10 Mangaka yang Tidak Terlibat Pembuatan Anime Serialnya
Minggu, 12 Desember 2021 - 16:05 WIB
6. Nobuhiro Watsuki — Rurouni Kenshin: Reflection
Sama seperti Dragon Ball GT, Reflection awalnya dimaksudkan sebagai finale Rurouni Kenshin. Ber-setting beberapa tahun setelah akhir animenya, Reflection mengisahkan hari-hari akhir Kenshin Himura setelah dia kembali dari perang hanya untuk mengembuskan napas terakhir di tangan Kaoru Kamiya. Penggemar merasa ini adalah konklusi yang terlalu kasar. Pencipta Kenshin pun sepakat. Meski sudah memberikan restu pada finale itu, Watsuki tidak benar-benar berkontribusi. Dia tidak sepakat dengan tone masamnya karena dia melihat happy ending bagi Kenshin setelah semua sakit dan penderitaan yang dia alami. Meski dia mengaku kalau itu membuat darahnya mendidih, Watsuki menganggap Reflection adalah spinoff terbaik.
5. Mohiro Kitoh — Bokurano
Bokurano mungkin dikenal sebagai anime tersuram yang pernah ada. Tapi, anime itu sebenarnya adalah perbaikan optimistik dari materi sumbernya. Singkatnya, manga karya Mohiro Kitoh itu berakhir dengan semua orang sekarat dan ‘permainan’ reset di dunia lain. Sutradara animenya, Hiroyuki Morita tidak suka konklusi ini, jadi dia meminta izin Kitoh untuk mengubahnya.
Kitoh memberikan restu dan peringatan kalau karakter yang masih hidup tidak bisa diselamatkan Deus Ex Machina. Tapi, dia secara eksplisit memperingatkan pembacanya kalau anime itu bukan ceritanya. Di unggahan blognya yang penuh amarah, Kitoh meminta para pengikutnya agar tidak menonton Bokurano karena dia hanya punya sedikit kaitan dengan narasi alternatifnya.
4. Yoshiyuki Tomino — Mobile Suit Gundam: Alternate Century
Yoshiyuki Tomino sebenarnya tidak punya kendali banyak atas karyanya yang terkenal dan laris di pasaran itu. Padahal, dia adalah pencipta Mobile Suit Gundam. Setelah membungkus Victory Gundam, Tomino menjual hak franchise kepada Sunrise, yang kemudian membuat spinoff Alternate Century.
Selama sebagian besar 90-an dan awal 2000-an, Tomino menulis novel dan manga Universal Century sementara Sunrise membuat serial baru Gundam tanpa inputnya. Ada rumor kalau Tomino membenci Alternate Century. Tapi, sebenarnya, pendapatnya yang pernah meremehkan mereda seperti terlihat pada bagaimana Gundam secara efektif menyatukan semua media Gundam.
3. Yukito Kishiro — The Battle Angel
Salah satu penyesalan terbesar Yukito Kishiro adalah jadwalnya yang padat. Ini mencegahnya untuk lebih terlibat dalam produksi animasi asli (OVA) Battle Angel, adaptasi manganya. Karena Kishiro tidak mengawasi penciptaan OVA itu dan mengakui kalau dia tidak menganggap produksi itu serius, dua episode dibuat tanpa input darinya.
OVA itu sebenarnya bernilai 90-an, tapi Kishiro membencinya. Masalah terbesarnya adalah bagaimana OVA itu memprioritaskan aksi berdarah-darah di atas tema kemanusiaan integral manga-nya. Sebagai respons, Kishiro tidak mengakui OVA itu dan membenci semua adaptasi anime dari manga karyanya. Tapi, dia terlibat di pembuatan live action Alita: Battle Angel dan suka hasil filmnya.
2. Katsura Hoshino — D Gray-Man
Sama seperti banyak anime dari 2000-an, D Gray Man menambahkan banyak dari cerita asli dan busur filler. Pencipta manganya, Katsura Hoshino, tidak menyukainya—terutama perubahan karakter dan akhir yang kasar. Tapi, dia atau TMS Entertainment tidak punya pilihan lain karena kesehatannya yang memburuk yang membatasi seberapa sering dia bisa mengerjakan manga atau animenya.
Setelah sembuh dan mendapatkan jadwal baru yang lebih mudah diikuti, Hoshino langsung terlibat dengan produksi reboot halus/sekuel serial itu, D Gray Man Hallow, atas permintaan TMS. Sayangnya, Hallow terhalang oleh pendeknya episode, hanya 13 episode, sehingga input Hoshino pun tidak bisa menyelamatkannya.
Sama seperti Dragon Ball GT, Reflection awalnya dimaksudkan sebagai finale Rurouni Kenshin. Ber-setting beberapa tahun setelah akhir animenya, Reflection mengisahkan hari-hari akhir Kenshin Himura setelah dia kembali dari perang hanya untuk mengembuskan napas terakhir di tangan Kaoru Kamiya. Penggemar merasa ini adalah konklusi yang terlalu kasar. Pencipta Kenshin pun sepakat. Meski sudah memberikan restu pada finale itu, Watsuki tidak benar-benar berkontribusi. Dia tidak sepakat dengan tone masamnya karena dia melihat happy ending bagi Kenshin setelah semua sakit dan penderitaan yang dia alami. Meski dia mengaku kalau itu membuat darahnya mendidih, Watsuki menganggap Reflection adalah spinoff terbaik.
5. Mohiro Kitoh — Bokurano
Bokurano mungkin dikenal sebagai anime tersuram yang pernah ada. Tapi, anime itu sebenarnya adalah perbaikan optimistik dari materi sumbernya. Singkatnya, manga karya Mohiro Kitoh itu berakhir dengan semua orang sekarat dan ‘permainan’ reset di dunia lain. Sutradara animenya, Hiroyuki Morita tidak suka konklusi ini, jadi dia meminta izin Kitoh untuk mengubahnya.
Kitoh memberikan restu dan peringatan kalau karakter yang masih hidup tidak bisa diselamatkan Deus Ex Machina. Tapi, dia secara eksplisit memperingatkan pembacanya kalau anime itu bukan ceritanya. Di unggahan blognya yang penuh amarah, Kitoh meminta para pengikutnya agar tidak menonton Bokurano karena dia hanya punya sedikit kaitan dengan narasi alternatifnya.
4. Yoshiyuki Tomino — Mobile Suit Gundam: Alternate Century
Yoshiyuki Tomino sebenarnya tidak punya kendali banyak atas karyanya yang terkenal dan laris di pasaran itu. Padahal, dia adalah pencipta Mobile Suit Gundam. Setelah membungkus Victory Gundam, Tomino menjual hak franchise kepada Sunrise, yang kemudian membuat spinoff Alternate Century.
Selama sebagian besar 90-an dan awal 2000-an, Tomino menulis novel dan manga Universal Century sementara Sunrise membuat serial baru Gundam tanpa inputnya. Ada rumor kalau Tomino membenci Alternate Century. Tapi, sebenarnya, pendapatnya yang pernah meremehkan mereda seperti terlihat pada bagaimana Gundam secara efektif menyatukan semua media Gundam.
3. Yukito Kishiro — The Battle Angel
Salah satu penyesalan terbesar Yukito Kishiro adalah jadwalnya yang padat. Ini mencegahnya untuk lebih terlibat dalam produksi animasi asli (OVA) Battle Angel, adaptasi manganya. Karena Kishiro tidak mengawasi penciptaan OVA itu dan mengakui kalau dia tidak menganggap produksi itu serius, dua episode dibuat tanpa input darinya.
OVA itu sebenarnya bernilai 90-an, tapi Kishiro membencinya. Masalah terbesarnya adalah bagaimana OVA itu memprioritaskan aksi berdarah-darah di atas tema kemanusiaan integral manga-nya. Sebagai respons, Kishiro tidak mengakui OVA itu dan membenci semua adaptasi anime dari manga karyanya. Tapi, dia terlibat di pembuatan live action Alita: Battle Angel dan suka hasil filmnya.
2. Katsura Hoshino — D Gray-Man
Sama seperti banyak anime dari 2000-an, D Gray Man menambahkan banyak dari cerita asli dan busur filler. Pencipta manganya, Katsura Hoshino, tidak menyukainya—terutama perubahan karakter dan akhir yang kasar. Tapi, dia atau TMS Entertainment tidak punya pilihan lain karena kesehatannya yang memburuk yang membatasi seberapa sering dia bisa mengerjakan manga atau animenya.
Setelah sembuh dan mendapatkan jadwal baru yang lebih mudah diikuti, Hoshino langsung terlibat dengan produksi reboot halus/sekuel serial itu, D Gray Man Hallow, atas permintaan TMS. Sayangnya, Hallow terhalang oleh pendeknya episode, hanya 13 episode, sehingga input Hoshino pun tidak bisa menyelamatkannya.
tulis komentar anda