Lebih Parah dari Ghosting, Ini Tanda dan Dampak Slow Fade Relationship
Selasa, 29 Juni 2021 - 18:40 WIB
JAKARTA - Slow fade relationship dan ghosting hampir mirip, karena dua-duanya berakar dari perilaku pasangan yang 'lama-lama menghilang'.
Slow fade relationship terjadi saat salah satu dari pasangan melakukan serangkaian perilaku yang membuat dirinya lama-lama terasa jauh dari kita, baik seara fisik maupun emosi.
Biasanya, seseorang melakukan slow fade karena ingin putus, tapi tidak mau menyakiti pasangannya. Namun justru perilaku tersebut bisa menyebabkan kerusakan emosi bagi keduanya.
Mengutip Psychology Today , orang-orang yang memakai taktik slow fadesering kali berpikir bahwa adalah baik kalau memutuskan hubungan dengan seseorang secara perlahan, dibanding secara tiba-tiba. Namun tetap saja, slow fade bisa menjadi awal dari rasa sakit yang berkepanjangan dan mengakibatkan orang lain dipenuhi dengan rasa bingung dan keraguan diri.
Tanda-tanda pasangan yang melakukan slow fade misalnya dia akan sangat jarang menghubungi kamu, dia juga sering tidak membalaspesan atau telepon darimu, hingga yang paling parah adalah sering membatalkan janji.
Proses menjaga jarak ini akan berlangsung cukup lama, karena kemungkinan dia masih menyimpan sedikit perasaaan untukmu. Dia juga akan berhenti berusaha untuk mempertahankan hubungan dengan berbagai cara.
Berbeda dengan ghosting yang secara tiba-tiba menghilang tanpa ada tanda-tanda, kamu bisa melihat dan merasakan apakah seseorang sedang melakukan slow fade atau tidak. Nah, berikut dampak buruk slow fade yang mungkin bisa terjadi.
1. MERAGUKAN DIRI DAN TIDAK GAMPANG PERCAYA PADA ORANG LAIN
Foto:Engin Akyurt/Pexels
Orang yang sadar bahwa dirinya sedang mengalami slow fadeakan merasa telah ditipu oleh pasangannya . Hal ini akan menimbulkan rasa ragu pada dirinya sendiri. Mereka akan sangat kecewa, terutama bagi orang yang ditinggalkan.
Mereka akan berpikir bahwa hubungannya selama ini hanya sia-sia karena salah satu dari mereka sudah sejak lama tidak sungguh-sungguh memiliki perasaan yang sama dengannya.
Ketika seseorang merasa tidak bisa mempercayai penilaiannya sendiri, kemampuannya untuk berhubungan dengan orang lain pun akan rusak. Mereka cenderung menjadi lebih cemas, merasa tidak aman, dan mengalami kesulitan membuka diri atau menjadi rentan terhadap orang lain.
Baca Juga: 6 Alasan Kamu Kena Ghosting, Menurut Para Cowok
2. MENUNGGU SESUATU YANG TAK PASTI
Foto: Khoa Võ/Pexels
Slow fade juga bisa membuat seseorang bergantung pada harapan bahwa suatu saat nanti hubungan mereka bisa kembali baik. Mereka terus terbayang-bayang bahwa slow fadehanya sebuah fase saja dalam hubungan, bahwa pasti masih ada perasaan yang tertinggal baik dari yang meninggalkan ataupun yang ditinggalkan.
Slow fade bisa menjadi luka bakar yang panjang dan menyiksa. Berbeda dengan ghosting yang bisa jelas terlihat dan berlangsung cepat, slow fademalah memberikan waktu untuk menyimpan semua kenangan dan salah satu pihak akan berpikir bahwa jika mereka berubah pikiran, maka hubungan tersebut bisa diperbaiki.
Slow fade relationship terjadi saat salah satu dari pasangan melakukan serangkaian perilaku yang membuat dirinya lama-lama terasa jauh dari kita, baik seara fisik maupun emosi.
Biasanya, seseorang melakukan slow fade karena ingin putus, tapi tidak mau menyakiti pasangannya. Namun justru perilaku tersebut bisa menyebabkan kerusakan emosi bagi keduanya.
Mengutip Psychology Today , orang-orang yang memakai taktik slow fadesering kali berpikir bahwa adalah baik kalau memutuskan hubungan dengan seseorang secara perlahan, dibanding secara tiba-tiba. Namun tetap saja, slow fade bisa menjadi awal dari rasa sakit yang berkepanjangan dan mengakibatkan orang lain dipenuhi dengan rasa bingung dan keraguan diri.
Tanda-tanda pasangan yang melakukan slow fade misalnya dia akan sangat jarang menghubungi kamu, dia juga sering tidak membalaspesan atau telepon darimu, hingga yang paling parah adalah sering membatalkan janji.
Proses menjaga jarak ini akan berlangsung cukup lama, karena kemungkinan dia masih menyimpan sedikit perasaaan untukmu. Dia juga akan berhenti berusaha untuk mempertahankan hubungan dengan berbagai cara.
Berbeda dengan ghosting yang secara tiba-tiba menghilang tanpa ada tanda-tanda, kamu bisa melihat dan merasakan apakah seseorang sedang melakukan slow fade atau tidak. Nah, berikut dampak buruk slow fade yang mungkin bisa terjadi.
1. MERAGUKAN DIRI DAN TIDAK GAMPANG PERCAYA PADA ORANG LAIN
Foto:Engin Akyurt/Pexels
Orang yang sadar bahwa dirinya sedang mengalami slow fadeakan merasa telah ditipu oleh pasangannya . Hal ini akan menimbulkan rasa ragu pada dirinya sendiri. Mereka akan sangat kecewa, terutama bagi orang yang ditinggalkan.
Mereka akan berpikir bahwa hubungannya selama ini hanya sia-sia karena salah satu dari mereka sudah sejak lama tidak sungguh-sungguh memiliki perasaan yang sama dengannya.
Ketika seseorang merasa tidak bisa mempercayai penilaiannya sendiri, kemampuannya untuk berhubungan dengan orang lain pun akan rusak. Mereka cenderung menjadi lebih cemas, merasa tidak aman, dan mengalami kesulitan membuka diri atau menjadi rentan terhadap orang lain.
Baca Juga: 6 Alasan Kamu Kena Ghosting, Menurut Para Cowok
2. MENUNGGU SESUATU YANG TAK PASTI
Foto: Khoa Võ/Pexels
Slow fade juga bisa membuat seseorang bergantung pada harapan bahwa suatu saat nanti hubungan mereka bisa kembali baik. Mereka terus terbayang-bayang bahwa slow fadehanya sebuah fase saja dalam hubungan, bahwa pasti masih ada perasaan yang tertinggal baik dari yang meninggalkan ataupun yang ditinggalkan.
Slow fade bisa menjadi luka bakar yang panjang dan menyiksa. Berbeda dengan ghosting yang bisa jelas terlihat dan berlangsung cepat, slow fademalah memberikan waktu untuk menyimpan semua kenangan dan salah satu pihak akan berpikir bahwa jika mereka berubah pikiran, maka hubungan tersebut bisa diperbaiki.
Lihat Juga :
tulis komentar anda