Chapter 1.033 One Piece Ungkap Sejarah Pedang Zoro
Senin, 29 November 2021 - 19:19 WIB
Pertarungan Zoro dan King terus berlanjut di luar Kubah Onigashima. Di Chapter 1.032 One Piece , King mengungkap kemampuan dinosaurus istimewanya ketika dia menarik kepalanya ke belakang dan menembakkannya seperti ketapel. Ketika dia menjelaskan kemampuan ini, Zoro menanyakan tentang api di punggungnya dan mengetahui kalau sayap berbulu King itu memang bisa bergerak.
Serangan Zoro itu sepertinya tidak punya efek apa pun terhadap King. Zoro bahkan tersungkur. Tiba-tiba, dia mendengar suara shamisen dan Enma mulai menguras Haki-nya secara dramatis. Di Treasure Repository, Orochi menemukan Hyori di saat persona Komurasaki-nya memainkan shamisen. Chapter ini ditutup dengan Hyori mengatakan dia akan selalu berada di sisi Orochi.
Chapter 1.033 melanjutkan kisah Zoro dan King. Di chapter ini, Enma terus menguras energi Zoro tanpa kendali. King bergerak maju, tapi dia tiba-tiba berhenti tepat di depan Zoro. Bingung, Zoro mengambil peluang ini untuk melakukan serangan langsung. Tapi, ternyata ini adalah rencana King. Dia meledak saat diserang. Asap tebal membumbung tinggi ke angkasa.
Didalam kubah, Queen menakut-nakuti Sanji dengan mengatakan Zoro tidak bisa mengalahkan King. Dia lantas menjelaskan kalau King sebenarnya adalah seorang Lunarian dan ras mereka bisa bertahan nyaris di segala lingkungan. Di masa lalu, mereka dianggap dewa. Sanji lantas bertanya, bagaimana ras sekuat itu bisa tersapu bersih. Sebagai respons, Queen mempersiapkan laser.
Di luar, Zoro berhasil bertahan dari ledakan itu dengan Busoshoku Haki untuk melindungi dirinya. Namun, King sama sekali tidak terluka. Zoro menggunakan gaya satu pedangnya, jurus Ittoryu Iai: Shi Shishi Sonson dan mendaratkan serangan. Tapi, sekali lagi, itu tidak ada efeknya pada King, yang sekali lagi merentangkan kepalanya ke belakang dan melepaskan serangan.
Zoro berusaha menggunakan Enma. Tapi, pedang itu mulai menguras Haki-nya lagi. Serangan King itu mengenai Zoro dan menghancurkan jurang di dekat mereka. King mengolok-olok Zoro yang tidak bisa mengontrol pedangnya sendiri di saat pendekar pedang itu mulai jatuh.
Saat jatuh, dia melihat Sandai Kitetsu. Dia pun mengingat kembali ketika kali pertama menerima pedang itu dan tahu kalau Tenguyama menciptakannya. King mengambil kesempatan itu untuk menendang Zoro sampai tersungkur. Dia mengolok-olok kru Topi Jerami itu karena mempertaruhkan nyawa demi sebuah pedang. Zoro mendongak dan melihat Wado Ichimonji menancap di atas tanah.
Berusaha menggapai pedang itu, dia ingat ketika dia bersumpah unutk menjadi Pendekar Pedang Terhebat di dunia setelah kematian Kuina. Dia juga ingat apa yang dikatakan Tenguyama tentang Wado Ichimonji. Pedang itu ditempa orang yang sama yang menempa Enma, yaitu Shimotsuki Kozaburo.
Lantas, itu menerjangnya. Bagaimana sebilah pedang Wano berakhir di East Blue? Dia tidak punya banyak waktu untuk menyelami pertanyaan itu. King melancarkan serangan lain. Dia berusaha menghalau serangan itu, tapi dia kembali terbang.
Saat melayang, pikirannya mulai menyatukan kepingan-kepingan itu. Momonosuke pernah menjelaskan kalau dia dilarang mengucapkan Sunacchi. Di desa asal Zoro, ada seorang pria tua yang akan duduk di tepi pantai. Dia adalah kakek Kuina. Meski Zoro tidak tahu sampai setelah dia meninggal dunia. Dia kemudian ingat kalau Tenguyama pernah mengatakan kalau Shimotsuki Kozaburo secara ilegal meninggalkan Wano sekitar 50 tahun lalu.
Sekitar 13 tahun sebelum pertempuran saat ini, Zoro kecil berlatih di dojo dan pria tua itu mengatakan Sunacchi adalah sebuah kata yang akan mengisi hati seseorang dengan kekuatan. Zoro bertanya apakah kakek-kakek itu memang seorang samurai, tapi kakek itu menolak menjawabnya karena Marinir akan datang mengejarnya. Pria itu mengamati Zoro saat dia berlatih sendiri di luar dojo setelah kalah lagi dari Kuina.
Kakek itu kemudian memberikan dua pedang kepada Zoro untuk berlatih. Dia menjelaskan kalau kedua pedang itu dimaksudkan untuk memotong orang dan ketika pedang itu dibuat, pandai besinya memastikan kalau pedang-pedang itu bisa membunuh orang sebanyak mungkin. Tiap pedang itu berbeda dan tergantung bagaimana pendekar pedangnya menguasai mereka.
Akhirnya, kakek itu mengatakan kalau orang yang lemah menyebarkan omong kosong bahwa pedang maut itu dikutuk. Dia mengatakan, dia menciptakan sebuah pedang saat masih muda. Pedang itu dinamai seperti nama penguasa dunia bawah tanah.
Saat sadar kalau dia menghunus pedang yang sama seperti yang dibahas kakek itu. Dia menyimpulkan kalau kakek-kakek itu sebenarnya adalah Shimotsuki Kozaburo. Enma sedang mengujinya. Dia belum memenuhi harapan pedang itu. Zoro pun bangkit dengan tekad baru.
Di saat sekelompok Perompak Beastsmemutuskan mengeroyoknya bersama King, Zoro tahu kalau dia memang harus terus menyalurkan Haki-nya ke pedang itu. Dia mulai melepaskan Haoshoku Haki dan menjatuhkan para perompak level rendah. King bertanya apakah Zoro juga berniat menjadi raja. Zoro mengonfirmasinya, mengingat janji yang dia ucapkan kepada Luffy kalau dia tidak akan pernah kalah lagi sampai menjadi pendekar pedang terhebat di dunia. Apa yang terjadi selanjutnya akan teruak di Chapter 1.034 yang dijadwalkan dirilis pada 5 Desember.
Serangan Zoro itu sepertinya tidak punya efek apa pun terhadap King. Zoro bahkan tersungkur. Tiba-tiba, dia mendengar suara shamisen dan Enma mulai menguras Haki-nya secara dramatis. Di Treasure Repository, Orochi menemukan Hyori di saat persona Komurasaki-nya memainkan shamisen. Chapter ini ditutup dengan Hyori mengatakan dia akan selalu berada di sisi Orochi.
Chapter 1.033 melanjutkan kisah Zoro dan King. Di chapter ini, Enma terus menguras energi Zoro tanpa kendali. King bergerak maju, tapi dia tiba-tiba berhenti tepat di depan Zoro. Bingung, Zoro mengambil peluang ini untuk melakukan serangan langsung. Tapi, ternyata ini adalah rencana King. Dia meledak saat diserang. Asap tebal membumbung tinggi ke angkasa.
Didalam kubah, Queen menakut-nakuti Sanji dengan mengatakan Zoro tidak bisa mengalahkan King. Dia lantas menjelaskan kalau King sebenarnya adalah seorang Lunarian dan ras mereka bisa bertahan nyaris di segala lingkungan. Di masa lalu, mereka dianggap dewa. Sanji lantas bertanya, bagaimana ras sekuat itu bisa tersapu bersih. Sebagai respons, Queen mempersiapkan laser.
Di luar, Zoro berhasil bertahan dari ledakan itu dengan Busoshoku Haki untuk melindungi dirinya. Namun, King sama sekali tidak terluka. Zoro menggunakan gaya satu pedangnya, jurus Ittoryu Iai: Shi Shishi Sonson dan mendaratkan serangan. Tapi, sekali lagi, itu tidak ada efeknya pada King, yang sekali lagi merentangkan kepalanya ke belakang dan melepaskan serangan.
Zoro berusaha menggunakan Enma. Tapi, pedang itu mulai menguras Haki-nya lagi. Serangan King itu mengenai Zoro dan menghancurkan jurang di dekat mereka. King mengolok-olok Zoro yang tidak bisa mengontrol pedangnya sendiri di saat pendekar pedang itu mulai jatuh.
Saat jatuh, dia melihat Sandai Kitetsu. Dia pun mengingat kembali ketika kali pertama menerima pedang itu dan tahu kalau Tenguyama menciptakannya. King mengambil kesempatan itu untuk menendang Zoro sampai tersungkur. Dia mengolok-olok kru Topi Jerami itu karena mempertaruhkan nyawa demi sebuah pedang. Zoro mendongak dan melihat Wado Ichimonji menancap di atas tanah.
Berusaha menggapai pedang itu, dia ingat ketika dia bersumpah unutk menjadi Pendekar Pedang Terhebat di dunia setelah kematian Kuina. Dia juga ingat apa yang dikatakan Tenguyama tentang Wado Ichimonji. Pedang itu ditempa orang yang sama yang menempa Enma, yaitu Shimotsuki Kozaburo.
Lantas, itu menerjangnya. Bagaimana sebilah pedang Wano berakhir di East Blue? Dia tidak punya banyak waktu untuk menyelami pertanyaan itu. King melancarkan serangan lain. Dia berusaha menghalau serangan itu, tapi dia kembali terbang.
Saat melayang, pikirannya mulai menyatukan kepingan-kepingan itu. Momonosuke pernah menjelaskan kalau dia dilarang mengucapkan Sunacchi. Di desa asal Zoro, ada seorang pria tua yang akan duduk di tepi pantai. Dia adalah kakek Kuina. Meski Zoro tidak tahu sampai setelah dia meninggal dunia. Dia kemudian ingat kalau Tenguyama pernah mengatakan kalau Shimotsuki Kozaburo secara ilegal meninggalkan Wano sekitar 50 tahun lalu.
Sekitar 13 tahun sebelum pertempuran saat ini, Zoro kecil berlatih di dojo dan pria tua itu mengatakan Sunacchi adalah sebuah kata yang akan mengisi hati seseorang dengan kekuatan. Zoro bertanya apakah kakek-kakek itu memang seorang samurai, tapi kakek itu menolak menjawabnya karena Marinir akan datang mengejarnya. Pria itu mengamati Zoro saat dia berlatih sendiri di luar dojo setelah kalah lagi dari Kuina.
Kakek itu kemudian memberikan dua pedang kepada Zoro untuk berlatih. Dia menjelaskan kalau kedua pedang itu dimaksudkan untuk memotong orang dan ketika pedang itu dibuat, pandai besinya memastikan kalau pedang-pedang itu bisa membunuh orang sebanyak mungkin. Tiap pedang itu berbeda dan tergantung bagaimana pendekar pedangnya menguasai mereka.
Akhirnya, kakek itu mengatakan kalau orang yang lemah menyebarkan omong kosong bahwa pedang maut itu dikutuk. Dia mengatakan, dia menciptakan sebuah pedang saat masih muda. Pedang itu dinamai seperti nama penguasa dunia bawah tanah.
Saat sadar kalau dia menghunus pedang yang sama seperti yang dibahas kakek itu. Dia menyimpulkan kalau kakek-kakek itu sebenarnya adalah Shimotsuki Kozaburo. Enma sedang mengujinya. Dia belum memenuhi harapan pedang itu. Zoro pun bangkit dengan tekad baru.
Di saat sekelompok Perompak Beastsmemutuskan mengeroyoknya bersama King, Zoro tahu kalau dia memang harus terus menyalurkan Haki-nya ke pedang itu. Dia mulai melepaskan Haoshoku Haki dan menjatuhkan para perompak level rendah. King bertanya apakah Zoro juga berniat menjadi raja. Zoro mengonfirmasinya, mengingat janji yang dia ucapkan kepada Luffy kalau dia tidak akan pernah kalah lagi sampai menjadi pendekar pedang terhebat di dunia. Apa yang terjadi selanjutnya akan teruak di Chapter 1.034 yang dijadwalkan dirilis pada 5 Desember.
(alv)
Lihat Juga :
tulis komentar anda