5 Hidden Gems Bali yang Bisa Kamu Lihat dalam Film 'A Perfect Fit'
Senin, 19 Juli 2021 - 17:31 WIB
Foto: Netflix
Masih ingat dengan adegan Saski dan Rio yang sedang naik motor berlatarkan pemandangan sawah? Adegan ini berlokasi di Desa Jatiluwih, Tabanan. Persawahan dengan sistem terasering di Desa Jatiluwih semakin terlihat apik karena dikelola oleh subak (organisasi kemasyarakatan) yang diwariskan dari generasi ke generasi.
Pada 2012, UNESCO bahkan menetapkan Subak Desa Jatiluwih sebagai Warisan Budaya Tak Benda. Meskipun dikenal dengan keindahan pantainya, areal persawahan dengan sistem terasering justru menjadi ciri khas Bali yang lebih dulu dikenal para wisatawan sejak abad ke-20. Desa Jatiluwih pun menjadi salah satu desa dengan pemandangan sawah yang luar biasa.
4. JALAN GOOTAMA
Foto: Netflix
Jalan Gootama merupakan jalan yang paling populer di Ubud, khas dengan toko-toko kecil yang punya produk lokal berkelas. Meskipun terkenal sebagai tempat berbelanja suvenir Bali, mungkin sedikit yang sadar bahwa jalan ini merepresentasikan Bali yang penuh keberagaman dan kehangatan.
Hal inilah yang coba digambarkan oleh para kreator "A Perfect Fit". Selain itu, Jalan Gootama juga dipilih sebagai salah satu lokasi syuting karena merepresentasikan sisi Bali yang modern.
Hadrah menjelaskan, “Dalam film ini, kami tidak hanya ingin memperlihatkan Bali dengan budaya aslinya saja, tapi juga budaya yang multikultural dan modern. Oleh karena itu, Jalan Gootama menjadi salah satu pilihan kami,” ujarnya.
Baca Juga: 10 Bahasa Tubuh yang Bisa Jadi Jalan Kamu untuk Sukses
5. TRADISI GULAT LUMPUR (MEPANTIGAN)
Foto: Netflix
Tradisi Gulat Lumpur kerap kali diadakan di wilayah Ubud dan Batubulan. Tujuan diadakannya tradisi ini adalah untuk meredakan aksi kekerasan dan memiliki belas kasihan kepada lawan.
Mepantigan berarti saling membanting, merujuk kepada salah satu gerakan utama dalam tradisi ini. Tradisi ini muncul saat adegan persaingan sengit Deni (Giorgino Abraham) dan Rio mulai memasuki puncaknya.
“Kami memilih Bali karena daya tariknya yang unik, termasuk warisan budayanya yang kaya. Melalui A Perfect Fit, kami ingin memperkenalkan sisi Bali yang belum banyak dijelajahi dalam budaya pop sebelumnya,” ujar Garin.
Masih ingat dengan adegan Saski dan Rio yang sedang naik motor berlatarkan pemandangan sawah? Adegan ini berlokasi di Desa Jatiluwih, Tabanan. Persawahan dengan sistem terasering di Desa Jatiluwih semakin terlihat apik karena dikelola oleh subak (organisasi kemasyarakatan) yang diwariskan dari generasi ke generasi.
Pada 2012, UNESCO bahkan menetapkan Subak Desa Jatiluwih sebagai Warisan Budaya Tak Benda. Meskipun dikenal dengan keindahan pantainya, areal persawahan dengan sistem terasering justru menjadi ciri khas Bali yang lebih dulu dikenal para wisatawan sejak abad ke-20. Desa Jatiluwih pun menjadi salah satu desa dengan pemandangan sawah yang luar biasa.
4. JALAN GOOTAMA
Foto: Netflix
Jalan Gootama merupakan jalan yang paling populer di Ubud, khas dengan toko-toko kecil yang punya produk lokal berkelas. Meskipun terkenal sebagai tempat berbelanja suvenir Bali, mungkin sedikit yang sadar bahwa jalan ini merepresentasikan Bali yang penuh keberagaman dan kehangatan.
Hal inilah yang coba digambarkan oleh para kreator "A Perfect Fit". Selain itu, Jalan Gootama juga dipilih sebagai salah satu lokasi syuting karena merepresentasikan sisi Bali yang modern.
Hadrah menjelaskan, “Dalam film ini, kami tidak hanya ingin memperlihatkan Bali dengan budaya aslinya saja, tapi juga budaya yang multikultural dan modern. Oleh karena itu, Jalan Gootama menjadi salah satu pilihan kami,” ujarnya.
Baca Juga: 10 Bahasa Tubuh yang Bisa Jadi Jalan Kamu untuk Sukses
5. TRADISI GULAT LUMPUR (MEPANTIGAN)
Foto: Netflix
Tradisi Gulat Lumpur kerap kali diadakan di wilayah Ubud dan Batubulan. Tujuan diadakannya tradisi ini adalah untuk meredakan aksi kekerasan dan memiliki belas kasihan kepada lawan.
Mepantigan berarti saling membanting, merujuk kepada salah satu gerakan utama dalam tradisi ini. Tradisi ini muncul saat adegan persaingan sengit Deni (Giorgino Abraham) dan Rio mulai memasuki puncaknya.
“Kami memilih Bali karena daya tariknya yang unik, termasuk warisan budayanya yang kaya. Melalui A Perfect Fit, kami ingin memperkenalkan sisi Bali yang belum banyak dijelajahi dalam budaya pop sebelumnya,” ujar Garin.
(ita)
tulis komentar anda