutnya ditikam oleh salah satu musuhnya, Adrian (diperankan dengan generik oleh Joseph Fiennes). Zoe adalah berkah yang tak bisa dimiliki oleh Ibu selama musuh-musuhnya masih hidup.
Lalu 12 tahun berselang, kita menyaksikan Zoe bertumbuh dewasa. Ibu selalu mengikuti perkembangannya dari tahun ke tahun via William, agen FBI yang pernah diselamatkan olehnya. Ibu mana yang sanggup hidup menjauh dari darah dagingnya sendiri jika ia tak ditempa oleh kerasnya hidup? Ibu mana yang sanggup mengikhlaskan darah dagingnya yang masih merah diambil oleh negara agar ia bisa tumbuh dengan aman?
Foto: Netflix
Tapi Ibu selalu tahu bahwa Zoe tak akan pernah menjalani hidupnya dengan aman selama musuh-musuhnya masih hidup. Selain Adrian, masih ada Hector (Gael Garcia Bernal dengan sedikit sekali waktu tampil) yang terus memburunya.
Dua musuh yang juga menjadi salah satu dari ayah Zoe. Dua musuh yang terus menerus akan menjadikan hidup Zoe bak di neraka. Dan dua musuh ini yang perlu dilenyapkan dari muka bumi sebagai harga agar Zoe bisa menjalani kehidupannya tanpa ancaman.
The Motherpun terus mengalir lancar selama 116 menit dengan lansekap mengagumkan dari gunung berselimut salju, kota Havana yang selalu tampak cokelat berkeringat dan kota kecil tempat Zoe bermukim bersama orang tua angkatnya. Di tengah desing peluru dan ancaman sewaktu-waktu, Ibu mencoba mengajarkan Zoe cara bertahan hidup.
Zoe yang awalnya membenci ibu kandungnya itu tak pernah mengerti alasan mengapa ia harus hidup dalam pelarian dan bersembunyi dari kejaran banyak orang. Hingga Jons, salah satu teman paling setia Ibu, memberitahunya dalam cara paling mudah dimengerti anak seusianya.
“Perempuan seperti ibumu itu tak perlu dilihat dari perkataannya, tapi lihat apa yang ia lakukan untukmu”. Dan kita tahu sepanjang film, Ibu akan melakukan apa pun untuk Zoe.
Foto: Netflix
Dalam kombinasi yang aneh dan mungkin unik, The Motheradalah film aksi sekaligus film keluarga. Film ini bukan cuma tentang cara bertahan hidup, juga tentang bagaimana memperlihatkan besarnya cinta kepada darah dagingmu melalui perbuatanmu. Sebagai ayah dari dua anak perempuan, tentu saja saya terkoneksi dengan apa yang dilakukan oleh Ibu.
Juga sesungguhnya menjadi kombinasi yang aneh dan unik melihat Jennifer Lopez dalam satu paket sebagai ibu dan seorang petarung. Kita tahu bahwa seorang ibu adalah petarung sejati untuk kebahagiaan anak-anaknya.
Namun dalam The Mother, pertarungan sejati itu diperlihatkan secara literal agar kita masih meyakini bahwa kasih ibu akan terus sepanjang jalan.
THE MOTHER
Produser: Marc Evans, Elaine Goldsmith-Thomas, Misha Green, Roy Lee, Jennifer Lopez, Benny Medina, Miri Yoon
Penulis Skenario: Misha Green, Andrea Berloff, Peter Craig
Sutradara: Niki Caro
Pemain: Jennifer Lopez, Lucy Paez, Omari Hardwick
Ichwan Persada
Sutradara/produser/penulis skenario, pernah menjadi dosen di Universitas Padjajaran dan SAE Institute, bisa dikontak via Instagram @ichwanpersada
(ita)