Jastip Makanan vs Barang, Mana Lebih Menguntungkan?

Sabtu, 11 Juli 2020 - 15:00 WIB
Jastip makanan dan barang bisa jadi pilihan layanan jasa saat masa pandemi virus corona. Foto/Getty Images, iStock Photo
JAKARTA - Jastip makanan dalam dan luar kota merebak pada masa pandemi ini. Sementara jastip produk dari luar negeri juga selalu punya pasarnya.

Nah, mana yang lebih menguntungkan? Berikut pendapat penyedia jastip makanan Inneke Tri serta Eva Nofita dan Dewi Jasmine yang menyediakan jastip barang dalam dan luar negeri.

1. RISIKO YANG BERBEDA



Foto: Freepik



Usaha jastip makanan harus teliti memperhatikan ketahanan makanan saat proses pengantaran. Jenis makanan yang gampang hancur atau meleleh seperti kue kering dan cokelat harus diperlakukan ekstra hati-hati. Begitu juga tanggal kedaluwarsanya.

Sedangkan pada barang yang harus diperhatikan adalah kondisi secara keseluruhannya. Perhatikan kalau ada yang lecet, pecah, atau rusak.

2. BIAYA PAJAK



Foto: Freepik

Biaya pajak pada barang, berbeda dengan makanan. Pada barang dari luar negeri, kalau total harga di atas USD500, maka akan dikenakan biaya pajak. Sementara untuk makanan, kalau jenisnya sama dan total harganya di atas USD500, gak akan dikenakan pajak.

3. TINGKAT KEPOPULERAN



Foto: Freepik

Pada usaha jastip luar negeri, barang, baju dan skincare, lebih dicari konsumen daripada makanan. Beberapa barang memang ada yang gak dijual di Indonesia. Sedangkan pada usaha jastip lokal yang jaraknya gak terlalu jauh, makanan lebih disukai, terutama kalau bisa memesan makanan dari banyak tempat, tapi dengan ongkir satu harga dan jauh lebih murah seperti yang sering dipromosikan di akun Twitter @darihaltekehalte.

4. PERSENTASE KEUNTUNGAN



Foto: Freepik

Jastip makanan bisa menghasilkan untung yang lebih banyak, karena bisa langsung membeli banyak makanan sekaligus. Jadi untung yang didapatkan bisa langsung besar. Ini beda dengan barang yang kebanyakan spesifik dan berbeda tiap konsumen, jadi untung yang didapatkan gak bisa langsung besar.
Halaman :
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. SINDOnews.com tidak terlibat dalam materi konten ini.
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More