Inilah yang Terjadi Kalau Pandemi yang Kita Alami Adalah Karena Zombi
Selasa, 21 April 2020 - 18:07 WIB
PENNSYLVANIA - Seorang antropolog dari Bucknell University di Pennsylvania, Amerika Serikat, mencoba memprediksi kalau wabah zombi menyerang dunia.
Infeksi, angka kematian, usaha 'meratakan kurva', pengembangan vaksin, dan tes antibodi. Hal-hal inilah yang kita akrabi selama beberapa minggu terakhir akibat pandemi COVID-19.
Foto: CNN
Belum lagi jalan-jalan yang kosong, orang-orang yang diam berlindung di rumah, serta rumah sakit yang ramai. Gambaran-gambaran ini bikin kita ingat dengan film-film zombi yang biasa kita tonton di bioskop atau di TV.
Dalam serangkaian cuitan di Twitter, antropolog dari Bucknell University, Clare Sammell, yang juga memberikan pelajaran seputar mayat hidup atau zombi, mencoba menyelisik perbedaan antara virus Corona dan kiamat kecil akibat zombi.
Pertama-tama, supaya kita gak panik, wabah yang terjadi gara-gara zombi sangat kecil kemungkinannya terjadi kalau dibanding dengan pandemi global COVID-19 yang sedang kita alami.
"Sebagian besar karena kita gampang mengetahui siapa yang terinfeksi," tulis Clare, dikutip dari Futurism. Ini jelas berbeda dengan virus Corona yang membuat orang yang terjangkiti bisa terlihat sehat, gak memperlihatkan gejala apa pun.
Foto:Timothy A. Clary/Getty Images
Selain itu, kita juga lebih gampang mengambil keputusan karena manusia yang jadi zombi biasanya bertindak ganas, "Kalau kita mau menembak, kita tidak akan merasa bersalah atau mengalami ambiguitas moral karena kini mereka cuma kulit dan tulang," lanjutnya.
Sementara orang-orang yang kini positif COVID-19 mengalami masa inkubasi yang panjang, plus mereka juga gakbertindak ganas melahap otak manusia. Jadi secara kasat mata, mereka gak terlihat berbahaya.
Saat wabah zombi, kondisi diprediksi lebih mengkhawatirkan karena kemungkinan besar vaksin gak terlalu berpengaruh.
"Vaksin menyiratkan bahwa paparan terhadap versi infeksi yang melemah memungkinkan tubuh kita untuk membangun kekebalan,” tulisnya. "Tapi dengan zombi, vaksin tidak menjamin orang tidak berubah karena tidak ada versi ringan dari infeksi zombi."
Foto: YouTube Troom Troom Select
Yang lebih mengerikan kalau wabah zombi menyerang adalah, kalau institusi seperti polisi, sistem penjara, pemerintahan, dan militer jatuh dan mereka berubah menjadi zombi, maka akan terjadi kehancuran total di masyarakat. "Masyarakat akan berubah menjadi liar," tegasnya.
Kebalikan dari wabah zombi, saat pandemi COVID-19, justru solidaritas masyarakat menguat. "Mereka menawarkan bantuan kepada teman-teman. Mereka menunjukkan perhatian satu sama lain."
"Jadi, kalau kamu mau menonton film zombi saat terjebak di rumah, saya mendukung. Ingatlah bahwa apa yang kamu tonton tidak benar-benar terjadi di luar sana," pungkas Clare.
Infeksi, angka kematian, usaha 'meratakan kurva', pengembangan vaksin, dan tes antibodi. Hal-hal inilah yang kita akrabi selama beberapa minggu terakhir akibat pandemi COVID-19.
Foto: CNN
Belum lagi jalan-jalan yang kosong, orang-orang yang diam berlindung di rumah, serta rumah sakit yang ramai. Gambaran-gambaran ini bikin kita ingat dengan film-film zombi yang biasa kita tonton di bioskop atau di TV.
Dalam serangkaian cuitan di Twitter, antropolog dari Bucknell University, Clare Sammell, yang juga memberikan pelajaran seputar mayat hidup atau zombi, mencoba menyelisik perbedaan antara virus Corona dan kiamat kecil akibat zombi.
Pertama-tama, supaya kita gak panik, wabah yang terjadi gara-gara zombi sangat kecil kemungkinannya terjadi kalau dibanding dengan pandemi global COVID-19 yang sedang kita alami.
"Sebagian besar karena kita gampang mengetahui siapa yang terinfeksi," tulis Clare, dikutip dari Futurism. Ini jelas berbeda dengan virus Corona yang membuat orang yang terjangkiti bisa terlihat sehat, gak memperlihatkan gejala apa pun.
Foto:Timothy A. Clary/Getty Images
Selain itu, kita juga lebih gampang mengambil keputusan karena manusia yang jadi zombi biasanya bertindak ganas, "Kalau kita mau menembak, kita tidak akan merasa bersalah atau mengalami ambiguitas moral karena kini mereka cuma kulit dan tulang," lanjutnya.
Sementara orang-orang yang kini positif COVID-19 mengalami masa inkubasi yang panjang, plus mereka juga gakbertindak ganas melahap otak manusia. Jadi secara kasat mata, mereka gak terlihat berbahaya.
Saat wabah zombi, kondisi diprediksi lebih mengkhawatirkan karena kemungkinan besar vaksin gak terlalu berpengaruh.
"Vaksin menyiratkan bahwa paparan terhadap versi infeksi yang melemah memungkinkan tubuh kita untuk membangun kekebalan,” tulisnya. "Tapi dengan zombi, vaksin tidak menjamin orang tidak berubah karena tidak ada versi ringan dari infeksi zombi."
Foto: YouTube Troom Troom Select
Yang lebih mengerikan kalau wabah zombi menyerang adalah, kalau institusi seperti polisi, sistem penjara, pemerintahan, dan militer jatuh dan mereka berubah menjadi zombi, maka akan terjadi kehancuran total di masyarakat. "Masyarakat akan berubah menjadi liar," tegasnya.
Kebalikan dari wabah zombi, saat pandemi COVID-19, justru solidaritas masyarakat menguat. "Mereka menawarkan bantuan kepada teman-teman. Mereka menunjukkan perhatian satu sama lain."
"Jadi, kalau kamu mau menonton film zombi saat terjebak di rumah, saya mendukung. Ingatlah bahwa apa yang kamu tonton tidak benar-benar terjadi di luar sana," pungkas Clare.
(it)
Lihat Juga :
tulis komentar anda