Mengenal Herd Immunity, Vaksin Berlatar Belakang Pengorbanan
Selasa, 12 Mei 2020 - 21:42 WIB
Konsep herd immunity sebelumnya pernah berhasil dalam mengakhiri penyebaran virus zika yang terjadi di Brasil, pada 2017 silam, serta penyakit campak.
Mengutip dari MT Technology Review, herd immunity pada virus corona bisa terbentuk kalau sudah cukup banyak orang yang terinfeksi SARS-CoV-2. Namun, hal yang harus diperhatikan adalah, konsep ini belum bisa dipastikan keefektifannya dalam menangani pandemi saat ini.
Pasalnya, virus corona masih tergolong baru dan informasi mengenai virus ini masih sangat minim. Tapi, konsep herd immunity gak menutup kemungkinan bisa efektif, dengan catatan karakter virus dan prediksi evolusi atau mutagenesisnya sudah bisa diketahui dengan pasti.
Padahal, virus ini yang nama resminya adalah virus SARS-CoV-2, baru aja memulai perjalanan evolusinya. Hingga saat ini, gak ada satu pun ilmuwan di dunia yang mampu memastikan perjalanan mutasi virus ini akan menjadi seperti apa.
Foto: Shutterstock
Pada beberapa jenis penyakit, herd immunity akan bekerja ketika 40 persen orang yang terdapat dalam suatu populasi menjadi kebal terhadap penyakit, seperti melalui vaksinasi.
Tapi dalam kebanyakan kasus, penyebaran penyakit akan terhenti saat 80 hingga 95 persen orang memiliki kekebalan.
Skenario Paling Buruk
Bisa dibilang, herd immunity adalah skenario terburuk untuk mengatasi pandemi virus corona karena risikonya yang besar.
Berdasarkan data Centers for Disease Control and Prevention (CDC), menegaskan bahwa usia muda tetap berisiko terinfeksi virus corona.
Dalam data yang diperoleh pada kurun waktu 12-16 Maret 2020, sekitar 20 persen dari 508 pasien COVID-19 yang dirawat di rumah sakit berusia 20-44 tahun. Ini artinya, gak ada yang bisa bebas dari risiko COVID-19 dan kemungkinan terburuknya.
Fazjri Abdillah
Kontributor GenSINDO
Politeknik Negeri Jakarta
Instagram: @born2inform_
Mengutip dari MT Technology Review, herd immunity pada virus corona bisa terbentuk kalau sudah cukup banyak orang yang terinfeksi SARS-CoV-2. Namun, hal yang harus diperhatikan adalah, konsep ini belum bisa dipastikan keefektifannya dalam menangani pandemi saat ini.
Pasalnya, virus corona masih tergolong baru dan informasi mengenai virus ini masih sangat minim. Tapi, konsep herd immunity gak menutup kemungkinan bisa efektif, dengan catatan karakter virus dan prediksi evolusi atau mutagenesisnya sudah bisa diketahui dengan pasti.
Padahal, virus ini yang nama resminya adalah virus SARS-CoV-2, baru aja memulai perjalanan evolusinya. Hingga saat ini, gak ada satu pun ilmuwan di dunia yang mampu memastikan perjalanan mutasi virus ini akan menjadi seperti apa.
Foto: Shutterstock
Pada beberapa jenis penyakit, herd immunity akan bekerja ketika 40 persen orang yang terdapat dalam suatu populasi menjadi kebal terhadap penyakit, seperti melalui vaksinasi.
Tapi dalam kebanyakan kasus, penyebaran penyakit akan terhenti saat 80 hingga 95 persen orang memiliki kekebalan.
Skenario Paling Buruk
Bisa dibilang, herd immunity adalah skenario terburuk untuk mengatasi pandemi virus corona karena risikonya yang besar.
Berdasarkan data Centers for Disease Control and Prevention (CDC), menegaskan bahwa usia muda tetap berisiko terinfeksi virus corona.
Dalam data yang diperoleh pada kurun waktu 12-16 Maret 2020, sekitar 20 persen dari 508 pasien COVID-19 yang dirawat di rumah sakit berusia 20-44 tahun. Ini artinya, gak ada yang bisa bebas dari risiko COVID-19 dan kemungkinan terburuknya.
Fazjri Abdillah
Kontributor GenSINDO
Politeknik Negeri Jakarta
Instagram: @born2inform_
(it)
Lihat Juga :
tulis komentar anda