10 Film Paling Kontroversial dalam Satu Dekade Terakhir
loading...
A
A
A
The Danish Girl diangkat dari kisah nyata tentang operasi ganti kelamin pertama manusia. Film tak luput dari kontroversi terlepas dari isu LGBT yang sedang hangat dalam 10 tahun terakhir. Salah satu kontroversi itu terkait aktor utamanya.
Film ini dibintangi aktor Inggris, Eddy Redmayne. Eddy dinilai tidak pas memerankan sosok transgender karena dia adalah pria tulen. Aktivitas LGBT menyebut, peran tersebut akan lebih baik diperankan oleh aktor transgender. Sejauh ini, belum ada aktor transgender yang berkesempatan menjadi bintang utama film box office.
Foto: The Washington Post
Dalam satu dekade terakhir, popularitas film superhero terus melejit berkat Marvel Cinematic Universe (MCU). Di tengah fenomena ini, DCEU mencoba formula baru dengan Suicide Squad. Alih-alih menampilkan sekelompok superhero melawan kejahatan, film ini menghadirkan sekelompok penjahat yang diberi tugas menumpas kejahatan.
Konsep ini sukses menggemparkan jagad genre superhero dan membuat para fans berekspektasi tinggi. Sayangnya, eksekusi Suicide Squad justru dinilai gagal dan dinilai tidak terkonsep dengan baik. Mulai dari motivasi para villain yang dinilai masih lemah hingga tipisnya pengembangan karakter membuat film ini sulit untuk dinikmati.
Foto: Salon.com
Blue Is the Warmest Color adalah film Prancis yang premisnya diangkat dari novel karya Jul Maroh dengan judul yang sama. Film ini mengisahkan seorang ABG yang menemukan hasrat dan kebebasan sebagai pelukis. Film ini mengikuti hidup cewek itu dari ketika SMA sampai awal dewasa.
Film yang mengangkat tentang kisah lesbian ini dinilai memiliki adegan seksual yang paling eksplosif dalam film menurut kritikus Justin Chang. Hal lain yang membuat film ini begitu kontroversial muncul dari isu di balik layar. Sutradaranya dikecam karena berbagai pelanggaran yang terjadi selama proses syuting, termasuk menganiaya dua pemeran utamanya.
Foto: NBC News
Sepanjang sejarahnya, belum ada film Star Wars yang mampu menimbulkan kontroversi sebesar The Last Jedi besutan Rian Johnson. The Last Jedi adalah film kedelapan dan film kedua di trilogi ketiga franchise besar tersebut. Ada banyak hal yang tidak disukai penggemar atas film yang meraup USD1,334 miliar itu.
Salah satunya, penggemar tidak suka dengan penggambaran Luke Skywalker di film itu. Mereka menilai karakter itu jadi jauh lebih muram dan sinis dari sebelumnya. Akibatnya, kekuatan Jedi jadi tidak bisa dipahami. Selain itu, The Last Jedi juga dibombardir dengan ulasan negatif para kritikus. Meski begitu, film ini jadi film terlaris kedua di franchise Star Wars.
Foto: The New Yorker
Joker versi Heath Ledger di trilogi The Dark Knight besutan Christopher Nolan akan selalu dikenang sebagai salah satu penampilan paling keren sepanjang masa. Penampilan itu membuahkan satu Oscar untuk Heath, yang ironisnya, didapatkan setelah dia tewas bunuh diri. Kesuksesan popularitas karakter ini secara tidak langsung juga bertanggung jawab atas Joker, yang dirilis pada 2019 dan dibintangi Joaquin Phoenix.
Meski sukses di box office, sepertinya Joker berhasil membuat pendapat kritikus terpecah. Ada yang menilai kalau penggambaran penyakit mental yang diangkat dalam film ini hanya bisa direpresentasikan dengan sesuatu yang bermasalah. Padahal, faktanya, penyakit mental bukanlah hal yang bisa memicu kerusuhan.
Film ini dibintangi aktor Inggris, Eddy Redmayne. Eddy dinilai tidak pas memerankan sosok transgender karena dia adalah pria tulen. Aktivitas LGBT menyebut, peran tersebut akan lebih baik diperankan oleh aktor transgender. Sejauh ini, belum ada aktor transgender yang berkesempatan menjadi bintang utama film box office.
4. Suicide Squad — 2016
Foto: The Washington Post
Dalam satu dekade terakhir, popularitas film superhero terus melejit berkat Marvel Cinematic Universe (MCU). Di tengah fenomena ini, DCEU mencoba formula baru dengan Suicide Squad. Alih-alih menampilkan sekelompok superhero melawan kejahatan, film ini menghadirkan sekelompok penjahat yang diberi tugas menumpas kejahatan.
Konsep ini sukses menggemparkan jagad genre superhero dan membuat para fans berekspektasi tinggi. Sayangnya, eksekusi Suicide Squad justru dinilai gagal dan dinilai tidak terkonsep dengan baik. Mulai dari motivasi para villain yang dinilai masih lemah hingga tipisnya pengembangan karakter membuat film ini sulit untuk dinikmati.
3. Blue Is the Warmest Color — 2013
Foto: Salon.com
Blue Is the Warmest Color adalah film Prancis yang premisnya diangkat dari novel karya Jul Maroh dengan judul yang sama. Film ini mengisahkan seorang ABG yang menemukan hasrat dan kebebasan sebagai pelukis. Film ini mengikuti hidup cewek itu dari ketika SMA sampai awal dewasa.
Film yang mengangkat tentang kisah lesbian ini dinilai memiliki adegan seksual yang paling eksplosif dalam film menurut kritikus Justin Chang. Hal lain yang membuat film ini begitu kontroversial muncul dari isu di balik layar. Sutradaranya dikecam karena berbagai pelanggaran yang terjadi selama proses syuting, termasuk menganiaya dua pemeran utamanya.
2. Star Wars: The Last Jedi — 2017
Foto: NBC News
Sepanjang sejarahnya, belum ada film Star Wars yang mampu menimbulkan kontroversi sebesar The Last Jedi besutan Rian Johnson. The Last Jedi adalah film kedelapan dan film kedua di trilogi ketiga franchise besar tersebut. Ada banyak hal yang tidak disukai penggemar atas film yang meraup USD1,334 miliar itu.
Salah satunya, penggemar tidak suka dengan penggambaran Luke Skywalker di film itu. Mereka menilai karakter itu jadi jauh lebih muram dan sinis dari sebelumnya. Akibatnya, kekuatan Jedi jadi tidak bisa dipahami. Selain itu, The Last Jedi juga dibombardir dengan ulasan negatif para kritikus. Meski begitu, film ini jadi film terlaris kedua di franchise Star Wars.
1. Joker — 2019
Foto: The New Yorker
Joker versi Heath Ledger di trilogi The Dark Knight besutan Christopher Nolan akan selalu dikenang sebagai salah satu penampilan paling keren sepanjang masa. Penampilan itu membuahkan satu Oscar untuk Heath, yang ironisnya, didapatkan setelah dia tewas bunuh diri. Kesuksesan popularitas karakter ini secara tidak langsung juga bertanggung jawab atas Joker, yang dirilis pada 2019 dan dibintangi Joaquin Phoenix.
Meski sukses di box office, sepertinya Joker berhasil membuat pendapat kritikus terpecah. Ada yang menilai kalau penggambaran penyakit mental yang diangkat dalam film ini hanya bisa direpresentasikan dengan sesuatu yang bermasalah. Padahal, faktanya, penyakit mental bukanlah hal yang bisa memicu kerusuhan.
(alv)