10 Film Populer Ini Dibenci Kritikus, tapi Laku di Box Office
loading...
A
A
A
Kaya seni nyaris selalu dilihat dan dinilai secara berbeda oleh penonton. Kritikus film cenderung mengandalkan aspek teknis lebih besar ketimbang audiens, yang lebih menempatkan pentingnya perasaan personal. Tidak ada satu jalan untuk menilai sebuah film dan tidak ada istilah umum serta syarat untuk menentukan betapa bagus atau jelek film itu.
Makanya, ada banyak contoh film yang disukai penonton tapi dibenci kritikus. Ini yang menyebabkan mengapa buruknya ulasan film tidak serta merta membuat sebuah film itu jeblok di pasaran. Sebaliknya, ada banyak film yang justru menikmati kesuksesan besar di box office meski menerima kritikan tajam.
Ulasan film bisa menentukan nasib film itu, tapi ulasan penonton juga tak kalah penting. Situs seperti Rotten Tomatoes memberikan kesempatan bagi kritikus dan audiens biasa untuk menyuarakan opininya terhadap sebuah film. Tidak jarang opini mereka sama, tapi sering kali opini mereka berseberangan. Film apa saja yang dibenci kritikus, tapi disukai penonton? Simak ulasannya berikut ini!
Foto: Vulture
Black Adam adalah salah satu film terbesar pada 2022. Film itu menggunakan kekuatan supernya untuk memecah opini penggemar dan kritikus. Kritikus menyebutnya sebagai kegagalan lain film DC. Mereka mencabik-cabik naskahnya karena terlalu kacau dan tidak punya arah. Kualitas CGI-nya juga titik lain yang disasar kritikus.
Tapi, di sisi lain, penggemar menikmati film padat aksi ini dan penampilan Dwayne Johnson sebagai bintang utamanya. Mereka tidak peduli dengan gaya CGI-nya dan menikmati pendekatan berbeda ini terhadap film superhero. Penggemar film memprioritaskan level aksi ketimbang kualitas skripnya dan menemukannya sangat bisa dinikmati. Tapi, film ini tetap dianggap gagal karena pendapatannya tak sebanding dengan anggarannya yang besar. Film ini meraup USD393 juta di box office.
Foto: The Playlist
Rambo: First Blood yang dirilis pada 1982 mengubah blockbuster berlumuran darah itu menjadi franchise pada aksi yang panjang. Film pertamanya membangun Sylvester Stallone sebagai salah satu pahlawan action paling dikenali dalam sejarah Hollywood. Seri terbarunya, Rambo: Last Blood dirilis dengan mendapatkan cacian dari para kritikus.
Para pengulas film secara khusus mengeluhkan finale franchise itu atas berbagai macam inkonsistensi. The Hollywood Reporter mengklaim kalau film itu lebih mirip pilot untuk sebuah serial televisi Rambo ketimbang sebuah pamitan yang layak. Meski begitu, Last Blood malah mendapatkan perhatian dan apresiasi dari para penonton. Film ini meraup USD91,5 juta dari anggaran USD50 juta.
Foto: CNBC
Eternals adalah salah satu film Marvel paling memecah. Secara kritis, itu adalah film Marvel di Marvel Cinematic Universe (MCU) dengan rating terendah sepanjang masa. Kritikus mengecam kurangnya aksi, karakter hambar dan plot basi film ini. Kualitasnya juga sangat dipertanyakan penggemar.
Penggemar film ini membuat suara mereka didengar dan membagikan kesukaan mereka terhadap film ini. Mereka menyebut karakter yang beraneka ragam, penampilan yang menarik, dan sinematografi mengagumkan sebagai faktor yang menarik dari film ini. Yang diabaikan atau dikritik kritikus malah disukai penggemar. Ini membuktikan kalau seni itu subyektif. Film ini meraup USD402 juta di box office.
Foto: IMDb
Memoirs of A Geisha disutradarai Rob Thomas. Film itu meraih total 6 nominasi Oscar dan memenangkan tiga di antaranya, termasuk Art Direction, Desain Kostum, dan Sinematografi. Gaya visual, soundtrack kaleidoskopik, dan desain lokasinya dipuji banyak pengulas film.
Tapi, opini umumnya hangat-hangat kuku. Kritikus menyebut film itu biasa-biasa saja. Rotten Tomatoes mengatakan, film itu membawa udara sederhana opera sabun. Tapi, Memoirs of A Geisha tampil lebih baik secara signifikan dalam hal penerimaan audiens. Film ini meraup USD162 juta dari anggaran USD85 juta.
Foto: Consequence.net
Entri baru franchise Jurassic Park, Jurassic World: Dominion, diterima dengan sangat berbeda oleh kritikus dan penggemar. Kritikus mengecam film itu karena melanjutkan sebuah franchise yang mereka yakini sudah melampaui masa berlakunya. Mereka juga menyatakan betapa film itu tidak mengontribusikan sesuatu yang baru terhadap franchise tersebut, selain menyebut kalau CGI-nya sudah membosankan.
Tapi, penggemar berpendapat lain. Menurut mereka, konklusi saga itu itu memuaskan. Mereka senang melihat karakter asli dari film Jurassic Park pertama kembali untuk bekerja sama dengan para protagonis dari serial Jurassic World. Sementara penggemar menikmati film ini, banyak yang sepakat dengan kritikus kalau sudah saatnya bagi franchise itu untuk pamitan. Meski begitu, film ini tetap sukses di box office dengan meraup USD1 miliar dari anggaran kurang dari USD200 juta.
Foto: Variety
Makanya, ada banyak contoh film yang disukai penonton tapi dibenci kritikus. Ini yang menyebabkan mengapa buruknya ulasan film tidak serta merta membuat sebuah film itu jeblok di pasaran. Sebaliknya, ada banyak film yang justru menikmati kesuksesan besar di box office meski menerima kritikan tajam.
Ulasan film bisa menentukan nasib film itu, tapi ulasan penonton juga tak kalah penting. Situs seperti Rotten Tomatoes memberikan kesempatan bagi kritikus dan audiens biasa untuk menyuarakan opininya terhadap sebuah film. Tidak jarang opini mereka sama, tapi sering kali opini mereka berseberangan. Film apa saja yang dibenci kritikus, tapi disukai penonton? Simak ulasannya berikut ini!
10. Black Adam — Tomatometer: 39% | Audiens: 88%
Foto: Vulture
Black Adam adalah salah satu film terbesar pada 2022. Film itu menggunakan kekuatan supernya untuk memecah opini penggemar dan kritikus. Kritikus menyebutnya sebagai kegagalan lain film DC. Mereka mencabik-cabik naskahnya karena terlalu kacau dan tidak punya arah. Kualitas CGI-nya juga titik lain yang disasar kritikus.
Tapi, di sisi lain, penggemar menikmati film padat aksi ini dan penampilan Dwayne Johnson sebagai bintang utamanya. Mereka tidak peduli dengan gaya CGI-nya dan menikmati pendekatan berbeda ini terhadap film superhero. Penggemar film memprioritaskan level aksi ketimbang kualitas skripnya dan menemukannya sangat bisa dinikmati. Tapi, film ini tetap dianggap gagal karena pendapatannya tak sebanding dengan anggarannya yang besar. Film ini meraup USD393 juta di box office.
9. Rambo: Last Blood — Tomatometer: 26% | Audiens: 81%
Foto: The Playlist
Rambo: First Blood yang dirilis pada 1982 mengubah blockbuster berlumuran darah itu menjadi franchise pada aksi yang panjang. Film pertamanya membangun Sylvester Stallone sebagai salah satu pahlawan action paling dikenali dalam sejarah Hollywood. Seri terbarunya, Rambo: Last Blood dirilis dengan mendapatkan cacian dari para kritikus.
Para pengulas film secara khusus mengeluhkan finale franchise itu atas berbagai macam inkonsistensi. The Hollywood Reporter mengklaim kalau film itu lebih mirip pilot untuk sebuah serial televisi Rambo ketimbang sebuah pamitan yang layak. Meski begitu, Last Blood malah mendapatkan perhatian dan apresiasi dari para penonton. Film ini meraup USD91,5 juta dari anggaran USD50 juta.
8. Eternals — Tomatometer: 47% | Audiens: 77%
Foto: CNBC
Eternals adalah salah satu film Marvel paling memecah. Secara kritis, itu adalah film Marvel di Marvel Cinematic Universe (MCU) dengan rating terendah sepanjang masa. Kritikus mengecam kurangnya aksi, karakter hambar dan plot basi film ini. Kualitasnya juga sangat dipertanyakan penggemar.
Penggemar film ini membuat suara mereka didengar dan membagikan kesukaan mereka terhadap film ini. Mereka menyebut karakter yang beraneka ragam, penampilan yang menarik, dan sinematografi mengagumkan sebagai faktor yang menarik dari film ini. Yang diabaikan atau dikritik kritikus malah disukai penggemar. Ini membuktikan kalau seni itu subyektif. Film ini meraup USD402 juta di box office.
7. Memoirs of A Geisha — Tomatometer: 35% | Audiens: 83%
Foto: IMDb
Memoirs of A Geisha disutradarai Rob Thomas. Film itu meraih total 6 nominasi Oscar dan memenangkan tiga di antaranya, termasuk Art Direction, Desain Kostum, dan Sinematografi. Gaya visual, soundtrack kaleidoskopik, dan desain lokasinya dipuji banyak pengulas film.
Tapi, opini umumnya hangat-hangat kuku. Kritikus menyebut film itu biasa-biasa saja. Rotten Tomatoes mengatakan, film itu membawa udara sederhana opera sabun. Tapi, Memoirs of A Geisha tampil lebih baik secara signifikan dalam hal penerimaan audiens. Film ini meraup USD162 juta dari anggaran USD85 juta.
6. Jurassic World: Dominion — Tomatometer: 29% | Audiens: 77%
Foto: Consequence.net
Entri baru franchise Jurassic Park, Jurassic World: Dominion, diterima dengan sangat berbeda oleh kritikus dan penggemar. Kritikus mengecam film itu karena melanjutkan sebuah franchise yang mereka yakini sudah melampaui masa berlakunya. Mereka juga menyatakan betapa film itu tidak mengontribusikan sesuatu yang baru terhadap franchise tersebut, selain menyebut kalau CGI-nya sudah membosankan.
Tapi, penggemar berpendapat lain. Menurut mereka, konklusi saga itu itu memuaskan. Mereka senang melihat karakter asli dari film Jurassic Park pertama kembali untuk bekerja sama dengan para protagonis dari serial Jurassic World. Sementara penggemar menikmati film ini, banyak yang sepakat dengan kritikus kalau sudah saatnya bagi franchise itu untuk pamitan. Meski begitu, film ini tetap sukses di box office dengan meraup USD1 miliar dari anggaran kurang dari USD200 juta.
5. Uncharted — Tomatometer: 41% | Audiens: 90%
Foto: Variety