CERMIN: Miracle in Cell No 7, Hello Ghost, dan Alim Sudio

Sabtu, 13 Mei 2023 - 09:00 WIB
loading...
CERMIN: Miracle in Cell No 7, Hello Ghost, dan Alim Sudio
Hello Ghost adalah versi remake dari film Korea tentang pria yang bisa melihat hantu setelah gagal bunuh diri. Foto/Falcon Pictures
A A A
JAKARTA - Tahun 2017. Untuk pertama kalinya saya bekerja sama dengan Alim Sudio. Alim mencoba mengembangkan cerita asli saya berjudul Reuni.

Cerita tersebut masih berwujud scene plot dan masih teronggok di komputer hingga saat ini. Pada tahun 2019 barulah saya berkesempatan menyutradarai skenario film pendek yang ditulis Alim berjudul The Dessert.

Salah satu kelebihan Alim yang saya sukai adalah bisa membelokkan cerita ke arah yang lebih baik tanpa mengubah ceritanya secara besar-besaran. Sepertinya Alim tak pernah punya niat untuk mengubah sesuatu yang menurutnya sudah baik. Ia hanya mencoba membuatnya menjadi lebih baik.



Alim melakukan hal yang sama ketika berkesempatan mengadaptasi skenario dari dua film sukses, Miracle in Cell No 7 dan Perfect Strangers. Oleh Alim, esensi sekaligus kekuatan cerita sama sekali tak dihilangkan, justru ditambahkannya dengan bumbu-bumbu lokal yang membuat racikannya terasa bekerja lebih maksimal.

CERMIN: Miracle in Cell No 7, Hello Ghost, dan Alim Sudio

Foto: Falcon Pictures

Khususnya dalam Miracle in Cell No 7, racikan Alim terbukti jitu. Bisa jadi juga berkat penyutradaraan solid dari sutradara sekelas Hanung Bramantyo. Jam terbang Hanung yang cukup tinggi membuatnya bisa melihat bahwa film tersebut bercerita soal pengampunan.

Alim menyatakannya dengan jelas dalam skenario yang diadaptasinya. Hanung mengeksekusinya dengan lebih jelas lagi melalui keterampilan bercerita visual dan Vino G Bastian yang berada di depan kamera menjadi ujung tombak kesuksesan film tersebut.

Ketika mendengar Miracle in Cell No 7 bakal dibuat ulang di Indonesia, saya menjadi salah satu orang yang sangat khawatir. Saya berkali-kali menonton filmnya di bioskop dan di layanan streaming dan berkali-kali pula selalu berurai air mata. Saya kira semangat membuat ulang semestinya adalah semangat untuk menghadirkan filmnya kembali minimal dengan kualitas yang sama, syukur-syukur bisa lebih baik.

Di luar dugaan memang Miracle in Cell No 7 versi Indonesia menurut saya bahkan lebih berhasil dari versi aslinya. Penampilan Vino G Bastian patut diberi kredit khusus untuk keberaniannya memainkan peran sulit tersebut dengan baik.

CERMIN: Miracle in Cell No 7, Hello Ghost, dan Alim Sudio

Foto: Falcon Pictures

Setelah Miracle in Cell No 7, Alim rupanya kembali menulis skenario adaptasi film Korea sukses lainnya, Hello Ghost. Berbeda dengan Miracle in Cell No 7, saya justru tak pernah menonton versi asli dari Hello Ghost sehingga saya dihindarkan dari keinginan untuk membanding-bandingkan satu sama lain.

Satu hal yang saya pelajari selama mulai menjadi sutradara (dan masih terus belajar entah sampai kapan) adalah visi sutradara dalam membuat sebuah film menjadi perkara paling penting. Sutradara diserahi tanggung jawab untuk menyutradarai film tertentu betul-betul karena ia memahami ceritanya, berempati dengan karakter-karakter yang ada di dalamnya. Lebih baik lagi jika pernah mengalami masalah-masalah yang ada dalam filmnya sehingga membuat ia tahu cara mengeksekusi film ini menjadi khas dan berbeda dari karya-karyanya sebelumnya.

Itu yang terlihat jelas dalam Hello Ghost. Indra Gunawan yang tampak solid saat menyutradarai Dear Nathan seperti kehilangan kegairahannya dalam membesut film yang menyoroti soal bunuh diri, isu yang sangat penting dibicarakan saat ini.

Kresna, tokoh utamanya, adalah seseorang yang kehilangan gairah hidup. Ia kehilangan semuanya hingga tak bersemangat lagi melanjutkan hidup. Saya membayangkan masa sebelum Kresna bertemu hantu-hantu menjadi masa-masa gelap yang mungkin selaiknya hadir lewat gambar-gambar bernuansa muram, paduan baju dari Kresna dengan monocolor dan segala yang ada di apartemennya seberantakan hidupnya. Ketika mulai bertemu hantu-hantu, warna-warni mulai hadir dan puncaknya ketika Linda hadir mewarnai kehidupan Kresna membuat segalanya menjadi lebih teratur dan lebih ceria.

CERMIN: Miracle in Cell No 7, Hello Ghost, dan Alim Sudio

Foto: Falcon Pictures

Visi sutradara juga akan sangat membantu Onadio Leonardo yang ketiban beban berat memainkan peran sekompleks itu. Saya tahu Onadio sudah berusaha keras, setidaknya terlihat di beberapa adegan yang terasa jujur dan sampai ke hati. Tapi Onadio perlu dibantu habis-habisan agar keseluruhan film bisa bekerja maksimal.

Saya kira materi Hello Ghost jauh lebih menantang dan lebih menarik dari Miracle in Cell No 7. Ia bicara isu besar soal bunuh diri yang perlu dibicarakan dengan hati-hati. Ia bicara soal keluarga yang perlu dibicarakan dengan hati yang penuh. Membuat film ini punya beban lebih berat untuk berhasil dari Miracle in Cell No 7.



Tapi tentu saja Hello Ghost bukan karya yang buruk. Dengan segala kelemahannya, ia masih bisa membuat penonton tertawa dan menangis pada saat bersamaan. Sayangnya memang saya hanya hampir tertawa dan menangis terkecuali di adegan penutup yang sebatas menitikkan setetes dua tetes air mata. Saya membandingkan rasanya ketika menonton Miracle in Cell No 7 yang membuat saya terus menerus menangis tak keruan mengingat dua anak perempuan saya yang berada jauh di Makassar.

Karenanya bagi rumah produksi yang berniat membuat film ulang buat, mungkin perlu memikirkan ulang tujuannya membuat jenis film tersebut. Apakah sekadar ingin mencari untung atau betul-betul ingin membuat film yang sampai ke hati penonton. Dua hal yang susah-susah gampang bisa dicapai pada saat bersamaan.


HELLO GHOST
Produser: Frederica
Penulis Skenario: Alim Sudio
Sutradara: Indra Gunawan
Pemain: Onadio Leonardo, Enzy Storia, Indro Warkop

Ichwan Persada
Sutradara/produser/penulis skenario, pernah menjadi dosen di Universitas Padjajaran dan SAE Institute, bisa dikontak via Instagram @ichwanpersada
(ita)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1886 seconds (0.1#10.140)