8 Film Boncos Ini Malah Jadi Viral setelah Turun Layar
loading...
A
A
A
Paul Thomas Anderson sebenarnya tidak pernah membuat film jelek. Meskipun, rilisan terbarunya biasa mendapatkan pujian, tapi, film-filmnya tidak pernah sukses banget di box office. Film itu sering meraup pendapatan yang lumayan, meski tidak jarang tidak bisa balik modal.
Pada 2012, Paul merilis The Master, yang jeblok di box office. Tapi, kesadaran artistik dan plot cerita yang unik membuatnya menjadi salah satu film underrated tentang sekte. Penampilan luar biasanya akhirnya membuat film ini kembali meraih kredibilitasnya yang hilang ketika ditayangkan di bioskop. Banyak penggemar Paul menyebut The Master sebagai film terbaiknya.
Foto: The Washington Post
The Big Lebowski adalah salah satu dari film mungkin harus ditonton dua kali demi benar-benar mengapresiasi komedinya. Film yang dirilis pada 1998 itu berkisah tentang Jeff “The Dude” Leboswki yang sering dikira Jeffrey Lebowski alias The Big Lebowski dan berkali-kali menghadapi masalah karena itu. Namun, film ini tidak mampu menarik kekaguman penonton yang baru pertama menontonnya.
Total, film itu meraup USD46 juta dari seluruh dunia. Tapi, di negara asalnya, Amerika Serikat (AS), film itu hanya menghasilkan USD15 juta di box office. Tapi, sekarang, film itu malah sering menjadi referensi. Dia jadi viral ketika disebut di Avengers: Endgame. Tony Stark menggunakan nama Lebowski untuk mengejek Thor.
Foto: American Cinematheque
Adaptasi novel Do Androids Dream of Electric Sheep? yang dilakukan Ridley Scott ini adalah sebuah seni sinematik yang indah. Film yang kemudian diberi judul Blade Runner ini dibintangi Harrison Ford sebagai seorang mantan polisi yang harus menyingkirkan sekelompok android berbahaya yang akan berkhianat. Film ini dibuat dengan anggaran USD31 juta ketika dirilis pada 1982.
Film itu hanya meraup USD41 juta, tapi dianggap sebagai sebah masterpiece sci-fi yang bisa bersaing dengan Star Wars yang relatif masih baru. Pada 1992, Blade Runner dirilis lagi di bioskop. Waktu itu, film ini malah jadi populer dan mengokohkan statusnya sebagai film yang bagus. Sekuelnya, Blade Runner 2049, yang dirilis 25 tahun kemudian, kian menyolidkan betapa pentingnya film tersebut.
Pada 2012, Paul merilis The Master, yang jeblok di box office. Tapi, kesadaran artistik dan plot cerita yang unik membuatnya menjadi salah satu film underrated tentang sekte. Penampilan luar biasanya akhirnya membuat film ini kembali meraih kredibilitasnya yang hilang ketika ditayangkan di bioskop. Banyak penggemar Paul menyebut The Master sebagai film terbaiknya.
2. The Big Lebowski
Foto: The Washington Post
The Big Lebowski adalah salah satu dari film mungkin harus ditonton dua kali demi benar-benar mengapresiasi komedinya. Film yang dirilis pada 1998 itu berkisah tentang Jeff “The Dude” Leboswki yang sering dikira Jeffrey Lebowski alias The Big Lebowski dan berkali-kali menghadapi masalah karena itu. Namun, film ini tidak mampu menarik kekaguman penonton yang baru pertama menontonnya.
Total, film itu meraup USD46 juta dari seluruh dunia. Tapi, di negara asalnya, Amerika Serikat (AS), film itu hanya menghasilkan USD15 juta di box office. Tapi, sekarang, film itu malah sering menjadi referensi. Dia jadi viral ketika disebut di Avengers: Endgame. Tony Stark menggunakan nama Lebowski untuk mengejek Thor.
1. Blade Runner
Foto: American Cinematheque
Adaptasi novel Do Androids Dream of Electric Sheep? yang dilakukan Ridley Scott ini adalah sebuah seni sinematik yang indah. Film yang kemudian diberi judul Blade Runner ini dibintangi Harrison Ford sebagai seorang mantan polisi yang harus menyingkirkan sekelompok android berbahaya yang akan berkhianat. Film ini dibuat dengan anggaran USD31 juta ketika dirilis pada 1982.
Film itu hanya meraup USD41 juta, tapi dianggap sebagai sebah masterpiece sci-fi yang bisa bersaing dengan Star Wars yang relatif masih baru. Pada 1992, Blade Runner dirilis lagi di bioskop. Waktu itu, film ini malah jadi populer dan mengokohkan statusnya sebagai film yang bagus. Sekuelnya, Blade Runner 2049, yang dirilis 25 tahun kemudian, kian menyolidkan betapa pentingnya film tersebut.
(alv)