6 Spesies Laut Terancam Punah, Kamu Harus Tahu!
Sabtu, 22 Mei 2021 - 14:19 WIB
5. ANJING LAUT BIKSU HAWAII (HAWAIIAN MONK SEAL)
Foto: via Wikimedia
Spesies anjing laut tanpa telinga ini tinggal di pantai yang hangat, tidak seperti anjing laut lainnya. Dia terancam punah karena perburuan komersial untuk diambil daging, minyak dan kulitnya, serangan dari predator termasuk hiu macan, sampah laut, dan belitan jaring ikan. Spesies ini hanya tersisa sekitar 1.400 ekor.
Baca Juga: 5 Keluhan Paling Sering Diungkapkan Hewan lewat Animal Communicator
6. LUMBA-LUMBA HECTOR (HECTOR'S DOLPHIN)
Foto: Alexander Schnurer/ Getty Images
Lumba-lumba terkecil di dunia ini sering ditemukan di lepas pantai Selandia Baru. Ciri khasnya adalah tanda hitam di wajah, tubuh kekar, serta tenggorokan dan perut berwarna putih krem. Hewan ini terancam punah karena penangkapan ikan pukat dan jaring insang. Menurut survei yang dilakukan oleh Departemen Konservasi Selandia Baru pada 2010-2011, perkiraan populasi lumba-lumba ini adalah 55 ekor.
GenSINDO
Arianti Widya K.
Institut Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Jakarta
Foto: via Wikimedia
Spesies anjing laut tanpa telinga ini tinggal di pantai yang hangat, tidak seperti anjing laut lainnya. Dia terancam punah karena perburuan komersial untuk diambil daging, minyak dan kulitnya, serangan dari predator termasuk hiu macan, sampah laut, dan belitan jaring ikan. Spesies ini hanya tersisa sekitar 1.400 ekor.
Baca Juga: 5 Keluhan Paling Sering Diungkapkan Hewan lewat Animal Communicator
6. LUMBA-LUMBA HECTOR (HECTOR'S DOLPHIN)
Foto: Alexander Schnurer/ Getty Images
Lumba-lumba terkecil di dunia ini sering ditemukan di lepas pantai Selandia Baru. Ciri khasnya adalah tanda hitam di wajah, tubuh kekar, serta tenggorokan dan perut berwarna putih krem. Hewan ini terancam punah karena penangkapan ikan pukat dan jaring insang. Menurut survei yang dilakukan oleh Departemen Konservasi Selandia Baru pada 2010-2011, perkiraan populasi lumba-lumba ini adalah 55 ekor.
GenSINDO
Arianti Widya K.
Institut Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Jakarta
(ita)
tulis komentar anda