10 Fakta Iron Man Adalah Penjahat Sesungguhnya di Film Marvel
Minggu, 28 November 2021 - 16:25 WIB
Iron Man bertanggung jawab atas lahirnya sebagian besar penjahat yang harus dihadapinya. Ini termasuk Aldrich Killian di Iron Man 3. Meski Tony Stark tidak bertanggung jawab atas aksi orang lain, sikap meremehkannya terhadap Killian membuat karakter itu berkembang menjadi seorang penjahat yang berusaha membunuh Presiden Amerika Serikat. Penolakan Tony terhadap pengembangan Mekanik Ide Mutakhir membuat Killian akhirnya memilih formula Extremis dan identitas Mandarin untuk berusaha menghancurkan Tony dan Stark Industries.
6. Membentuk Damage Control
Sementara menjadi aksi yang baik, pendirian Damage Control oleh Tony Stark punya konsekuensi negatif. Tidak hanya lembaga resmi pemerintah itu memerintahkan banyak orang untuk keluar dari pekerjaan membersihkan sisa-sisa Perang New York, ini mendorong Adrian Toomes menjadi Vulture. Vulture adalah salah satu penjahat terbaik Spider-Man. Tapi, tak seperti yang lain, dia adalah produk tindakan Tony. Damage Control berfungsi dengan baik tapi juga memperkaya Tony dan memberikan keuntungan secara politis baginya.
7. Mendukung Perjanjian Sokovia
Perjanjian Sokovia adalah akibat langsung dari peristiwa tragis Age of Ultron. Jadi, masuk akal jika Tony Stark yang dibebani rasa bersalah akan mendukungnya. Tapi, dengan melakukan hal tersebut, dia membuat keputusan lain yang membuatnya jadi penjahat. Perjanjian Sokovia membatasi aksi superhero dengan sanksi pemerintah. Dukungan Tony itu bisa dianggap sebagai menguntungkan dirinya sendiri di atas yang lain. Dia mendukung Perjanjian itu, mendorong perselisihan antara dia dan Avengers. Pada akhirnya, ini memecah mereka ketika debat berubah menjadi konflik. Dia menolak melihatnya dengan cara lain, yang menyebabkan tragedi lebih banyak, termasuk cedera War Machine.
8. Membawa Spider-Man ke zona perang
Perkenalan Spider-Man di Captain America: Civil War adalah adegan yang suka ditonton berulang kali oleh para penggemar MCU. Tapi, seheroik perkenalan itu, ini adalah contoh lain perilaku kurang ideal Tony Stark. Tony membawa Peter Parker, seorang ABG, ke zona perang yang tidak terlalu dipahami Peter demi mengungguli Captain America. Ini adalah penggunaan pengaruh tak berperasaan Tony dan berpotensi menimbulkan bencana. Spider-Man bisa dengan mudah terbunuh di perang itu dan memang nyaris. Meski Tony mengembangkan ikatan kuat dengan Peter, hubungan mereka dibangun atas pemujaan pahlawan yang tidak dibenarkan.
9. Menahan Wanda Maximoff
Aspek lain yang menyebabkan pertanyaan terhadap moralitas Tony di Captain America: Civil War adalah penahanan rumah efektifnya terhadap Wanda Maximoff. Dia menahannya dengan paksaan di Kompleks Avengers, dengan dalih demi kepentingannya setelah tindakan Wanda menyebabkan kematian yang tidak dimaksudkan dan kehancuran. Tapi, perlakuan Tony terhadap Wanda adalah bukti kecenderungan otokratiknya. Dia membuat keputusan yang mencelakai orang lain tanpa input dari orang lain. Ini juga bisa dilihat sebagai mementingkan diri sendiri, dengan berusaha menahan sekutu kuat Captain America.
10. Melawan Captain America
Pertarungan Iron Man dan Captain America adalah salah satu momen terburuk bagi kedua karakter itu di MCU. Dua pahlawan itu baku hantam setelah terungkap kalau Bucky Barnes telah membunuh orangtua Tony Stark. Kemarahan dan duka cita Iron Man jelas dibenarkan. Tapi, tekadnya untuk membunuh Bucky hanyalah bukti atas sikap egoisnya. Tony mengesampingkan kenyataan pengalaman mengerikan Bucky sebagai Winter Soldier dan apa pun itu karena ingin balas dendam. Ini menyebabkan bubarnya Avengers. Bumi pun jadi tidak punya pembela terkuatnya untuk melawan Thanos.
6. Membentuk Damage Control
Sementara menjadi aksi yang baik, pendirian Damage Control oleh Tony Stark punya konsekuensi negatif. Tidak hanya lembaga resmi pemerintah itu memerintahkan banyak orang untuk keluar dari pekerjaan membersihkan sisa-sisa Perang New York, ini mendorong Adrian Toomes menjadi Vulture. Vulture adalah salah satu penjahat terbaik Spider-Man. Tapi, tak seperti yang lain, dia adalah produk tindakan Tony. Damage Control berfungsi dengan baik tapi juga memperkaya Tony dan memberikan keuntungan secara politis baginya.
7. Mendukung Perjanjian Sokovia
Perjanjian Sokovia adalah akibat langsung dari peristiwa tragis Age of Ultron. Jadi, masuk akal jika Tony Stark yang dibebani rasa bersalah akan mendukungnya. Tapi, dengan melakukan hal tersebut, dia membuat keputusan lain yang membuatnya jadi penjahat. Perjanjian Sokovia membatasi aksi superhero dengan sanksi pemerintah. Dukungan Tony itu bisa dianggap sebagai menguntungkan dirinya sendiri di atas yang lain. Dia mendukung Perjanjian itu, mendorong perselisihan antara dia dan Avengers. Pada akhirnya, ini memecah mereka ketika debat berubah menjadi konflik. Dia menolak melihatnya dengan cara lain, yang menyebabkan tragedi lebih banyak, termasuk cedera War Machine.
8. Membawa Spider-Man ke zona perang
Perkenalan Spider-Man di Captain America: Civil War adalah adegan yang suka ditonton berulang kali oleh para penggemar MCU. Tapi, seheroik perkenalan itu, ini adalah contoh lain perilaku kurang ideal Tony Stark. Tony membawa Peter Parker, seorang ABG, ke zona perang yang tidak terlalu dipahami Peter demi mengungguli Captain America. Ini adalah penggunaan pengaruh tak berperasaan Tony dan berpotensi menimbulkan bencana. Spider-Man bisa dengan mudah terbunuh di perang itu dan memang nyaris. Meski Tony mengembangkan ikatan kuat dengan Peter, hubungan mereka dibangun atas pemujaan pahlawan yang tidak dibenarkan.
9. Menahan Wanda Maximoff
Aspek lain yang menyebabkan pertanyaan terhadap moralitas Tony di Captain America: Civil War adalah penahanan rumah efektifnya terhadap Wanda Maximoff. Dia menahannya dengan paksaan di Kompleks Avengers, dengan dalih demi kepentingannya setelah tindakan Wanda menyebabkan kematian yang tidak dimaksudkan dan kehancuran. Tapi, perlakuan Tony terhadap Wanda adalah bukti kecenderungan otokratiknya. Dia membuat keputusan yang mencelakai orang lain tanpa input dari orang lain. Ini juga bisa dilihat sebagai mementingkan diri sendiri, dengan berusaha menahan sekutu kuat Captain America.
10. Melawan Captain America
Pertarungan Iron Man dan Captain America adalah salah satu momen terburuk bagi kedua karakter itu di MCU. Dua pahlawan itu baku hantam setelah terungkap kalau Bucky Barnes telah membunuh orangtua Tony Stark. Kemarahan dan duka cita Iron Man jelas dibenarkan. Tapi, tekadnya untuk membunuh Bucky hanyalah bukti atas sikap egoisnya. Tony mengesampingkan kenyataan pengalaman mengerikan Bucky sebagai Winter Soldier dan apa pun itu karena ingin balas dendam. Ini menyebabkan bubarnya Avengers. Bumi pun jadi tidak punya pembela terkuatnya untuk melawan Thanos.
(alv)
tulis komentar anda