10 Anime dengan Sensor Paling Parah, Bikin Gemes Penontonnya
loading...
A
A
A
World’s End Harem adalah serial pasca-apokalips ecchi/harem di mana sejumlah pria yang selamat harus merepopulasi dunia. Tak heran kalau anime itu penuh fanservice dan ketelanjangan. Meski kontennya dewasa, World’s End Harem masih ditayangkan televisi umum. Ini membutuhkan banyak sensor sampai nyaris tidak bisa ditonton.
Di saluran televisi Jepang dan Crunchyroll, seluruh adegan World’s End Harem dihitamkan sehingga penonton bisa melihat glitch hitam dengan kilatan sepintas karakternya. Ini membuat bom ulasan di Crunchyroll. Akhirnya, produsernya pun berjanji merilis DVD yang menampilkan adegan terlarang yang tidak disensor.
Foto: Twitter
Kalau Digimon adalah anime anak-anak, Digimon Data Squad—atau Digimon Savers di Jepang, adalah anime untuk remaja. Digimon Data Squad menambah semacam tepian dan kekerasan yang akan disukai penonton remaja tapi mengganggu bagi anak-anak. Tapi, Toon Disney sepertinya tidak setuju dengan itu dan menuntut agar Studiopolis membuat anime itu jadi ramah anak.
Perubahan paling terkenalnya adalah mengubah BomberNanimon menjadi Citramon. Kalau BomberNanimon adalah bom hidup yang berbahaya, maka Citramon adaah jeruk menjengkelkan yang mengungkapkan lelucon jeruk jelek dan ingin menenggelamkan sebuah taman hiburan ke dalam jus. Penyensoran ini begitu konyol sampai ada penggemar menyukainya sebagai guilty pleasure.
Foto: Reddit
Sejak kali pertama muncul di One Piece, Sanji selalu identik dengan rokok. Jarang melihat ada satu episode dengan Sanji tanpa rokok di mulutnya. Sementara, para karakter cewek di serial ini pun selalu tampil aduhai. Tapi, di Amerika Serikat, rokok Sanji itulah yang jadi masalah.
Tak ingin menghadapi masalah serius, 4Kids Entertainment, grup lisensi pada 1995—2012, menyensornya. Mereka mengganti rokok Sanji itu dengan permen lollipop. Tak hanya itu, perusahaan itu juga dikenal meng-Amerika-kan Naruto, Pokemon, dan Yu-Gi-Oh! Duel Monster. Alasannya, 4Kids dipaksa menurunkan nada serial Remaja itu untuk penonton yang lebih muda seperti kontrak mereka dengan distributor anime Jepang.
Foto: Anime Senpai
Untuk yang lebih baik atau lebih buruk, salah satu fitur paling dikenali di Miss Kobayashi’s Dragon Maid adalah sosok karakter ceweknya. Sebagian besar penggemar merasa tidak ada masalah dengan itu, sementara yang lain merasa itu terlalu seksi. Di sisi lain, China mengatasinya hingga ke titik ekstrem dengan menuntut agar para naga itu diberi ukuran cup yang lebih kecil.
Dada para pelayan, seperti Tohru, Elma, dan Lucoa, pun diperkecil. Sementara, dada Ilulu hilang. Busana mereka yang terbuka juga ditutup dan Ilulu mendapatkan kostum baru yang konservatif. Buruknya, perubahan itu menjadi olok-olokan. Banyak yang memandang kalau itu adalah bagian dari praktik campur tangan pemerintah China.
Foto: MikeHattsu Anime Journeys
Kisah cinta segitiga School Days berakhir dengan kejam. Awalnya, Sekai memenggal kepala Makoto sebelum dia disembelih Kotonoha yang dendam. Tapi, di Jepang, penonton tidak bisa menyaksikan konklusi berdarah ini. Alih-alih, selama 30menit, mereka menyaksikan sebuah kapal bagus berlayar dengan iringan Air on a G String karya Johann Sebastian Bach.
Alasan penyensoran ini sangatlah serius. Jaringan anime itu merasa finale School Days terlalu mirip dengan pembunuhan nyata dengan kapak yang terjadi hanya satu hari sebelum seri itu tayang. Setelah awalnya bingung dan terkejut, penggemar dan kreator School Days pun menganggap kapal itu dengan tenang dan mengubahnya menjadi salah satu meme paling disukai fandom anime itu.
Di saluran televisi Jepang dan Crunchyroll, seluruh adegan World’s End Harem dihitamkan sehingga penonton bisa melihat glitch hitam dengan kilatan sepintas karakternya. Ini membuat bom ulasan di Crunchyroll. Akhirnya, produsernya pun berjanji merilis DVD yang menampilkan adegan terlarang yang tidak disensor.
4. Digimon Data Squad
Foto: Twitter
Kalau Digimon adalah anime anak-anak, Digimon Data Squad—atau Digimon Savers di Jepang, adalah anime untuk remaja. Digimon Data Squad menambah semacam tepian dan kekerasan yang akan disukai penonton remaja tapi mengganggu bagi anak-anak. Tapi, Toon Disney sepertinya tidak setuju dengan itu dan menuntut agar Studiopolis membuat anime itu jadi ramah anak.
Perubahan paling terkenalnya adalah mengubah BomberNanimon menjadi Citramon. Kalau BomberNanimon adalah bom hidup yang berbahaya, maka Citramon adaah jeruk menjengkelkan yang mengungkapkan lelucon jeruk jelek dan ingin menenggelamkan sebuah taman hiburan ke dalam jus. Penyensoran ini begitu konyol sampai ada penggemar menyukainya sebagai guilty pleasure.
3. One Piece
Foto: Reddit
Sejak kali pertama muncul di One Piece, Sanji selalu identik dengan rokok. Jarang melihat ada satu episode dengan Sanji tanpa rokok di mulutnya. Sementara, para karakter cewek di serial ini pun selalu tampil aduhai. Tapi, di Amerika Serikat, rokok Sanji itulah yang jadi masalah.
Tak ingin menghadapi masalah serius, 4Kids Entertainment, grup lisensi pada 1995—2012, menyensornya. Mereka mengganti rokok Sanji itu dengan permen lollipop. Tak hanya itu, perusahaan itu juga dikenal meng-Amerika-kan Naruto, Pokemon, dan Yu-Gi-Oh! Duel Monster. Alasannya, 4Kids dipaksa menurunkan nada serial Remaja itu untuk penonton yang lebih muda seperti kontrak mereka dengan distributor anime Jepang.
2. Miss Kobayashi's Dragon Maid
Foto: Anime Senpai
Untuk yang lebih baik atau lebih buruk, salah satu fitur paling dikenali di Miss Kobayashi’s Dragon Maid adalah sosok karakter ceweknya. Sebagian besar penggemar merasa tidak ada masalah dengan itu, sementara yang lain merasa itu terlalu seksi. Di sisi lain, China mengatasinya hingga ke titik ekstrem dengan menuntut agar para naga itu diberi ukuran cup yang lebih kecil.
Dada para pelayan, seperti Tohru, Elma, dan Lucoa, pun diperkecil. Sementara, dada Ilulu hilang. Busana mereka yang terbuka juga ditutup dan Ilulu mendapatkan kostum baru yang konservatif. Buruknya, perubahan itu menjadi olok-olokan. Banyak yang memandang kalau itu adalah bagian dari praktik campur tangan pemerintah China.
1. School Days
Foto: MikeHattsu Anime Journeys
Kisah cinta segitiga School Days berakhir dengan kejam. Awalnya, Sekai memenggal kepala Makoto sebelum dia disembelih Kotonoha yang dendam. Tapi, di Jepang, penonton tidak bisa menyaksikan konklusi berdarah ini. Alih-alih, selama 30menit, mereka menyaksikan sebuah kapal bagus berlayar dengan iringan Air on a G String karya Johann Sebastian Bach.
Alasan penyensoran ini sangatlah serius. Jaringan anime itu merasa finale School Days terlalu mirip dengan pembunuhan nyata dengan kapak yang terjadi hanya satu hari sebelum seri itu tayang. Setelah awalnya bingung dan terkejut, penggemar dan kreator School Days pun menganggap kapal itu dengan tenang dan mengubahnya menjadi salah satu meme paling disukai fandom anime itu.
(alv)