10 Film Marvel Ini Terasa Diatur buat Gagal sejak Awal
loading...
A
A
A
Ghost Rider bukanlah film unik di Marvel. Film itu diatur untuk gagal kali pertama, dapat sekuel, dan gagal lagi. Menurut Nicolas Cage, Ghost Rider tercerai berai karena tidak diizinkan mendapatkan rating Dewasa, sehingga menjadi salah satu film superhero paling jelek versi IMDb.
Nicolas memandang Ghost Rider sebagai karakter edgy yang menghadapi subyek menakutkan. Sehingga, rating Dewasa adalah yang terbaik untuk bisa menggambarkan karakter dan ceritanya dengan layak dari skrip David Goyer. Karena perubahan rencana terhadap Ghost Rider, plot dan gambaran film itu menjadi tamparan ketika tim kreatif kehilangan banyak suara untuk memuaskan audiens.
Foto: NME
Setelah Daredevil meraup dua kali lipat anggarannya meski mendapatkan kritikan karena estetika dan nadanya dengan Stan Lee menyebut film ini salah paham terhadap Daredevil, Fox memberi lampu hijau untuk Elektra. Karakter itu diperkenalkan di Daredevil. Tapi, alih-alih belajar dari kesalahan Daredevil, Elektra diperbolehkan untuk gagal.
Elektra terburu-buru diproduksi sehingga menghasilkan skrip jelek dan lini cerita yang meruntuhkan film itu. Meski Jennifer Garner meraih pujian atas penampilannya, Elektra jeblok di box office. Buruknya pendapatan Elektra di box office ini membuat film ini jadi bahan untuk dipakai sebagai bukti kalau cewek seharusnya tidak memimpin film superhero seperti kalau masalah sebenarnya adalah gender peran utama dan bukan karena Elektra adalah film jelek.
Foto: Letterboxd
Age of Ultron mungkin punya salah satu perkenalan penjahat terbaik di MCU. Tapi, itu tidak cukup menyelamatkannya dari menjadi film terjelek Avengers dan kegagalan kreatif terbesar Marvel. Reputasi ini terus bertahan selama bertahun-tahun setelah film itu dirilis meski film itu sukses di box office.
Penggunaan karakter film itu adalah salah satu kekecewaan terbesarnya, yang menyebabkan Age of Ultron mendapatkan kritikan. Salah satu kekurangan besarnya adalah mengurangi peran Black Widow menjadi tak lebih dari sekadar calon pacar. Di momen kelemahan lain, Age of Ultron memperkenalkan kembar Maximoff hanya untuk membunuh Pietro. Film ini punya momennya, tapi ini adalah titik rendah bagi terlalu banyak karakter yang disukai penggemar.
Foto: Entertainment Weekly
Menyusul ulasan tinggi terhadap Infinity War dan dirilisnya Ant-Man and The Wasp, Captain Marvel menghadapi pertarungan yang sengit. Film itu adalah film terakhir yang dirilis sebelum Endgame. Sayang, jadwal perilisan Captain Marvel bukanlah yang ingin dilihat penggemar saat itu.
Memperkenalkan Captain Marvel yang kuat tepat sebelum film MCU yang paling diantisiapasi itu terasa terlalu nyaman bagi penggemar. Ini meyebabkan kritikan tentang kapan Captain Marvel menentukan sebuah ancaman sudah cukup penting baginya. Selain itu, kembali ke era 90-an membuat Captain Marvel terasa di luar dunia yang ingin ditonton penggemar. Kalau saja Captain Marvel dirilis di waktu yang tepat di MCU, filmnya mungkin akan diterima dengan lebih baik.
Foto: The Guardian
Black Widow adalah film kuat dan bertanggung jawab atas perkenalan favorit penggemar MCU saat ini, Yelena Belova. Sayang, film ini dirilis terlalu terlambat untuk memberi dampak pada karakter Natasha Romanoff. Film 2021 itu dirilis setelah kematian tragis Natasha di Avengers: Endgame.
Black Widow sebenarnya menambah kedalaman terhadap karakter itu. Tapi, karena Natasha sudah mati, maka itu jadi terasa tidak masuk akal dan membuat sejumlah penggemar kalau film ini tidak penting buat ditonton. Kalau film solo Black Widow ini dirilis di fase awal MCU, film ini pasti akan menambah investasi penonton terhadap film dan karakter itu ketimbang yang akhirnya diterima Black Widow setelah dirilis.
Nicolas memandang Ghost Rider sebagai karakter edgy yang menghadapi subyek menakutkan. Sehingga, rating Dewasa adalah yang terbaik untuk bisa menggambarkan karakter dan ceritanya dengan layak dari skrip David Goyer. Karena perubahan rencana terhadap Ghost Rider, plot dan gambaran film itu menjadi tamparan ketika tim kreatif kehilangan banyak suara untuk memuaskan audiens.
4. Elektra — 2005
Foto: NME
Setelah Daredevil meraup dua kali lipat anggarannya meski mendapatkan kritikan karena estetika dan nadanya dengan Stan Lee menyebut film ini salah paham terhadap Daredevil, Fox memberi lampu hijau untuk Elektra. Karakter itu diperkenalkan di Daredevil. Tapi, alih-alih belajar dari kesalahan Daredevil, Elektra diperbolehkan untuk gagal.
Elektra terburu-buru diproduksi sehingga menghasilkan skrip jelek dan lini cerita yang meruntuhkan film itu. Meski Jennifer Garner meraih pujian atas penampilannya, Elektra jeblok di box office. Buruknya pendapatan Elektra di box office ini membuat film ini jadi bahan untuk dipakai sebagai bukti kalau cewek seharusnya tidak memimpin film superhero seperti kalau masalah sebenarnya adalah gender peran utama dan bukan karena Elektra adalah film jelek.
3. Avengers: Age of Ultron — 2015
Foto: Letterboxd
Age of Ultron mungkin punya salah satu perkenalan penjahat terbaik di MCU. Tapi, itu tidak cukup menyelamatkannya dari menjadi film terjelek Avengers dan kegagalan kreatif terbesar Marvel. Reputasi ini terus bertahan selama bertahun-tahun setelah film itu dirilis meski film itu sukses di box office.
Penggunaan karakter film itu adalah salah satu kekecewaan terbesarnya, yang menyebabkan Age of Ultron mendapatkan kritikan. Salah satu kekurangan besarnya adalah mengurangi peran Black Widow menjadi tak lebih dari sekadar calon pacar. Di momen kelemahan lain, Age of Ultron memperkenalkan kembar Maximoff hanya untuk membunuh Pietro. Film ini punya momennya, tapi ini adalah titik rendah bagi terlalu banyak karakter yang disukai penggemar.
2. Captain Marvel — 2019
Foto: Entertainment Weekly
Menyusul ulasan tinggi terhadap Infinity War dan dirilisnya Ant-Man and The Wasp, Captain Marvel menghadapi pertarungan yang sengit. Film itu adalah film terakhir yang dirilis sebelum Endgame. Sayang, jadwal perilisan Captain Marvel bukanlah yang ingin dilihat penggemar saat itu.
Memperkenalkan Captain Marvel yang kuat tepat sebelum film MCU yang paling diantisiapasi itu terasa terlalu nyaman bagi penggemar. Ini meyebabkan kritikan tentang kapan Captain Marvel menentukan sebuah ancaman sudah cukup penting baginya. Selain itu, kembali ke era 90-an membuat Captain Marvel terasa di luar dunia yang ingin ditonton penggemar. Kalau saja Captain Marvel dirilis di waktu yang tepat di MCU, filmnya mungkin akan diterima dengan lebih baik.
1. Black Widow — 2021
Foto: The Guardian
Black Widow adalah film kuat dan bertanggung jawab atas perkenalan favorit penggemar MCU saat ini, Yelena Belova. Sayang, film ini dirilis terlalu terlambat untuk memberi dampak pada karakter Natasha Romanoff. Film 2021 itu dirilis setelah kematian tragis Natasha di Avengers: Endgame.
Black Widow sebenarnya menambah kedalaman terhadap karakter itu. Tapi, karena Natasha sudah mati, maka itu jadi terasa tidak masuk akal dan membuat sejumlah penggemar kalau film ini tidak penting buat ditonton. Kalau film solo Black Widow ini dirilis di fase awal MCU, film ini pasti akan menambah investasi penonton terhadap film dan karakter itu ketimbang yang akhirnya diterima Black Widow setelah dirilis.
(alv)