Review Ant-Man and the Wasp: Quantumania: Ancaman Kang the Conqueror

Rabu, 15 Februari 2023 - 09:11 WIB
loading...
Review Ant-Man and the...
Ant-Man and the Wasp: Quantumania adalah penutup trilogi yang oke, tapi tidak yang oke banget. Kang the Conqueror menjadi faktor yang membuat film ini kuat. (Foto: Marvel)
A A A
Ant-Man and the Wasp: Quantumania mulai tayang di Indonesia hari ini, Rabu (15/2). Film ini menjadi pembuka Fase 5 Marvel Cinematic Universe (MCU). Selain itu, ini adalah film superhero pertama yang tayang pada tahun ini dan sangat diantisipasi tinggi penggemarnya.

Kang the Conqueror menjadi faktor utama yang membuat film ini sangat dinantikan para penggemar MCU. Diperankan dengan sangat bagus dan mengesankan serta meyakinkan oleh Jonathan Majors, Kang bukanlah penjahat yang bisa diremehkan. Bahkan, level ancamannya jauh di atas ancaman yang pernah ditebarkan Thanos di Infinity Saga.

Ant-Man and the Wasp: Quantumania secara resmi menjadi pintu masuk Kang ke MCU. Sebelumnya, salah satu varian Kang, He Who Remains, sudah ditampilkan di serial Loki pada 2021. Dia juga diperankan aktor yang sama, Jonathan Majors. Di kedua penampilannya itu, Jonathan sama sekali tidak mengecewakan.

Jonathan menggambarkan Kang sebagai penjahat bengis tanpa banyak emosi tapi dengan penekanan nada mengintimidasi dalam setiap sorotan mata dan kata-katanya. Orang sudah akan merasakan betul teror itu begitu dia memasuki ruangan. Dia selalu punya pilihan kata yang terdengar lembut tapi manipulatif dan mengintimidasi. Penjahat seperti inilah yang lebih berbahaya ketimbang mereka yang hanya mengandalkan kekuatan fisik.



Kang di Ant-Man 3 ini memperlihatkan diri sebagai sosok simpatik dan selalu mendengarkan. Ini agak berbeda dengan He Who Remains yang terlihat tidak serius, selalu tersenyum sinis, dan sepertinya terlalu santai. Kang adalah sosok yang serius, jarang tersenyum, dan tanpa belas kasih. Dia akan melakukan apa pun demi mewujudkan apa yang dia inginkan. Pendekatan berbeda yang dilakukan Jonathan terhadap dua karakter ini benar-benar mengagumkan.
Review Ant-Man and the Wasp: Quantumania: Ancaman Kang the Conqueror

Foto: Marvel

Di sisi lain, Ant-Man and the Wasp: Quantumania tetap menampilkan elemen yang selama ini melekat padanya, yaitu keluarga. Film ini mengeksplorasi lebih jauh hubungan Scott Lang (Paul Rudd) dan putri semata wayangnya, Cassie Lang (Kathryn Newton). Cassie mewarisi sifat nekat Scott dan tidak membiarkan dirinya menjauhi masalah, malah mendekatinya.

Chemistry Paul dan Kathryn cukup kuat di film ini. Dinamika keduanya pun menarik untuk ditonton. Ancaman Kang menjadi ujian bagi hubungan mereka. Sebenarnya, ini cukup klise karena orang akan bisa menebak apa yang terjadi. Hanya, Scott Lang adalah sosok yang selalu membawa kesenangan bagi penontonnya. Dan, itu belum hilang di film ketiga ini.
Review Ant-Man and the Wasp: Quantumania: Ancaman Kang the Conqueror

Foto: Marvel

Di Ant-Man and the Wasp: Quantumania, elemen cerita Marvel-nya lebih terasa dengan perujukan terhadap Avengers berkali-kali di sepanjang film itu. Scott bahkan bisa mendapatkan pengakuan dan status selebritasnya atas kontribusinya pada tim Pahlawan Terkuat di Dunia itu dalam mengalahkan Thanos. Dia bahkan menulis otobiografinya dengan judul Look for the Little Guy. Namun, itu tentu punya sisi negatif. Intensitas hubungannya dengan Cassie jadi agak berkurang.

Kehadiran Kang membuat Scott sadar betapa dia telah kehilangan banyak waktu untuk bisa bersama putrinya itu. Interaksi Kang dan Scott di film ini cukup seru. Keduanya terlibat interaksi intensif yang akan menguji mental Scott dan juga memperlihatkan kekuatan Kang yang sesungguhnya. Menarik melihat bagaimana karakter seintensif dan seserius Kang harus menghadapi Scott yang jarang serius itu.

Sementara, Janet van Dyne yang diperankan Michelle Pfeiffer punya peranan besar di film ini. Pengetahuannya dengan dunia bawah tanah, Dunia Kuantum, membawa keluarganya mengalami petualangan tak terlupakan di dunia fantasi tersebut. Michelle benar-benar menikmati perannya di sini. Tanpa Janet, Ant-Man and the Wasp: Quantumania bakal lebih hambar lagi.
Review Ant-Man and the Wasp: Quantumania: Ancaman Kang the Conqueror

Foto: Marvel

Film ini akan mengungkap apa yang terjadi pada Janet setelah dia berubah menjadi subatom sekitar 30 tahun silam. Dari peristiwa itulah semua kejadian yang terjadi di Dunia Kuantum dimulai. Termasuk, bagaimana Kang bisa tiba di tempat itu dan bagaimana hubungannya dengan Janet. Janet hanyalah seorang ibu yang ingin melindungi keluarganya. Dan, dia akan melakukan apa saja.

Sementara, yang membuat Ant-Man and the Wasp: Quantumania berbeda dengan film MCU lain adalah pembangunan dunianya. Penonton akan dibawa ke dunia bawah tanah dengan nuansa yang mirip seperti setting film Star Wars. Dunia itu dipenuhi makhluk-mahluk aneh yang punya bahasa sendiri, pesawat canggih, terminal-terminal seperti di pesawat milik Emperor, dan gurun pasir luas.

Untuk sejenak, orang bisa lupa kalau ini adalah film MCU, bukan Star Wars. Walaupun tidak terlalu lama dieksplorasi di 2 jam 5 menit durasinya, Quantumania sudah cukup memberi gambaran tentang sisi terang dan gelap Dunia Kuantum. Kerajaan yang dibangun Kang di tempat itu pun sangat masif. Orang akan ingat setting Otoritas Variasi Waktu (TVA) dari serial Loki di film ini. Apa pun, film ini akan punya kaitan erat dengan serial tersebut.
Review Ant-Man and the Wasp: Quantumania: Ancaman Kang the Conqueror

Foto: Marvel

Sayang, ending-nya tidak spektakuler. Meski bisa dipahami, tapi, agak antiklimaks. Orang akan mengharapkan lebih dari ending yang “gitu doang?” di film itu. Dibandingkan film MCU lain, ada rasa kurang memuaskan di ending-nya.

Meski begitu, film ini telah membangun cerita ke dunia yang lebuh luas di MCU. Setidaknya, dua adegan pascakreditnya mengindikasikan hal tersebut. Kalau boleh jujur, dua adegan pascakredit ini lebih menarik dibanding sejumlah adegan di film itu karena elemen pembangunan dunia dan kontinuitas di Fase 5 yang meang sudah lama diantisipasi.



Ant-Man and the Wasp: Quantumania adalah penutup triogi yang oke, tapi tidak yang oke banget. Kehadiran Kang the Conqueror adalah faktor utama yang membuat film ini jadi pembuka Fase 5 yang kuat. Janet van Dyne menambahkan elemen penguat untuk semua latar belakang ceritanya.

Ant-Man and the Wasp: Quantumania mulai tayang di bioskop di seluruh Indonesia pada hari ini, Rabu (15/2). Film ini menggunakan teknologi yang menampilkan banyak cahaya yang bisa mengganggu mereka yang mengidap photosensitive epilepsy. Selamat menyaksikan!



(alv)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1807 seconds (0.1#10.140)