10 Karakter Utama Attack on Titan Diukur dari Kedewasaannya
Jum'at, 12 November 2021 - 20:00 WIB
Meskipun Jean ingin semua orang percaya kalau dia adalah seorang pria egois yang ingin masuk Polisi Militer demi uang dan keamanan yang diberikan pekerjaan itu, dia aslinya adalah salah satu karakter yang loyal di Attack on Titan. Jean langsung tidak suka Eren karena filosofi optimistisnya membuatnya gugup. Permusuhan mereka bahkan berubah menjadi sebuah perkelahian. Meski begitu, Jean tetap berada bersama Scouts sampai akhir. Dia memegang Connie saat keduanya menanti gas Shining Centipede mengubah mereka menjadi Titan.
5. Levi Ackermann
Kemahiran tempur Levi memang tidak perlu diragukan, begitu juga dengan kepemimpinannya. Tidak hanya dia benar-benar melibatkan dirinya dalam prang—tak seperti para bos di militer yang lebih suka anak buah mereka yang melakukan pekerjaan kotor, Levi juga memastikan kesejahteraan timnya di setiap langkah mereka. Di sisi lain, tekanan maniknya terhadap kebersihan dan sifatnya yang secara umum penyendiri memperlihatkan kalau Levi memperlakukan hatinya sebagai sesuau yang harus dilindungi sepanjang waktu. Untungnya, dia sepertinya lebih longgar dengan dunia tiga tahun setelah Rumbling.
4. Hange Zoë
Metode ilmiah Hange dan karakternya secara keseluruhan, mungkin terlihat tidak konvensional. Tapi, pendekatan rasionalnya selalu melibatkan lebih dari lebih dari sejumput kasih sayang. Dia secara rutin memeriksa para juniornya, meawarkan bimbingan eksentriknya secara gratis dan senang berada di antara mereka.
Hange juga dihantui horor yang sama seperti semua orang di Paradis. Tapi, dia memilih untuk tidak mengarahkan amarahnya ke Titan. Dia yakin kalau mereka hanyalah monster tanpa pikiran yang seharusnya tidak dimintai tanggung jawab moral atas aksi mereka.
3. Mikasa Ackermann
Pembunuhan terhadap orang tua Mikasa adalah titik balik dalam hidupnya. Karena dia bertemu Eren, orang yang dia cintai lebih dari yang lain, sering kali menjadi titik bias yang terbuka. Namun, cintanya pada Eren dan keharusan melindunginyalah yang mendorong Mikasa ke ketinggian yang lebih tinggi. Pada akhirnya, ini membawanya ke puncak kelasnya di Scout Regiment. Dia tidak suka menyombongkan prestasinya. Mikasa lebih suka menghindari perhatian. Makanya, Eren sering kali menemukan kecenderungannya seperti induk ayam agak berlebihan.
2. Erwin Smith
Kekuatan yang dipunyai Erwin Smith tidak lahir dari intrik politik tapi dari kepercayaan. Selogis apa pun dia, Erwin paham kalau persahabatan hanya akan tercipta kalau semua anggota resimen diperlakukan secara sejajar. Intelijensia emosi adalah bagian besar dalam karakter Erwin. Ini mendorong hampir semua keputusan yang dia buat dalam hidupnya. Dia selalu yang pertama memimpin pertempuran atau terlibat dalam politik busuk, yang membuktikan di luar bayang-bayang keraguan kalau tekad Erwin memang tidak bisa dipatahkan.
1. Armin Arlert
Armin itu pemalu, lemah, penakut, bahkan mungkin ketakutan. Tapi, dia adalah satu-satunya yang bisa mendorong dirinya sendiri keluar kelemahan karakternya. Mikasa dan Eren bisa melihat melalui fasad kelembutan teman mereka. Keduanya sangat menghargai siapa diri Armin sebenarnya.
Butuh waktu untuk Armin menemukan dirinya sendiri. Tapi, berhadapan dengan Eren di tengah genosida global membutuhkan lebih banyak kesabaran yang bisa dipunyai tiap karakter di Attack on Titan. Empati Armin itu radikal, bahkan kadang dibayangi sifat negatifnya.
tulis komentar anda