7 Film Animasi yang Paling Bikin Rugi, Ada Film Disney Baru
loading...
A
A
A
JAKARTA - Beberapa film animasi mengalami nasib sial karena tak mendapatkan laba seperti yang diharapkan, melainkan malah rugi. Salah satunya bahkan film garapan Pixar yang berada di bawah perusahaan konglomerasi The Walt Disney Company.
Film animasi umumnya dibuat untuk penonton segala umur alias keluarga. Itu artinya, di atas kertas mestinya film jenis ini akan menguntungkan karena satu keluarga, yang minimal terdiri dari tiga orang, bisa menonton bersama. Namun, teori ini tak selamanya benar.
Beberapa film animasi menderita kerugian dari sisi bujet produksi, meskipun telah menayangkan filmnya di bioskop dan menjual DVD-nya. Berikut daftarnya, berdasarkan data dari The Numbers (the-numbers.com) dan Box Office Mojo.
1. Delgo (2008)
Foto:Freestyle Releasing
Delgo mengeluarkan bujet hingga USD40 juta (Rp598,2 miliar), tapi pendapatan kotor yang diterimanya hanya USD694.782 (Rp10,3 miliar). Film ini menceritakan tentang petualangan seorang remaja bernama Delgo yang bertekad untuk menyatukan dua suku yang sedang bermusuhan di Zamora.
2. Missing Link (2019)
Foto: AGC International
Missing Link mengeluarkan bujet hingga USD102 juta (Rp1,5 triliun), tapi pendapatannya hanya USD26,5 juta (Rp348,4 miliar) dari tiket bioskop dan USD3,6 juta (Rp55,4 miliar) dari penjualan DVD.
Film animasi stop-motion dari studio Laika Entertaiment ini menceritakan tentang Mr.Link yang menyewa peneliti mitos dan monster ternama bernama Sir Lionet Frost untuk mencari temannya.
3. Final Fantasy: The Spirits Within (2001)
Foto: Sony Pictures Releasing
Pendapatan dari film ini adalah USD85,1 juta (Rp1,2 triliun), dengan bujet sebesar USD137 juta (lebih dari Rp2 triliun). Kisahnya tentang seorang ilmuan perempuan yang berjuang untuk membebaskan umat manusia dari cengkeraman alien.
Baca Juga: 10 Film Ini Mengklaim Berdasarkan Kisah Nyata, tapi Bohong
4. Foodfight! (2012)
Foto: Lionsgate
Foodfight!mengangkat konsep layaknya Toy Story, tapi dengan tokoh maskot seperti Cheester Cheetah, Mr. Clean, Charlie the Tuna, dan lainnya, yang melawan kekuatan jahat Brand X. Bujet film ini adalah USD45 juta (672,9 miliiar), tapi pendapatannya hanya USD120.323 (Rp1,8 miliar)
5. Balto (1995)
Foto:Universal Pictures
Animasi garapan Universal Studio ini hanya mendapat USD11 juta (Rp164,5 miliar) dari bujet USD31 juta (Rp463,6 miliar). Kisahnya menceritakan petualangan seekor anjing yang berusaha untuk diterima oleh penduduk Nome, Alaska.
6. Mars Needs Moms (2011)
Foto: Walt Disney Studios Motion Pictures
Film animasi Disney dari dekade lalu ini menggunakan bujet sebanyak USD140 juta (Lebih dari Rp2,2 triliun), tapi pendapatannya hanya USD39,5 juta (Rp597 miliar) dari tiket bioskop dan USD7,006 juta (Rp105 miliar) dari penjualan DVD. Cerita film ini tentang Milo yang berjuang untuk mengembalikan ibunya yang diculik oleh mahluk Mars.
Baca Juga: 10 Drama Korea Pendek Terbaik, Tak Lebih dari 10 Episode
7. Turning Red (2022)
Foto: Walt Disney Studios Motion Pictures
Turning Red merupakan film animasi Garapan Pixar dari Disney yang mengisahkan tentang remaja bernama Meiling Lee yang suka K-pop, tapi ibunya tak setuju dengan hobinya itu. Ia lalu berubah jadi panda merah jika emosinya tak terkontrol.
Film animasi ini juga menderita kerugian karena bujet filmnya adalah USD175 juta (Rp2,6 triliun), tapi hanya menghasilkan USD20 juta (Rp299,1 miliIar).
GenSINDO
Nayla Fadhila
Universitas Pendidikan Indonesia
Film animasi umumnya dibuat untuk penonton segala umur alias keluarga. Itu artinya, di atas kertas mestinya film jenis ini akan menguntungkan karena satu keluarga, yang minimal terdiri dari tiga orang, bisa menonton bersama. Namun, teori ini tak selamanya benar.
Beberapa film animasi menderita kerugian dari sisi bujet produksi, meskipun telah menayangkan filmnya di bioskop dan menjual DVD-nya. Berikut daftarnya, berdasarkan data dari The Numbers (the-numbers.com) dan Box Office Mojo.
1. Delgo (2008)
Foto:Freestyle Releasing
Delgo mengeluarkan bujet hingga USD40 juta (Rp598,2 miliar), tapi pendapatan kotor yang diterimanya hanya USD694.782 (Rp10,3 miliar). Film ini menceritakan tentang petualangan seorang remaja bernama Delgo yang bertekad untuk menyatukan dua suku yang sedang bermusuhan di Zamora.
2. Missing Link (2019)
Foto: AGC International
Missing Link mengeluarkan bujet hingga USD102 juta (Rp1,5 triliun), tapi pendapatannya hanya USD26,5 juta (Rp348,4 miliar) dari tiket bioskop dan USD3,6 juta (Rp55,4 miliar) dari penjualan DVD.
Film animasi stop-motion dari studio Laika Entertaiment ini menceritakan tentang Mr.Link yang menyewa peneliti mitos dan monster ternama bernama Sir Lionet Frost untuk mencari temannya.
3. Final Fantasy: The Spirits Within (2001)
Foto: Sony Pictures Releasing
Pendapatan dari film ini adalah USD85,1 juta (Rp1,2 triliun), dengan bujet sebesar USD137 juta (lebih dari Rp2 triliun). Kisahnya tentang seorang ilmuan perempuan yang berjuang untuk membebaskan umat manusia dari cengkeraman alien.
Baca Juga: 10 Film Ini Mengklaim Berdasarkan Kisah Nyata, tapi Bohong
4. Foodfight! (2012)
Foto: Lionsgate
Foodfight!mengangkat konsep layaknya Toy Story, tapi dengan tokoh maskot seperti Cheester Cheetah, Mr. Clean, Charlie the Tuna, dan lainnya, yang melawan kekuatan jahat Brand X. Bujet film ini adalah USD45 juta (672,9 miliiar), tapi pendapatannya hanya USD120.323 (Rp1,8 miliar)
5. Balto (1995)
Foto:Universal Pictures
Animasi garapan Universal Studio ini hanya mendapat USD11 juta (Rp164,5 miliar) dari bujet USD31 juta (Rp463,6 miliar). Kisahnya menceritakan petualangan seekor anjing yang berusaha untuk diterima oleh penduduk Nome, Alaska.
6. Mars Needs Moms (2011)
Foto: Walt Disney Studios Motion Pictures
Film animasi Disney dari dekade lalu ini menggunakan bujet sebanyak USD140 juta (Lebih dari Rp2,2 triliun), tapi pendapatannya hanya USD39,5 juta (Rp597 miliar) dari tiket bioskop dan USD7,006 juta (Rp105 miliar) dari penjualan DVD. Cerita film ini tentang Milo yang berjuang untuk mengembalikan ibunya yang diculik oleh mahluk Mars.
Baca Juga: 10 Drama Korea Pendek Terbaik, Tak Lebih dari 10 Episode
7. Turning Red (2022)
Foto: Walt Disney Studios Motion Pictures
Turning Red merupakan film animasi Garapan Pixar dari Disney yang mengisahkan tentang remaja bernama Meiling Lee yang suka K-pop, tapi ibunya tak setuju dengan hobinya itu. Ia lalu berubah jadi panda merah jika emosinya tak terkontrol.
Film animasi ini juga menderita kerugian karena bujet filmnya adalah USD175 juta (Rp2,6 triliun), tapi hanya menghasilkan USD20 juta (Rp299,1 miliIar).
GenSINDO
Nayla Fadhila
Universitas Pendidikan Indonesia
(ita)