Mengulik Makna Bucin alias Budak Cinta dari Perspektif Sains

Kamis, 14 Mei 2020 - 20:00 WIB
Jadi bucin kelihatannya seru dan lucu, tapi sebenarnya bisa bikin hubungan jadi gak sehat. Foto/Unsplash
JAKARTA - Bucin atau kependekan dari budak cinta jadi frasa yang jadi tren hingga saat ini. Predikat ini diberikan buat seseorang yang rela melakukan apapun demi cinta atau pendeknya, sih, "menghamba pada kekasih".

Sebelumnya, mengutip dari ngobrolin.id, kata bucin dipopulerkan oleh dua orang kakak beradik Youtuber, yakni Andovi dan Jovi dalamkanal YouTube mereka, yakni SkinnyIndonesia24.

Bucin awalnya adalah sebuah julukan yang disematkan kepada Jovial hingga kemudian dikemas menjadi sebuah konten di YouTube.

Dalam sebuah penelitian lain mengungkapkan, bahwa seseorang kemungkinan besar menjadi bucin saat masa pacaran baru aja berjalan kurang dari tiga bulan.





Foto: photoart-huebner.de

Namun, kamu bisa juga menjadi bucin saat jatuh cinta dengan seseorang, meski belum berstatus saling memiliki. Waduh, belum resmi, tapi udah bucin!

Bucin dalam Kacamata Psikologi

Ada pepatah yang bilang bahwa "cinta itu buta", mungkin istilah ini yang paling mendekati kata bucin. Ketika menjadi budak cinta, kamu gak lagi bisa melihat seseorang dari kacamata yang logis, sehingga kamu menganggapnya sebagai seseorang yang sempurna dan berhak mendapatkan semua keinginannya.

Menurut teori psikologi Sigmund Freud, bucin bisa berarti seseorang yang sedang mengidealisasi orang lain secara sadar maupun tidak. Idealisasi ini ditandai dengan seseorang yangmencintai orang laindengan segenap jiwa dan raganya.

Akan tetapi, dari beberapa kasus, ketika rasa cinta terlalu besar, semua cara untuk berkorban demi pasangan akan dilakukan, sampai-sampai bisa melakukan tindakan yang di luar akal sehat. Kondisi seperti ini juga bisa disebut dengan codependent relationship.

Melansir dari klikdokter.com, codependent relationshipadalah hubungan yang membuat kamu bergantung pada persetujuan pasangan terhadap segala keputusan yang dibuat. Nah, dari definisinya aja udah mirip dengan tanda-tanda seorangbucin, kan?



Foto: Shutterstock

Psikolog dariAlbert Einstein College of Medicine bernama Scott Wetzler, mengatakan bahwa codependentrelationshiptermasuk dalam kategori hubungan yang gak sehat. Hal ini karena salah satu dari pasangan yang terlibat gak punya pendirian.

Walau begitu, hubungan saling ketergantungan ini bukan cuma terjadi pada pasangan kekasih atau orang yang udah menikah aja, tapi juga antara teman, sahabat, juga keluarga.

Kondisi ini mungkin bisa terjadi pada orang-orang yang punya riwayat trauma saat masa kecil atau merasa diabaikan oleh orang tua.

Mereka lantas merasa kesulitan untuk mengutarakan hal yang diinginkan dan menganggap keputusan orang lain adalah yang terbaik.

Suatu hubungan bisa disebut sehat kalau kedua belah pihak saling mendukung, bahagia, dan sama-sama punya andil. Tapi, kalau cuma salah satu yang bahagia atau memegang kendali penuh, bisa jadi itu pertanda hubungan yang gak sehat.
Halaman :
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. SINDOnews.com tidak terlibat dalam materi konten ini.
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More