3 Alasan Mengapa Takemichi di Tokyo Revengers Tak Bisa Diremehkan

Senin, 17 Januari 2022 - 20:55 WIB
Takemichi Hanagaki dari Tokyo Revengers bukanlah tipe karakter utama khas shounen. Dia lemah dan tak berkembang. Namun, itu tidak berarti dia bisa disepelekan. (Foto: Fandom)
Takemichi Hanagaki dari Tokyo Revengers mungkin menjadi salah satu karakter utama di serial manga atau anime terburuk saat ini. Tidak ada yang bisa dia lakukan selain menangis, menangis dan menangis. Sampai teman-temannya menjulukinya sebagai pahlawan cengeng.

Penggemar pun banyak yang tidak menyukai Takemichi. Apalagi, perkembangan karakternya pun seperti jalan di tempat. Banyak yang berharap Takemichi akan menjadi lebih baik seiring berjalannya waktu. Dengan manganya telah memasuki busur cerita akhir, ada harapan Takemichi tidak lagi gampang menangis.

Takemichi jelas bukan tokoh utama khas anime shounen. Dia tidak jadi lebih kuat seiring berjalannya waktu. Dia masih menjadi samsak orang lain dan tetap menjadi sosok yang lemah secara fisik. Namun, itu tidak berarti dia memang tidak berguna.

Secara fisik, Takemichi mungkin tidak seperti jagoan lain di anime shounen semacam Naruto atau Luffy. Dia bahkan tidak ada apa-apanya dibanding karakter lain di Tokyo Revengers seperti Mikey, Draken atau Chifuyu. Tapi, secara mental, Takemichi adalah orang yang sangat kuat.

Menurut CBR, ada sejumlah alasan mengapa Takemichi tidak bisa disepelekan begitu saja. Situs itu menyebut karakter ini sebagai pahlawan sejati. Apa alasannya? Berikut ulasannya!





1. Takemichi memecah tradisi karakter utama shounen



Sepanjang Tokyo Revengers, sampai arc akhirnya di manga, Takemichi selalu dipukuli. Dari semua anggota geng di Tokyo Manji alias Toman, dia adalah yang terlemah. Dia tidak pernah keluar dari pertarungan tanpa tergores.

Takemichi menyadarinya. Kenyataan ini juga membuatnya frustrasi karena dia terus menemukan dirinya terluka parah. Ini jadi memburuk ketika dia masuk dunia di mana pertarungan sering kali dimenangkan hanya dengan kekuatan fisik.

Beruntung, pemimpin Toman, Mikey, tidak pernah menyalahkannya karena tidak menjadi orang terkuat. Nyatanya, Mikey menghormati itu dan mewakili visinya bagi era baru para berandalan. Kekuatan tidak berputar pada fisik di Tokyo Revengers. Kekuatan itu berbasis di sekitar karakter dan moral.

Cara lain yang dilakukan Takemichi untuk memecah mindset maskulinitas toxic adalah bagaimana dia tidak takut memperlihatkan emosinya. Orang-orang mengolok-oloknya karena menangis. Bahkan, Akkun menjulukinya sebagai Pahlawan Cengeng. Ini memperlihatkan, meski dia menangis, ini tidak membuatnya kurang berani atau kurang menjadi jagoan.

Dibandingkan dengan Mikey yang dianggap sebagai orang terkuat di Toman, Takemichi harus menyembunyikan ketakutannya ketika Draken terluka. Ini karena dia harus menjunjung citra Mikey yang Tak Terkalahkan. Bagi Takemichi, menunjukkan emosi yang sebenarnya membutuhkan keberanian yang luar biasa.

2. Ketahanan mental Takemichi tiada tandingannya



Motivasi utama Takemichi di Tokyo Revengers adalah menyelamatkan mantan pacarnya, Hina. Setelah tahu kalau dia tewas akibat ulah Toman, Takemichi berusaha kembali ke masa lalu untuk mencari akar penyebab perubahan geng itu dan menghentikannya untuk mencegah kematian Hina. Sejauh ini, dia beberapa kali berhasil.

Yang pertama dia lihat adalah sebuah masa depan di mana Akkun, kini pengikut Kisaki, bunuh diri karena ketakutan pada Kisaki. Yang kedua, Takemichi mengira dia sukses setelah menyelamatkan nyawa Draken. Tapi, dia harus melihat Akkun dan Hina tewas lagi.

Itu adalah trauma yang banyak bagi satu orang. Itu pun tidak berhenti di situ. Takemichi akan melihat lebih banyak masa depan mengerikan seiring berjalannya serial ini.

Yang lebih buruk adalah begitu dia di masa SMP, dia tidak punya orang yang bisa dipercaya. Dia harus mengemban semua ketakutan dan rasa sakit sendiri. Dia tidak tahu apakah perubahan yang dia lakukan akan membuat masa depan jadi lebih baik atau buruk.
Halaman :
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. SINDOnews.com tidak terlibat dalam materi konten ini.
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More