Film Suara dari Kehilangan, Kisah di Balik Pemberontakan di Indonesia

Jum'at, 03 Desember 2021 - 15:00 WIB
Film pendek Suara dari Kehilangan mengisahkan cerita yang menyertai terjadinya pemberontakan Negara Islam Indonesia. Foto/Goplay
JAKARTA - Perjuangan dalam mempertahankan Kemerdekaan Indonesia bukanlah perkara mudah karena musuh bangsa Indonesia tidak hanya datang dari luar negeri tetapi juga datang dari dalam negeri.

Salah satunya adalah pemberontakan yang dilakukan oleh Darul Islam/Tentara Islam Indonesia (DI/TII) untuk mendirikan Negara Islam Indonesia (NII). Pemberontakan ini terjadi pada 1949-1962.

Tokoh utama dari pemberontakan ini adalah Sekarmadji Maridjan Kartosoewirjo. Ia merasa tidak puas dengan kemerdekaan pemerintah Indonesia yang masih dibayangi kehadiran pemerintah Belanda. Selain itu, dasar negara yang digunakan oleh Indonesia bukanlah dasar "agama". Hal itulah yang melatarbelakangi pemberontakan Kartosoewirjo.



Saat dirinya memproklamasikan berdirinya NII pada 7 Agustus 1949, beberapa tokoh di daerah menyatakan diri menjadi bagian dari NII, salah satunya adalah tokoh dari Sulawesi Selatan yaitu Kahar Muzakkar.



Foto: Goplay

Kahar Muzakkar dan pasukannya memasang strategi gerilya, dengan markas yang terletak di Gunung Latimojong, Enrekang, Sulawesi Selatan. Alhasil, sering kali masyarakat yang tinggal di sekitar gunung menjadi "korban" dari gerakan ini.

Baca Juga: Film Pendek Semu, Cara Sesat Mencari Bahagia

Salah satu kebijakan yang diambil oleh Kahar Muzakkar adalah melarang dan menghancurkan alat musik. Jika ada masyarakat yang ketahuan memainkan alat musik, mereka bisa dihukum oleh pasukan Kahar Muzakkar.

Itulah yang berusaha digambarkan oleh film pendek Suara Dari Kehilangan (2019) yang tayang di Go play, Filmnya menggambarkan suasana ketakutan yang dialami oleh Sose karena ia memiliki alat musik dan gemar memainkannya. Jika tertangkap oleh bala tentara DI/TII, mereka tidak akan tahu nasib buruk seperti apa yang akan dihadapi.



Foto: Goplay

Yang unik dari produksi film ini adalah hasil film yang menggunakan rasio 4:3 dan format warna hitam-putih. Bisa jadi keputusan itu diambil untuk menyiasati "keterbatasan" peralatan karena banyak adegan yang diambil saat malam hari.

Pemberontakan merupakan sebuah langkah mundur bagi kemajuan suatu negara karena pemberontakan akan mengganggu stabilitas keamanan dan politik suatu negara yang berujung kepada terhambatnya pertumbuhan ekonomi.

Baca Juga: 10 Perbedaan Besar Karakter Hawkeye di Komik dan Film Marvel

Dari setiap aksi pemberontakan terhadap pemerintahan yang sah biasanya rakyat kecil yang menjadi korban karena mereka tidak berdaya sama sekali menghadapi kekuatan militer dan tidak memiliki sumber daya yang cukup untuk bertahan hidup.

Gilang Pratama Nugraha Putra

Penikmat film dari komunitas KamAksara
(ita)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More