10 Film Ini Mengklaim Berdasarkan Kisah Nyata, tapi Bohong
loading...
A
A
A
Film horor Wolf Creek menjual dirinya sebagai terinspirasi insiden nyata. Film ini diangkat dari pembunuh berantai nyata di Australia, Ivan Milat, yang membunuh sejumlah backpacker di wilayah hutan. Tapi, film dan serial yang mengikutinya sangat membumbui cerita itu demi horor yang bagus.
Wolf Creek mengubah pembunuh berantainya menjadi tokoh yang nyaris tidak bisa dihentikan. Mereka menjadikannya seabgai salah satu karakter dengan angka pembunuhan tertinggi di genre slash. Padahal, tidak banyak muncul di layar. Memang ada kebenaran di pembunuhan itu, tapi, di sebagian besar, legenda Mike Taylor adalah hiasan horor.
Foto: People
The Conjuring dan semesta horor yang sama berfokus pada Ed dan Lorraine Warren. Mereka merupakan investigator paranormal di pertengahan abad 20. Sementara filmnya mempresentasikan pasangan Warren itu jujur dan tulus, dengan pengelaman paranormal asli, konsensus dari para ahli sejarah adalah mereka menipu.
Untuk sejumlah alasan yang bisa dipahami, film ini memilih menghilangkan keraguan di sekitar Warren. Alih-alih, film-film ini menunjukkan hantu yang sebenarnya kepada audiens. Film ini memberikan kepercayaan kepada setiap klaim yang dibuat pasangan Warren dan melangkah lebih jauh dengan membuat semuanya benar-benar nyata, yang menciptakan peristiwa yang tidak pernah terjadi.
Foto: Fox News
Film komedi/kriminal besutan Michael Bay, Pain & Gain, diangkat dari kisah nyata. Film itu bercerita tentang sekelompok instuktur fitness yang merencanakan penculikan dan pencurian. Tapi, alih-alih menggambarkan korbannya sebagai orang tak bersalah seperti aslinya, film itu mengubahnya menjadi orang yang benar-benar tidak disukai.
Penggambaran di film itu jelek banget sampai orang asli yang terlibat dalam kasus itu menggugat studio pembuatnya. Dia merasa karaternya ditulis seolah dia memang layak mendapatkan nasib seperti itu. Perubahan karakterisasi itu benar-benar tidak perlu. Film itu bisa menceritakan kisah yang sama tanpa memilih melakukan pembunuhan karakter.
Foto: Slate.com
Weird Al Yankovic memastikan dirinya pas dengan nama panggungnya itu di sepanjang kariernya. Dia selalu bersenang-senang dan mendefinisikan dirinya lewat keanehan. Ketika dia mengerjakan biopiknya sendiri, dia tidak berniat menceritakan kisah nyata dan malahan mengisinya dengan omong kosong.
Dengan mempertimbangkan betapa banyaknya biopik menyesatkan penontonnya, keputusan Weird Al sempurna bagi personanya. Alih-alih mengisahkan tentang cerita nyata yang tidak akurat, dia memilih memfiksikan hidupnya, meski masih dijual sebagai biopik. Langkah itu membuat komedi bagus dan sempurna bagi merek selebritas itu.
Foto: Looper
Fargo terkenal mengklaim terinspirasi dari kisah nyata. Tapi, seperti dikonfirmasi sutradaranya, hampir semua film ini murni fiksi. Film ini adalah penggabungan dua kejahatan tidak terkait yang disatukan Coen Brothers demi mengisahkan cerita asli karakter palsu.
Lelucon cerita nyata palsu itu sampai dibawa ke serial TV spinoff film itu, di mana serial nyata diadaptasi secara longgar ke berbagai cerita berbeda. Penggemar film ini tertarik dengan slogan kalau film itu diangkat dari kisah nyata. Tapi, banyak yang kemudian kecewa—meski tidak kaget—saat tahu kalau itu fiksi.
Wolf Creek mengubah pembunuh berantainya menjadi tokoh yang nyaris tidak bisa dihentikan. Mereka menjadikannya seabgai salah satu karakter dengan angka pembunuhan tertinggi di genre slash. Padahal, tidak banyak muncul di layar. Memang ada kebenaran di pembunuhan itu, tapi, di sebagian besar, legenda Mike Taylor adalah hiasan horor.
4. The Conjuring
Foto: People
The Conjuring dan semesta horor yang sama berfokus pada Ed dan Lorraine Warren. Mereka merupakan investigator paranormal di pertengahan abad 20. Sementara filmnya mempresentasikan pasangan Warren itu jujur dan tulus, dengan pengelaman paranormal asli, konsensus dari para ahli sejarah adalah mereka menipu.
Untuk sejumlah alasan yang bisa dipahami, film ini memilih menghilangkan keraguan di sekitar Warren. Alih-alih, film-film ini menunjukkan hantu yang sebenarnya kepada audiens. Film ini memberikan kepercayaan kepada setiap klaim yang dibuat pasangan Warren dan melangkah lebih jauh dengan membuat semuanya benar-benar nyata, yang menciptakan peristiwa yang tidak pernah terjadi.
3. Pain & Gain
Foto: Fox News
Film komedi/kriminal besutan Michael Bay, Pain & Gain, diangkat dari kisah nyata. Film itu bercerita tentang sekelompok instuktur fitness yang merencanakan penculikan dan pencurian. Tapi, alih-alih menggambarkan korbannya sebagai orang tak bersalah seperti aslinya, film itu mengubahnya menjadi orang yang benar-benar tidak disukai.
Penggambaran di film itu jelek banget sampai orang asli yang terlibat dalam kasus itu menggugat studio pembuatnya. Dia merasa karaternya ditulis seolah dia memang layak mendapatkan nasib seperti itu. Perubahan karakterisasi itu benar-benar tidak perlu. Film itu bisa menceritakan kisah yang sama tanpa memilih melakukan pembunuhan karakter.
2. Al Yankovic
Foto: Slate.com
Weird Al Yankovic memastikan dirinya pas dengan nama panggungnya itu di sepanjang kariernya. Dia selalu bersenang-senang dan mendefinisikan dirinya lewat keanehan. Ketika dia mengerjakan biopiknya sendiri, dia tidak berniat menceritakan kisah nyata dan malahan mengisinya dengan omong kosong.
Dengan mempertimbangkan betapa banyaknya biopik menyesatkan penontonnya, keputusan Weird Al sempurna bagi personanya. Alih-alih mengisahkan tentang cerita nyata yang tidak akurat, dia memilih memfiksikan hidupnya, meski masih dijual sebagai biopik. Langkah itu membuat komedi bagus dan sempurna bagi merek selebritas itu.
1. Fargo
Foto: Looper
Fargo terkenal mengklaim terinspirasi dari kisah nyata. Tapi, seperti dikonfirmasi sutradaranya, hampir semua film ini murni fiksi. Film ini adalah penggabungan dua kejahatan tidak terkait yang disatukan Coen Brothers demi mengisahkan cerita asli karakter palsu.
Lelucon cerita nyata palsu itu sampai dibawa ke serial TV spinoff film itu, di mana serial nyata diadaptasi secara longgar ke berbagai cerita berbeda. Penggemar film ini tertarik dengan slogan kalau film itu diangkat dari kisah nyata. Tapi, banyak yang kemudian kecewa—meski tidak kaget—saat tahu kalau itu fiksi.
(alv)