5 Hal Penting soal Plastik yang akan Kamu Temui kalau Nonton Pulau Plastik
Jum'at, 09 April 2021 - 11:51 WIB
JAKARTA - Serial dokumenter “Pulau Plastik” yang dirilis sejak 2019 lalu, kini merambah ke layar lebar dengan wujud film dokumenter .
Film dokumenter hasil kolaborasi Visinema Pictures, Kopernik, Akarumput, dan WatchdoC ini akan tayang perdana di bioskop pada 22 April mendatang, bertepatan dengan Earth Day (Hari Bumi).
“Pulau Plastik” diproduseri Angga Dwimas Sasongko dan Ewa Wojkowska, menceritakan perjalanan tiga tokoh sentral protagonis yang menelusuri jejak sampah plastik di rantai makanan manusia. Tokoh-tokoh tersebut adalah Gede Robi, Tiza Mafira, dan Prigi Arisandi. Ketiganya melawan penggunaan plastik sekali pakai.
1. ISU MASIF YANG MELIBATKAN SEMUA ORANG
Foto: Visinema Pictures
Sampah plastik sudah jadi persoalan besar sejak lama. Tak seperti isu lainnya yang membidik komunitas, kebijakan, atau orang-orang tertentu, sampah plastik merupakan masalah yang melibatkan semua orang sebagai pelakunya.
Dalam film dokumenter “Pulau Plastik”, Robi, Tiza, dan Prigi akan mengusut berbagai lokasi tertimbunnya limbah plastik serta upaya bersama dalam mendorong kebijakan larangan penggunaan plastik sekali pakai.
“Banyak yang bilang, banyak plastik di laut. Memang benar, tapi enggak hanya di laut. Di sungai dan tanah juga udah banyak. Bahkan, di air minum kita juga udah ada,” ungkap Tiza yang bekerja sebagai pengacara saat konferensi pers daring "Pulau Plastik" pada Kamis (8/4).
“Kami menyadari bahwa enggak cukup hanya aksi individu karena ini masalahnya sistemik, terlalu besar untuk bisa diatasi oleh segelintir individu,” lanjutnya.
2. INVESTIGASI ISU PLASTIK GLOBAL
Foto: Andaru/AFP/Getty Images
Temuan baru pun didapat saat proses penggarapan film dokumenter pertama Visinema tersebut. Gede Robi, vokalis band rock Navicula menyebut, ditemukannya keterlibatan industri internasional saat mereka berupaya masuk ke tahap daur ulang sampah plastik di Indonesia.
“Permasalahan yang terjadi di Indonesia ternyata melibatkan aktivitas global,” ucap Robi.
Tak hanya itu, Prigi juga mengungkapkan adanya negara maju yang membuang sampah plastik mereka ke negara-negara berkembang. “Ternyata, negara-negara maju seperti Amerika, Uni Eropa, Inggris, kemudian Australia, tidak suka mengolah sampah-sampah mereka. Mereka membuang ke negara-negara berkembang seperti kita,” tambah Prigi.
Baca Juga: Dari Perbudakan hingga Jaring Pembunuh, Ini Fakta Mengerikan Industri Perikanan dalam Film 'Seaspiracy'
3. MERUSAK EKOSISTEM LAUT
Film dokumenter hasil kolaborasi Visinema Pictures, Kopernik, Akarumput, dan WatchdoC ini akan tayang perdana di bioskop pada 22 April mendatang, bertepatan dengan Earth Day (Hari Bumi).
“Pulau Plastik” diproduseri Angga Dwimas Sasongko dan Ewa Wojkowska, menceritakan perjalanan tiga tokoh sentral protagonis yang menelusuri jejak sampah plastik di rantai makanan manusia. Tokoh-tokoh tersebut adalah Gede Robi, Tiza Mafira, dan Prigi Arisandi. Ketiganya melawan penggunaan plastik sekali pakai.
1. ISU MASIF YANG MELIBATKAN SEMUA ORANG
Foto: Visinema Pictures
Sampah plastik sudah jadi persoalan besar sejak lama. Tak seperti isu lainnya yang membidik komunitas, kebijakan, atau orang-orang tertentu, sampah plastik merupakan masalah yang melibatkan semua orang sebagai pelakunya.
Dalam film dokumenter “Pulau Plastik”, Robi, Tiza, dan Prigi akan mengusut berbagai lokasi tertimbunnya limbah plastik serta upaya bersama dalam mendorong kebijakan larangan penggunaan plastik sekali pakai.
“Banyak yang bilang, banyak plastik di laut. Memang benar, tapi enggak hanya di laut. Di sungai dan tanah juga udah banyak. Bahkan, di air minum kita juga udah ada,” ungkap Tiza yang bekerja sebagai pengacara saat konferensi pers daring "Pulau Plastik" pada Kamis (8/4).
“Kami menyadari bahwa enggak cukup hanya aksi individu karena ini masalahnya sistemik, terlalu besar untuk bisa diatasi oleh segelintir individu,” lanjutnya.
2. INVESTIGASI ISU PLASTIK GLOBAL
Foto: Andaru/AFP/Getty Images
Temuan baru pun didapat saat proses penggarapan film dokumenter pertama Visinema tersebut. Gede Robi, vokalis band rock Navicula menyebut, ditemukannya keterlibatan industri internasional saat mereka berupaya masuk ke tahap daur ulang sampah plastik di Indonesia.
“Permasalahan yang terjadi di Indonesia ternyata melibatkan aktivitas global,” ucap Robi.
Tak hanya itu, Prigi juga mengungkapkan adanya negara maju yang membuang sampah plastik mereka ke negara-negara berkembang. “Ternyata, negara-negara maju seperti Amerika, Uni Eropa, Inggris, kemudian Australia, tidak suka mengolah sampah-sampah mereka. Mereka membuang ke negara-negara berkembang seperti kita,” tambah Prigi.
Baca Juga: Dari Perbudakan hingga Jaring Pembunuh, Ini Fakta Mengerikan Industri Perikanan dalam Film 'Seaspiracy'
3. MERUSAK EKOSISTEM LAUT
tulis komentar anda