CERMIN: Kasih Ibu Sepanjang Jalan
loading...
A
A
A
JAKARTA - Tahun 2018. Saya sedang mempersiapkan jadwal rilis tiga film sekaligus dan dikagetkan dengan rilisnya Searching ke seluruh dunia.
Sebelumnya kita tak pernah membayangkan bahwa seluruh adegan film bisa dituturkan melalui layar ponsel/laptop. Tapi Aneesh Chaganty melakukannya dan berhasil dengan gemilang. Dalam film Searching, Aneesh bercerita soal ayah yang mencari putrinya yang menghilang secara misterius. Tapi yang membuatnya istimewa karena Aneesh menuturkan keseluruhannya melalui layar laptop/ponsel.
Kita melihat sebuah revolusi terjadi. Sebuah bentuk bertutur baru terungkap. Sebuah cara untuk menyikapi zaman saat hampir seluruh aspek kehidupan kita bisa terlihat dari layar ponsel/laptop. Semuanya bisa dipantau melalui teknologi. Aneesh dengan inventif memperlihatkan kepada kita bahwa film bisa diproduksi dengan biaya murah dengan ide 'semahal' itu.
Searching berbiaya kurang dari USD1 juta, jauh lebih murah dari film ulang buat, Balada Si Roy. Tapi film ini bisa mendatangkan keuntungan hingga lebih dari 75 kali lipat. Kita akan selalu mengingat Searchingsebagai film yang inventif, berbiaya murah dan ternyata bisa sangat menguntungkan.
Foto: Sony Pictures Releasing
Tentu saja saya lantas menunggu Missingdengan deg-degan. Dengan pencapaian Searching, saya berpikir apalagi kebaruan yang akan ditawarkan dengan bentuk penceritaan seperti ini?
Ternyata, baik sebagai pembuat film maupun sebagai penonton film, saya terpuaskan. Duet Nicholas D Johnson dan Will Merrick yang duduk di kursi sutradara tahu cara untuk tidak mengecewakan penonton Searching.
Searchingmengungkap cara seorang ayah mencari putrinya, sementara dalam Missing, kita melihat gigihnya seorang anak mencari ibunya. June yang sejak kecil ditinggal ayahnya dibesarkan seorang ibu tunggal yang perhatian dan supercerewet.
Baca Juga: CERMIN: Sepandai-pandai Tupai Melompat
Seperti sebagian besar remaja, kecerewetan ibu masuk ke telinga kanan dan keluar dari telinga kiri. Tapi kecerewetan itu menjadi sesuatu yang dirindukan ketika suatu hari sang ibu, Grace, menghilang secara misterius ketika berlibur bersama kekasihnya.
Tentu saja June kelabakan. Ia tak siap jika ditinggal sang ibu. Tapi ia tak mau menyerah begitu saja. Karena itulah ia gigih menjadi 'detektif online' mencari keberadaan sang ibu.
Ia melacaknya melalui ponsel dan komputer hingga ke Kolombia, tempat sang ibu dan kekasihnya berlibur. Ia bahkan meminta bantuan orang asing yang dikenalnya via aplikasi. Semua dilakukannya dari rumah, dengan intens dan tak kenal lelah.
kita pun menatap layar bioskop dengan gugup ketika pencarian demi pencarian yang dilakukan June hampir selalu menemui jalan buntu.
Foto: Sony Pictures Releasing
Kisah sang ibu ternyata tak seterang seperti yang kita lihat dalam awal film. Ada bagian tertentu dari hidupnya yang sudah dikuburnya dalam-dalam. Dan ia melakukannya untuk membuka lembaran baru untuknya dan untuk putrinya, June.
Dialog “seorang ibu akan melakukan apa pun untuk anaknya” menjadi kunci bagi kita sebagai penonton untuk menjumpai kisah ini lebih terang benderang kelak.
Missingberusaha menemukan kesegaran dalam segi penceritaan. Skenario memberi ruang bagi kelokan demi kelokan yang membuat penonton gugup, terkaget, bersorak, dan akhirnya lega. Kelokan-kelokan cerita itu yang membuat kita mengapresiasi keuletan Missinguntuk terus berupaya menyenangkan penonton seperti saya yang bosan dengan cerita dari film/serial/miniseri lokal yang begitu-begitu saja.
Dunia film/serial Indonesia saat ini tengah dijangkiti wabah 'miskin ide'. Sebagian besar rumah produksi/layanan streaming besar membuat film adaptasi/remake yang memberi pernyataan seolah kita kekurangan ide cerita.
Foto: Sony Pictures Releasing
Padahal ide cerita orisinal yang menarik berserakan dan hanya menunggu jodohnya untuk bertemu. Namun rumah produksi/layanan streaming tersebut tak mau mengambil risiko. Sebagai hasil langsungnya, kita melihat tiga film remake gagal di pasaran dalam waktu hampir bersamaan, yaitu Balada Si Roy, Bayi Ajaib,dan Gita Cinta Dari SMA.
Searchingyang lantas diikuti Missingmemperlihatkan kegigihan pembuat film untuk terus berusaha menyajikan hal-hal baru bagi penonton. Karena pada dasarnya pembuat film juga adalah penonton film yang selalu ingin menemukan kejutan demi kejutan ketika menyaksikan sebuah film. Bukan sekadar disodorkan film dengan formula usang dan basi dan lama kelamaan membuat kita muak.
Baca Juga: 10 Film yang Paling Cepat Raup USD1 Miliar di Box Office
Sepuluh tahun mendatang, bisa jadi anak-anak muda pada masa itu terkejut ketika menyaksikan dasar cerita yang sebenarnya standar seperti Searchingdan Missingmasih bisa diolah dengan menarik dan menjadi semakin menarik ketika dituturkan dengan cara baru.
Pada masa itu, mungkin kita akan kembali terkejut mengingat betapa semakin jarangnya pembuat film mencoba cara-cara inventif seperti yang dilakukan Anesh Chaganty. Kita akan selalu mengapresiasinya karena keberaniannya itu.
MISSING
Produser: Aneesh Chaganty, Sev Ohanian, Natalie Qasabian
Sutradara: Nicholas D Johnson, Will Merrick
Penulis Skenario: Nicholas D Johnson, Will Merrick
Pemain: Storm Reid, Nia Long, Daniel Henney
Ichwan Persada
Sutradara/produser/penulis skenario, pernah menjadi dosen di Universitas Padjajaran dan SAE Institute
Sebelumnya kita tak pernah membayangkan bahwa seluruh adegan film bisa dituturkan melalui layar ponsel/laptop. Tapi Aneesh Chaganty melakukannya dan berhasil dengan gemilang. Dalam film Searching, Aneesh bercerita soal ayah yang mencari putrinya yang menghilang secara misterius. Tapi yang membuatnya istimewa karena Aneesh menuturkan keseluruhannya melalui layar laptop/ponsel.
Kita melihat sebuah revolusi terjadi. Sebuah bentuk bertutur baru terungkap. Sebuah cara untuk menyikapi zaman saat hampir seluruh aspek kehidupan kita bisa terlihat dari layar ponsel/laptop. Semuanya bisa dipantau melalui teknologi. Aneesh dengan inventif memperlihatkan kepada kita bahwa film bisa diproduksi dengan biaya murah dengan ide 'semahal' itu.
Searching berbiaya kurang dari USD1 juta, jauh lebih murah dari film ulang buat, Balada Si Roy. Tapi film ini bisa mendatangkan keuntungan hingga lebih dari 75 kali lipat. Kita akan selalu mengingat Searchingsebagai film yang inventif, berbiaya murah dan ternyata bisa sangat menguntungkan.
Foto: Sony Pictures Releasing
Tentu saja saya lantas menunggu Missingdengan deg-degan. Dengan pencapaian Searching, saya berpikir apalagi kebaruan yang akan ditawarkan dengan bentuk penceritaan seperti ini?
Ternyata, baik sebagai pembuat film maupun sebagai penonton film, saya terpuaskan. Duet Nicholas D Johnson dan Will Merrick yang duduk di kursi sutradara tahu cara untuk tidak mengecewakan penonton Searching.
Searchingmengungkap cara seorang ayah mencari putrinya, sementara dalam Missing, kita melihat gigihnya seorang anak mencari ibunya. June yang sejak kecil ditinggal ayahnya dibesarkan seorang ibu tunggal yang perhatian dan supercerewet.
Baca Juga: CERMIN: Sepandai-pandai Tupai Melompat
Seperti sebagian besar remaja, kecerewetan ibu masuk ke telinga kanan dan keluar dari telinga kiri. Tapi kecerewetan itu menjadi sesuatu yang dirindukan ketika suatu hari sang ibu, Grace, menghilang secara misterius ketika berlibur bersama kekasihnya.
Tentu saja June kelabakan. Ia tak siap jika ditinggal sang ibu. Tapi ia tak mau menyerah begitu saja. Karena itulah ia gigih menjadi 'detektif online' mencari keberadaan sang ibu.
Ia melacaknya melalui ponsel dan komputer hingga ke Kolombia, tempat sang ibu dan kekasihnya berlibur. Ia bahkan meminta bantuan orang asing yang dikenalnya via aplikasi. Semua dilakukannya dari rumah, dengan intens dan tak kenal lelah.
kita pun menatap layar bioskop dengan gugup ketika pencarian demi pencarian yang dilakukan June hampir selalu menemui jalan buntu.
Foto: Sony Pictures Releasing
Kisah sang ibu ternyata tak seterang seperti yang kita lihat dalam awal film. Ada bagian tertentu dari hidupnya yang sudah dikuburnya dalam-dalam. Dan ia melakukannya untuk membuka lembaran baru untuknya dan untuk putrinya, June.
Dialog “seorang ibu akan melakukan apa pun untuk anaknya” menjadi kunci bagi kita sebagai penonton untuk menjumpai kisah ini lebih terang benderang kelak.
Missingberusaha menemukan kesegaran dalam segi penceritaan. Skenario memberi ruang bagi kelokan demi kelokan yang membuat penonton gugup, terkaget, bersorak, dan akhirnya lega. Kelokan-kelokan cerita itu yang membuat kita mengapresiasi keuletan Missinguntuk terus berupaya menyenangkan penonton seperti saya yang bosan dengan cerita dari film/serial/miniseri lokal yang begitu-begitu saja.
Dunia film/serial Indonesia saat ini tengah dijangkiti wabah 'miskin ide'. Sebagian besar rumah produksi/layanan streaming besar membuat film adaptasi/remake yang memberi pernyataan seolah kita kekurangan ide cerita.
Foto: Sony Pictures Releasing
Padahal ide cerita orisinal yang menarik berserakan dan hanya menunggu jodohnya untuk bertemu. Namun rumah produksi/layanan streaming tersebut tak mau mengambil risiko. Sebagai hasil langsungnya, kita melihat tiga film remake gagal di pasaran dalam waktu hampir bersamaan, yaitu Balada Si Roy, Bayi Ajaib,dan Gita Cinta Dari SMA.
Searchingyang lantas diikuti Missingmemperlihatkan kegigihan pembuat film untuk terus berusaha menyajikan hal-hal baru bagi penonton. Karena pada dasarnya pembuat film juga adalah penonton film yang selalu ingin menemukan kejutan demi kejutan ketika menyaksikan sebuah film. Bukan sekadar disodorkan film dengan formula usang dan basi dan lama kelamaan membuat kita muak.
Baca Juga: 10 Film yang Paling Cepat Raup USD1 Miliar di Box Office
Sepuluh tahun mendatang, bisa jadi anak-anak muda pada masa itu terkejut ketika menyaksikan dasar cerita yang sebenarnya standar seperti Searchingdan Missingmasih bisa diolah dengan menarik dan menjadi semakin menarik ketika dituturkan dengan cara baru.
Pada masa itu, mungkin kita akan kembali terkejut mengingat betapa semakin jarangnya pembuat film mencoba cara-cara inventif seperti yang dilakukan Anesh Chaganty. Kita akan selalu mengapresiasinya karena keberaniannya itu.
MISSING
Produser: Aneesh Chaganty, Sev Ohanian, Natalie Qasabian
Sutradara: Nicholas D Johnson, Will Merrick
Penulis Skenario: Nicholas D Johnson, Will Merrick
Pemain: Storm Reid, Nia Long, Daniel Henney
Ichwan Persada
Sutradara/produser/penulis skenario, pernah menjadi dosen di Universitas Padjajaran dan SAE Institute
(ita)