6 Tanda Bahaya dalam Hubungan Percintaan yang Wajib Kamu Ketahui

Sabtu, 19 Maret 2022 - 14:04 WIB
Selalu ada tanda-tanda bahaya dalam hubungan asmara yang tidak sehat yang mungkin kamu acuhkan. Foto/Shutterstock
JAKARTA - Tanda atau sinyal bahaya (red flag) dalam hubungan didefinisikan sebagai tanda bahwa pasangan atau hubungan yang dijalani mengarah pada kondisi yang tidak sehat.

Jika kamu atau pasangan memutuskan untuk tetap mempertahankan hubungan ini, maka akan sangat mungkin membuat salah satu atau kedua belah pihak mengalami kekerasan emosional.

Apa saja tanda 'red flag' dalam hubungan? Berikut ini di antaranya yang wajib kamu ketahui.

1. Suka Berbohong





Foto: Pexels

Jika berbohong dilakukan secara konsisten dan terjadi secara terus-menerus, maka hubungan itu masuk dalam tanda bahaya. Berbohong berulang kali bisa mempersulit pasangan untuk membangun pondasi yang kuat dalam menjalin hubungan. Kepercayaan kepada pasangan akan runtuh dan sulit sekali untuk membangunnya kembali.

2. Sering Menghina atau Merendahkan



Foto: Pexels

Jika pasangan suka menghina dan merendahkan dengan alasan mengkritik, ini bisa menurunkan harga diri pacarnya. Beberapa contoh umum misalnya, "Kamu beruntung masih punya aku, karena kamu tidak akan bisa melakukan ini lebih baik dari aku" atau "Kamu dan tidak lucu saat mencoba melucu”.

3. Tidak Mau Diajak Kompromi



Foto: Pexels

Jika pasangan sering kali menghindar ketika diajak berkompromi bahkan untuk hal-hal kecil sekalipun, sebaiknya berhati-hati jika ingin terus melanjutkan hubungan. Dalam hubungan yang sehat, kompromi bukanlah kesepakatan sepihak karena penting untuk saling mempertimbangkan kebutuhan dan keinginan satu sama lain.

Jika menjalin hubungan dengan kesepakatan secara sepihak, kemungkinan akan berakhir dengan kompromi yang berlebihan dan menyebabkan rasa kesal, terluka, dan salah paham pada salah satu pihak.

Baca Juga: 5 Istilah Kekerasan Emosional dalam Percintaan, Termasuk Ghosting



4. Suka Mengabaikan Argumen
Halaman :
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. SINDOnews.com tidak terlibat dalam materi konten ini.