Ketika Xiaomi Naik Kelas lewat Ponsel Flagship

Rabu, 20 Mei 2020 - 16:34 WIB
KILLER PRODUCT



Strategi Xiaomi di Indonesia saat ini adalah menghadirkan produk di semua rentang harga.

Alvin menampik skeptisisme yang menyebut produk Xiaomi harus selalu affordable (murah). Sedari awal, menurutnya, pendiri Xiaomi Lei Jun justru bermimpi membuat smartphone yang luar biasa.

”Filosofi Xiaomi adalah menghadirkan ’killer produk’. Produk kompetitif di rentang harganya, memiliki target spesifik, serta tetap menawarkan value terbaik. Di segmen flagship sekalipun,” beber Alvin yang asal Hong Kong itu.

Adapun Mi 10, disebut Alvin memiliki keseimbangan terbaik antara harga dan fitur di kelas flagship. Lebih baik dari Mi 10 Pro yang diputuskan untuk tidak di boyong ke Indonesia. Juga sangat berbeda dibanding Mi Note 10, yang disebutnya sebagai “camera flagship”. ”Sedangkan Mi 10 adalah full flagship,” ujarnya.

Alih-alih membenamkan semua fitur tapi membuat harga ponsel jadi sangat tinggi, Xiaomi lebih memilih menghadirkan produk yang pas bagi user.

”Kami melakukan kurasi, penuh perhitungan, sebelum membawa produk ke pasar Indonesia. Karena ada banyak elemen biaya disana. Dengan bisnis model yang mengusung margin tipis, jika tidak hati-hati kami bisa kehilangan keuntungan,” ujarnya.

BIARKAN PRODUK YANG BERBICARA



Mi 10 adalah smartphone full flagship yang bersaing dengan varian seperti Samsung S20.

Alvin Tse percaya dengan kalimat ”biarkan produk yang berbicara”. Menurutnya, kekuatan produk lah yang membuat Xiaomi mencapai tahap ini. Sekarang, Xiaomi adalah ponsel no 1 di India, diterima dengan baik di Eropa, dan termasuk dalam 5 besar smartphone di Indonesia.

”Mulanya Mi Fans merasa puas saat mencoba ponsel Xiaomi. Mereka lantas bercerita ke teman-temanya (word of mouth). Hal yang sama kami harapkan juga terjadi di Mi 10. Loyalti, passion, dan entusiasme dari Mi Fans bisa berubah jadi penjualan,” ujarnya.

Selanjutnya, Redmi akan tetap agresif menyasar Mi Fans yang sangat peduli terhadap spesifikasi. Sedangkan Mi akan menjaring Mi Fans baru yang sudah lama menginginkan ponsel flagship Xiaomi. ”Sesuai awal dibentuknya Xiaomi, memberi pengalaman otentik, komponen terbaik, serta harga paling terjangkau,” beber Alvin.

“Value” itu juga yang membuat Xiaomi tetap bisa bertahan di masa pandemi Covid-19 seperti sekarang. ”Covid-19 mempengaruhi banyak industri. Mal dan pusat perbelanjaan tutup. Banyak yang kehilangan pekerjaan. Prioritas konsumen bergeser pada hal-hal yang esensial (penting). Produk Xiaomi tetap diminati selama Covid-19 karena orang mencari barang dengan value tinggi,” ujar Alvin.

”CEO dan founder Lei Jun selalu berkata jangan sampai situasi mengontrol kita. Tapi, harus tetap melanjutkan bisnis dan kehidupan,” tambahnya.



Xiaomi Mi 10 menargetkan Mi Fans yang ingin naik kelas, meluaskan pasar mereka ke konsumen dengan SES lebih tinggi.

Setiap perusahaan tentu ingin bisa sukses di semua rentang harga/price bracket. Jika Xiaomi serius untuk untuk menjadi merek premium, maka mereka harus secara konsisten membanjiri pasar dengan produk premium. Dan mereka sudah ada di arah yang tepat.

Karena Xiaomi sangat mengerti konsumen mereka, dan bisa memberikan apa yang diharapkan, terlepas dari level harganya.
Halaman :
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. SINDOnews.com tidak terlibat dalam materi konten ini.
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More