4 Konsep Filosofi Jepang yang Bisa Mengubah Emosi dan Pikiranmu
Kamis, 25 Juni 2020 - 22:02 WIB
JAKARTA - Tak hanya kaya akan budaya, Jepang juga kaya akan perspektif dan filosofi hidup penuh makna.
Yang sering kita dengar misalnya konsep ikigai yang membahas tujuan dan nilai hidup. Kemudian Jepang juga mengenalkan hidup minimalis yang bisa memberikan kebebasan bagi yang melakukannya.
Dalam seni bela diri pun, mereka punya cara tersendiri untuk memaknainya. Bela diri bukan cuma dilihat sebagai sebuah seni mempertahankan diri dari situasi berbahaya, tapi juga ada filosofi di baliknya.
Nah, filosfinya ini bisa dipakai untuk mengendalikan emosi dan pikiran. Apa aja, yuk kita cek, mengutip dari Medium.
1. MUSHIN NO SHIN - TANPA BEBAN PIKIRAN
Foto: Freepik
Ini kondisi saat suara dalam pikiran kita gak lagi terdengar dan pikiran dalam keadaan tenang. Kita cuma perlu melakukan hal yang harus dilakukan, tanpa ada keraguan. Mushin muncul kalau kita terbebas dari kemarahan, ketakutan, dan ego.
Dalam praktek bela diri, mushin juga menggambarkan keadaan saat petarung bergerak sesuai insting tanpa merencanakan pergerakan dan berserah pada aksi langsung. Konsep ini cukup terkenal dari perkataan Bruce Lee, "Empty your mind, be formless. Shapeless, like water." Dengan membebaskan pikiran, kita jadi bisa bergerak dengan bebas.
2. FUDOSHIN - PIKIRAN TAK TERGOYAHKAN
Foto: Pixabay
Biasanya, pada awal tahun, kita penuh semangat bikin resolusi dan rencana untuk setahun ke depan. Perayaan tahun baru seperti memberi kita semangat baru untuk menggapai apa yang belum terlaksana. Namun biasanya juga, semangat itu cuma bertahan dalam beberapa minggu saja, setelah rasa lelah dan kesibukan menyergap kita.
Konsep fudoshin adalah keinginan yang tak tertahankan untuk mencapai target tanpa peduli segala gangguan internal maupun eksternal. Fudoshin melatih keteguhan hati untuk tetap maju tanpa takut akan risiko di depan. Kita bisa mengendalikan rasa takut dan khawatir menjadi motivasi untuk kembali menggapai target awal.
3. ZANSHIN - PIKIRAN TAK TERSISA
Foto: Pixabay
Dengan zanshin, kita diajarkan untuk rileks, tapi tetap fokus pada apa yang terjadi. Seluruh pikiran dijadikan satu fokus pada apa yang sedang dilakukan, hingga tak ada pikiran yang tersisa untuk hal lain.
Nah, sering banget, kan, kita mengerjakan banyak hal dalam satu waktu. Nyatanya hal ini gak efektif dan membuat hasil yang kita kerjakan gak maksimal. Hidup untuk hari ini, detik ini. Jangan biarkan kekhawatiran hari esok mengambil alih pikiran kita.
Yang sering kita dengar misalnya konsep ikigai yang membahas tujuan dan nilai hidup. Kemudian Jepang juga mengenalkan hidup minimalis yang bisa memberikan kebebasan bagi yang melakukannya.
Dalam seni bela diri pun, mereka punya cara tersendiri untuk memaknainya. Bela diri bukan cuma dilihat sebagai sebuah seni mempertahankan diri dari situasi berbahaya, tapi juga ada filosofi di baliknya.
Nah, filosfinya ini bisa dipakai untuk mengendalikan emosi dan pikiran. Apa aja, yuk kita cek, mengutip dari Medium.
1. MUSHIN NO SHIN - TANPA BEBAN PIKIRAN
Foto: Freepik
Ini kondisi saat suara dalam pikiran kita gak lagi terdengar dan pikiran dalam keadaan tenang. Kita cuma perlu melakukan hal yang harus dilakukan, tanpa ada keraguan. Mushin muncul kalau kita terbebas dari kemarahan, ketakutan, dan ego.
Dalam praktek bela diri, mushin juga menggambarkan keadaan saat petarung bergerak sesuai insting tanpa merencanakan pergerakan dan berserah pada aksi langsung. Konsep ini cukup terkenal dari perkataan Bruce Lee, "Empty your mind, be formless. Shapeless, like water." Dengan membebaskan pikiran, kita jadi bisa bergerak dengan bebas.
2. FUDOSHIN - PIKIRAN TAK TERGOYAHKAN
Foto: Pixabay
Biasanya, pada awal tahun, kita penuh semangat bikin resolusi dan rencana untuk setahun ke depan. Perayaan tahun baru seperti memberi kita semangat baru untuk menggapai apa yang belum terlaksana. Namun biasanya juga, semangat itu cuma bertahan dalam beberapa minggu saja, setelah rasa lelah dan kesibukan menyergap kita.
Konsep fudoshin adalah keinginan yang tak tertahankan untuk mencapai target tanpa peduli segala gangguan internal maupun eksternal. Fudoshin melatih keteguhan hati untuk tetap maju tanpa takut akan risiko di depan. Kita bisa mengendalikan rasa takut dan khawatir menjadi motivasi untuk kembali menggapai target awal.
3. ZANSHIN - PIKIRAN TAK TERSISA
Foto: Pixabay
Dengan zanshin, kita diajarkan untuk rileks, tapi tetap fokus pada apa yang terjadi. Seluruh pikiran dijadikan satu fokus pada apa yang sedang dilakukan, hingga tak ada pikiran yang tersisa untuk hal lain.
Nah, sering banget, kan, kita mengerjakan banyak hal dalam satu waktu. Nyatanya hal ini gak efektif dan membuat hasil yang kita kerjakan gak maksimal. Hidup untuk hari ini, detik ini. Jangan biarkan kekhawatiran hari esok mengambil alih pikiran kita.
tulis komentar anda