Sering Salah Kaprah, Gaya Hidup Minimalis dan Frugalisme Ternyata Gak Sama

Senin, 25 Mei 2020 - 18:00 WIB
Menurut David Weliver, pendiri situs web Moneyunder30.com, anak muda punya gaya hidup yang lebih aktif dan cenderung menghabiskan waktu lebih banyak di luar rumah. Mereka lebih memilih menghabiskan uang untuk gaya hidup daripada barang.

Kedua gaya hidup ini bisa dikombinasikan. Kita bisa menghemat uang dan dengan sendirinya kita akan menghemat ruang.

Terus, Gimana Caranya Menghemat Ruang dan Uang?





Foto: 123rf

Untuk menghemat ruang, kamu bisa melakukan decluttering. Ini adalah istilah untuk kegiatan membereskan rumah dengan cara mengurangi sebagian barang-barang.

Kamu bisa membagi prioritas benda berdasarkan intensitas pemakaiannya, yaitu pemakaian setiap hari, pemakaian saat momen tertentu, dan jarang dipakai.

Kemudian, barang-barang yang sudah disortir bisa kamu donasikan atau jual kembali dan memulai bisnis thrift shopping.

Nah, untuk mengelola uang, kamu harus bijaksana dalam penggunaannya. Sebagai anak muda, kamu mesti bijak dalam melihat tren. Jangan sampe semua tren kamu ikuti.



Foto: istockphoto

Yang ada, duit kamu habis untuk memuaskan ego mengikuti tren. Lupakan gengsi, karena ngikutin gengsi gak akan ada habisnya.

Berikutnya, hindari berutang. Jangan sampe, deh, kamu berutang ke teman untuk urusan makan, padahal kamu abis beli barang yang relatif mewah buat ukuran kantong kamu.

Apalagi, sekarang banyak jasa pinjaman online yang bikin kamu makin gampang berutang. Data statistik Fintech Lending Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada Maret 2020 menunjukkan, bahwa usia 19 tahun-34 tahun mendominasi peserta pinjaman online, yaitu sebanyak 70,07 persen. Jadi, jangan sampai terjerat utang, ya!

Nah, yang utama, kamu harus bisa menabung atau berinvestasi. Tapi berinvestasi juga mesti hati-hati.



Foto:gisfunds.com

Menurut Kepala Departemen Literasi dan Inklusi Keuangan OJK Sondang Martha Samosir, literasi keuangan generasi muda masih rendah, yaitu di bawah 35 persen. Hal ini membuat kita rentan terjebak investasi bodong.

Untuk itu, dia mengimbau untuk mengenal 2L dalam berinvestasi, yaitu Legal dan Logis.

"Legal, pastikan ada institusi yang mengawasinya. Logis, pastikan bahwa tawarannya masih masuk akal,” jelasnya.

Anggita Hutami Ratnaningsih

Kontributor GenSINDO

Politeknik Negeri Jakarta
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Video Rekomendasi
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. SINDOnews.com tidak terlibat dalam materi konten ini.
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More