Kencan Virtual di Kampus, Cara Aman Dapat Jodoh dan Dapat Duit
Sabtu, 11 Desember 2021 - 09:22 WIB
JAKARTA - Kencan virtual di kampus adalah hal baru. Bisnis yang baru melejit pada 2021 ini naik daun karena permintaan pasar untuk mencari pasangan tanpa harus keluar rumah.
Kencan virtual di kampus pada dasarnya sama dengan kencan buta (blind date). Individu akan dipasangkan dengan tiga orang asing yang sesuai dengan kriteria mereka. Bedanya, kencan virtual ini diadakan melalui ruang virtual aplikasi video meeting seperti Zoom.
Penyelenggara dari kencan virtual di kampus ini bermacam-macam. Ada lembaga besar yang memang mengadakan kencan virtual di sebuah kampus, ada juga organisasi kampus yang melakukannya demi menarik dana usaha.
“Acara ini bisa jadi pundi-pundi keuangan untuk mendanai program kerja,” ujar Fachry, mahasiswa Vokasi Universitas Indonesia (UI) yang menjadi ketua pelaksana program kencan virtual di kampusnya.
Foto ilustrasi: SINDOnews
Sebelum mengikuti kencan virtual ini, peserta diminta mengisi formulir berisi profil diri dan kriteria pasangan. Arjumanda, mahasiswa Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya UI yang mengikuti kencan virtual mengatakan bahwa ia juga harus mengisi tinggi badan saat mengisi profil diri.
“Isi kriteria cowok yang obrolannya sama kayak kita. Terus isi pribadi kita, dari hobi, ciri khas fisik, apakah tinggi atau pendek, gitu,” jelas Arjumanda yang mengaku sudah menjomlo selama dua tahun.
Setelah mengisi formulir, peserta akan dihubungi oleh panitia untuk dijelaskan terkait sistem kencan virtual dan melakukan pembayaran. Harga kencan virtual di kampus bervariasi, dari Rp20.000 hingga Rp35.000.
Baca Juga: 5 Cara Bikin Pasangan Terpesona saat Kencan Pertama
Nadia, mahasiswa Fakultas Ilmu Budaya Universitas Padjajaran, mengatakan alasannya mengikuti kencan virtual di kampus adalah karena ia merasa sedang gabut, dan harga mengikuti acara yang tidak terlalu mahal. “Ketemu (orang-orang) nya lumayan,” ucapnya.
Proses Kencan Virtual
Sistem kencan virtual di kampus cukup sederhana. Peserta akan dimasukkan ke dalam virtual room meeting. Mereka akan mendapatkan pengarahan terlebih dahulu oleh panitia, kemudian masuk ke dalam breakout room untuk bertemu dengan calon pasangan.
Foto: Getty Images
Peserta diberi waktu 15 menit untuk saling mengenal satu sama lain. Setelah 15 menit berlalu, maka mereka akan diarahkan untuk masuk ke dalam breakout room lain dengan orang yang berbeda.
Demi menjaga keamanan dan privasi peserta, sebelum mulai, mereka akan dikirimkan kode unik sebagai identitas. Jadi saat memasuki virtual room meeting, display name tiap peserta hanya berisi kode yang telah diberikan panitia.
Baik Nadia maupun Arjumanda mengaku cocok dengan orang yang dipasangkan dengan mereka. Fachry mengatakan bahwa memang panitia mencocokkan data para peserta berdasarkan kriteria yang mereka isi pada formulir. Hal ini agar para peserta bisa bertemu pasangan yang ia cari dan topik obrolan bisa mengalir.
Tapi namanya juga bertemu orang asing, pasti ada cerita unik untuk dikenang. Nadia bercerita ia mengikuti kencan virtual yang ditujukan untuk mahasiswa S1, tapi ia malah dipertemukan dengan mahasiswa S2.
Kencan virtual di kampus pada dasarnya sama dengan kencan buta (blind date). Individu akan dipasangkan dengan tiga orang asing yang sesuai dengan kriteria mereka. Bedanya, kencan virtual ini diadakan melalui ruang virtual aplikasi video meeting seperti Zoom.
Penyelenggara dari kencan virtual di kampus ini bermacam-macam. Ada lembaga besar yang memang mengadakan kencan virtual di sebuah kampus, ada juga organisasi kampus yang melakukannya demi menarik dana usaha.
“Acara ini bisa jadi pundi-pundi keuangan untuk mendanai program kerja,” ujar Fachry, mahasiswa Vokasi Universitas Indonesia (UI) yang menjadi ketua pelaksana program kencan virtual di kampusnya.
Foto ilustrasi: SINDOnews
Sebelum mengikuti kencan virtual ini, peserta diminta mengisi formulir berisi profil diri dan kriteria pasangan. Arjumanda, mahasiswa Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya UI yang mengikuti kencan virtual mengatakan bahwa ia juga harus mengisi tinggi badan saat mengisi profil diri.
“Isi kriteria cowok yang obrolannya sama kayak kita. Terus isi pribadi kita, dari hobi, ciri khas fisik, apakah tinggi atau pendek, gitu,” jelas Arjumanda yang mengaku sudah menjomlo selama dua tahun.
Setelah mengisi formulir, peserta akan dihubungi oleh panitia untuk dijelaskan terkait sistem kencan virtual dan melakukan pembayaran. Harga kencan virtual di kampus bervariasi, dari Rp20.000 hingga Rp35.000.
Baca Juga: 5 Cara Bikin Pasangan Terpesona saat Kencan Pertama
Nadia, mahasiswa Fakultas Ilmu Budaya Universitas Padjajaran, mengatakan alasannya mengikuti kencan virtual di kampus adalah karena ia merasa sedang gabut, dan harga mengikuti acara yang tidak terlalu mahal. “Ketemu (orang-orang) nya lumayan,” ucapnya.
Proses Kencan Virtual
Sistem kencan virtual di kampus cukup sederhana. Peserta akan dimasukkan ke dalam virtual room meeting. Mereka akan mendapatkan pengarahan terlebih dahulu oleh panitia, kemudian masuk ke dalam breakout room untuk bertemu dengan calon pasangan.
Foto: Getty Images
Peserta diberi waktu 15 menit untuk saling mengenal satu sama lain. Setelah 15 menit berlalu, maka mereka akan diarahkan untuk masuk ke dalam breakout room lain dengan orang yang berbeda.
Demi menjaga keamanan dan privasi peserta, sebelum mulai, mereka akan dikirimkan kode unik sebagai identitas. Jadi saat memasuki virtual room meeting, display name tiap peserta hanya berisi kode yang telah diberikan panitia.
Baik Nadia maupun Arjumanda mengaku cocok dengan orang yang dipasangkan dengan mereka. Fachry mengatakan bahwa memang panitia mencocokkan data para peserta berdasarkan kriteria yang mereka isi pada formulir. Hal ini agar para peserta bisa bertemu pasangan yang ia cari dan topik obrolan bisa mengalir.
Tapi namanya juga bertemu orang asing, pasti ada cerita unik untuk dikenang. Nadia bercerita ia mengikuti kencan virtual yang ditujukan untuk mahasiswa S1, tapi ia malah dipertemukan dengan mahasiswa S2.
tulis komentar anda