Sering Merasa Tak Enak saat Makan di Kampus? Mungkin Kamu Menderita Gangguan ini
Rabu, 31 Agustus 2022 - 15:35 WIB
JAKARTA - Apakah kamu termasuk kelompok orang yang sering merasakan gangguan atau perasaan enggak enak saat makan di lingkungan kampus?
Hal yang kamu rasakan bisa jadi merupakan gejala dari "eating disorders on campus". Ini adalah bentuk gangguan mental yang ditandai dengan pola makan yang tidak sehat dan wajar di lingkungan kampus. Kondisi ini bisa berdampak negatif buat kesehatan fisik dan mental penderitanya.
Penderita bakal kekurangan gizi cukup untuk tubuhnya dan bahkan bisa menghambat aktivitas sehari-harinya, seperti tidak fokus saat mengikuti pembelajaran di kampus atau kegiatan lainnya. Bahkan, gangguan ini bisa memengaruhi nilai akademik penderitanya.
Kalau dibiarkan terus-menerus, gangguan mental ini akan berbahaya bagi organ-organ tubuh penderita, seperti jantung, lambung, tulang, dan bahkan berpotensi terjadi komplikasi serius yang menyebabkan kematian.
Bersumber dari Verywellmind, gangguan ini umumnya dimulai saat akhir masa remaja, tepatnya saat usia umum pendaftaran perguruan tinggi (18-21 tahun). Anoreksia Nervosa (tidak mau makan karena takut berat badan naik), Bulimia Nervosa (makan dengan porsi banyak diikuti kebiasaan memuntahkan makanan), dan Binge-eating Disorder (makan berlebihan yang tidak terkendali) adalah gangguan makan yang umum terjadi pada mahasiswa di kampus.
Penyebab Eating Disorders on Campus
Gangguan makan di kampus biasanya menimpa remaja (18-21 tahun) perempuan. Juga mereka yang sedang mengalami stres berat, mengidap gangguan mental lain (misalnya OCD), hingga pengalaman tak menyenangkan saat kuliah.
Foto: Pexels
Pengalaman saat kuliah tentunya berbeda dengan masa-masa ketika masih menempuh jenjang pendidikan sebelumnya (SD, SMP, dan SMA/SMK). Situasi baru dan menantang bagi para mahasiswa menjadi faktor pendukung terjadinya gangguan makan. Terutama bagi para mahasiswa yang kebanyakan menjadi perantau. Mereka dituntut untuk bisa hidup mandiri, tanpa dukungan orang tua atau keluarga.
Baca Juga: 8 Film Komedi tentang Kesehatan Mental, Kocak sekaligus Penuh Makna
Tentunya banyak hal yang harus mereka sesuaikan atau harus bisa beradaptasi, pada kasus ini misalnya tidak adanya kontrol makanan dari orang tua, yang sudah menjadi kebiasaan selama bertahun-tahun saat masih di rumah. Apabila para mahasiswa tidak siap, tentunya secara bertahap akan menimbulkan rasa cemas hingga adanya gangguan pada selera makan. Ini karena, mereka tidak yakin dengan berbagai makanan atau minuman yang tersedia di kampus, yang tidak sama dengan di rumah.
Perawatan Eating Disorders on Campus
Gangguan makan di kampus sebenarnya bisa ditangani secara mandiri di rumah. Meski begitu, kamu harus melakukan diagnosis terlebih dahulu ke dokter untuk mengetahui jenis dan seberapa parah gangguan makan yang dialami.
Jika tidak terlalu serius, kamu bisa melakukan sejumlah perawatan secara mandiri, di antaranya menjalani pola hidup sehat sesuai anjuran dokter, juga kurangi mengisolasi diri sendiri dari keluarga ataupun teman-teman. Selanjutnya belajar untuk lebih mencintai diri sendiri dan tidak membandingkan diri dengan orang lain.
Lalu kurangi aktivitas menimbang badan atau bercermin, menghentikan penggunaan pil diet atau obat pencahar, dan mengelola stres dengan berolahraga atau melakukan hobi.
Foto: Pexels
Namun, jika gangguan makan yang kamu alami sudah tergolong parah, langkah yang harus dilakukan adalah melakukan perawatan di rumah sakit. Biasanya dokter menerapkan tiga metode untuk menyembuhkan gangguan ini.
Hal yang kamu rasakan bisa jadi merupakan gejala dari "eating disorders on campus". Ini adalah bentuk gangguan mental yang ditandai dengan pola makan yang tidak sehat dan wajar di lingkungan kampus. Kondisi ini bisa berdampak negatif buat kesehatan fisik dan mental penderitanya.
Penderita bakal kekurangan gizi cukup untuk tubuhnya dan bahkan bisa menghambat aktivitas sehari-harinya, seperti tidak fokus saat mengikuti pembelajaran di kampus atau kegiatan lainnya. Bahkan, gangguan ini bisa memengaruhi nilai akademik penderitanya.
Kalau dibiarkan terus-menerus, gangguan mental ini akan berbahaya bagi organ-organ tubuh penderita, seperti jantung, lambung, tulang, dan bahkan berpotensi terjadi komplikasi serius yang menyebabkan kematian.
Bersumber dari Verywellmind, gangguan ini umumnya dimulai saat akhir masa remaja, tepatnya saat usia umum pendaftaran perguruan tinggi (18-21 tahun). Anoreksia Nervosa (tidak mau makan karena takut berat badan naik), Bulimia Nervosa (makan dengan porsi banyak diikuti kebiasaan memuntahkan makanan), dan Binge-eating Disorder (makan berlebihan yang tidak terkendali) adalah gangguan makan yang umum terjadi pada mahasiswa di kampus.
Penyebab Eating Disorders on Campus
Gangguan makan di kampus biasanya menimpa remaja (18-21 tahun) perempuan. Juga mereka yang sedang mengalami stres berat, mengidap gangguan mental lain (misalnya OCD), hingga pengalaman tak menyenangkan saat kuliah.
Foto: Pexels
Pengalaman saat kuliah tentunya berbeda dengan masa-masa ketika masih menempuh jenjang pendidikan sebelumnya (SD, SMP, dan SMA/SMK). Situasi baru dan menantang bagi para mahasiswa menjadi faktor pendukung terjadinya gangguan makan. Terutama bagi para mahasiswa yang kebanyakan menjadi perantau. Mereka dituntut untuk bisa hidup mandiri, tanpa dukungan orang tua atau keluarga.
Baca Juga: 8 Film Komedi tentang Kesehatan Mental, Kocak sekaligus Penuh Makna
Tentunya banyak hal yang harus mereka sesuaikan atau harus bisa beradaptasi, pada kasus ini misalnya tidak adanya kontrol makanan dari orang tua, yang sudah menjadi kebiasaan selama bertahun-tahun saat masih di rumah. Apabila para mahasiswa tidak siap, tentunya secara bertahap akan menimbulkan rasa cemas hingga adanya gangguan pada selera makan. Ini karena, mereka tidak yakin dengan berbagai makanan atau minuman yang tersedia di kampus, yang tidak sama dengan di rumah.
Perawatan Eating Disorders on Campus
Gangguan makan di kampus sebenarnya bisa ditangani secara mandiri di rumah. Meski begitu, kamu harus melakukan diagnosis terlebih dahulu ke dokter untuk mengetahui jenis dan seberapa parah gangguan makan yang dialami.
Jika tidak terlalu serius, kamu bisa melakukan sejumlah perawatan secara mandiri, di antaranya menjalani pola hidup sehat sesuai anjuran dokter, juga kurangi mengisolasi diri sendiri dari keluarga ataupun teman-teman. Selanjutnya belajar untuk lebih mencintai diri sendiri dan tidak membandingkan diri dengan orang lain.
Lalu kurangi aktivitas menimbang badan atau bercermin, menghentikan penggunaan pil diet atau obat pencahar, dan mengelola stres dengan berolahraga atau melakukan hobi.
Foto: Pexels
Namun, jika gangguan makan yang kamu alami sudah tergolong parah, langkah yang harus dilakukan adalah melakukan perawatan di rumah sakit. Biasanya dokter menerapkan tiga metode untuk menyembuhkan gangguan ini.
tulis komentar anda