5 Hal Penting soal Plastik yang akan Kamu Temui kalau Nonton Pulau Plastik
Jum'at, 09 April 2021 - 11:51 WIB
Foto: YouTube Visinema Pictures
Dalam video teaser trailer “Pulau Plastik” yang dirilis pada Jumat (2/4) lalu, ditampilkan banyaknya sampah plastik yang mencemari perairan, khususnya lautan. Disebut bahwa fenomena sampah kiriman yang terjadi hampir setiap tahun telah mencapai 25 ton per hari.
“Kurang dari lima menit, saya sudah menemukan sedotan plastik sedemikian banyak,” ucap Robi yang juga tampil dalam video tersebut.
Menurut Tiza, film “Pulau Plastik” menceritakan masalah-masalah plastik yang benar ada di sekitar kita. Tiza berpendapat, semua masalah plastik yang ada di perairan bersumber dari daratan. “Sumbernya dari daratan karena manusianya ada di daratan,” kata Tiza.
4. MIKROPLASTIK MENGANCAM MASA DEPAN MANUSIA
Foto: Visinema Pictures
Produksi film dokumenter garapan sutradara Dandhy Laksono dan Rahung Nasution itu rupanya juga mencakup penelitian mengenai mikroplastik dalam tubuh manusia. Prigi, ahli biologi sekaligus pejaga sungai di Jawa Timur mengungkap, dirinya harus meneliti 100 feses manusia untuk membuktikan keberadaan plastik dalam tubuh kita.
Selain itu, Prigi juga mengatakan, empat juta orang di Surabaya mengonsumsi air sungai. Namun, pabrik-pabrik kertas yang mengimpor sampah kertas bercampur plastik pada akhirnya mencemari sungai-sungai tersebut.
Baca Juga: Gimana Caranya Tampil Gaya Tanpa Makin Merusak Lingkungan?
4. DAUR ULANG PLASTIK TERBATAS
Foto: Visinema Pictures
Sebagai seorang pengacara sekaligus aktivis muda yang menolak pemakaian plastik sekali pakai, Tiza beranggapan bahwa narasi daur ulang plastik di tengah masyarakat merupakan informasi yang salah. Ia menyebut, pada hakikatnya plastik sekali pakai sulit untuk didaur ulang.
“Itu sangat salah karena ternyata plastik yang didaur ulang hanya 9% di seluruh dunia. Ini bukan masalah Indonesia aja, Jerman pun yang sistem pengelolaan sampahnya canggih, daur ulangnya cuma 30%,” jelas Tiza.
Sevilla Nouval Evanda
Kontributor GenSINDO
Politeknik Negeri Jakarta
tulis komentar anda