Dua Lipa Mengaku Tertekan karena Meme Video Menarinya yang Viral

Jum'at, 01 Januari 2021 - 20:25 WIB
Dua Lipa mengaku pernah mengalami masa-masa sulit menangani komentar negatif di medsos saat pertama terjun ke dunia musik. Foto/Getty Images
LOS ANGELES - Dua Lipa bercerita tentang dampak dari candaan daring dalam karier bermusiknya, termasuk pada kesehatan mentalnya dalam beberapa tahun terakhir.

Melansir dari Teen Vogue, dalam wawancara dengan majalah Attitude edisi Desember, pelantun "Future Nostalgia" ini bercerita tentang para pelaku perisakan daring (online bullying) yang memengaruhi kesehatan mentalnya.

Penyanyi Inggris berdarah Kosovo Albania ini lalu bercerita tentang video pendeknya yang sedang menari saat tur pada 2018 lalu yang sempat viral karena banyak orang mengubahnya menjadimeme.

Meski kelihatannya biasa saja, tapi ternyata meme tersebut berdampak untuk kesehatan mentalnya . "Kalau ada orang yang merekam saya di atas panggung, saya berpikirnya bukan 'Oh, mereka merekam karena mau menyimpannya', tapi 'Mereka merekam supaya nanti mereka bisa menertawakan saya'," ujar perempuan berusia 25 tahun ini.





Foto: Getty Images

Dia juga mengakumengalami intimidasi saat akhir rekaman pertamanya. "Itu bikin saya cemas, kesal, merasa tidak cukup pantas dan tidak ditakdirkan untuk berada di sini dan di atas panggung,” curhatnya.

Dua Lipa bilang, komentar-komentar negatif saat dia baru masuk ke industri musik membuat rasa percaya diri dan harga dirinya merosot drastis. ( )

Bahkan waktu dia berhasil menyabet dua piala Grammy pada 2019 untuk penyanyi pendatang baru terbaik dan best dance recording, komentar buruk masih saja mampir di telinganya.

"(Mereka bilang), 'Yah, dia tidak pantas mendapatkannya' atau 'Ah, dia tidak menguasai panggung' padahal mereka tidak pernah datang ke salah satu pertunjukan saya, mereka belum pernah melihat saya tampil," katanya.

Namun, perisakan dari masa lalu tetap tertanam di kepalanya dan mempengaruhi cara berpikirnya tentang cancel culture dan kebencian di media sosial.

“Harus ada pemahaman komunal bahwa orang membuat kesalahan, dan kita harus belajar dari kesalahan dan kita harus mencoba untuk saling belajar,” katanya sambil menambahkan, "cancel culture sangat berbahaya dan beracun." ( )

Iffah Sulistyawati Hartana

Kontributor GenSINDO

Institut Teknologi Bandung

Instagram: @iffahshrtn
(ita)
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. SINDOnews.com tidak terlibat dalam materi konten ini.
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More