Banyak Diperbincangkan, Apa yang Dimaksud dengan Ketahanan Pangan?
Jum'at, 08 Mei 2020 - 21:01 WIB
JAKARTA - Salah satu dampak dari pandemi virus corona yang belakangan sering diperbincangkan adalah munculnya masalah ketahanan pangan.
Tahukah kamu apa yang dimaksud dengan ketahanan pangan dan apa yang dapat kita lakukan untuk menghindari masalahnya?
Foto: Dok. Okezone
Dalam UU No. 7 Tahun 1996 tentang Pangan, ketahanan pangan didefinisikan sebagai kondisi terpenuhinya pangan bagi setiap masyarakat yang tercermin dari tersedianya pangan yang cukup, baik jumlah maupun mutunya, aman, merata, dan terjangkau.
Pengertian ini mencakup aspek makro yaitu tersedianya pangan yang cukup, sekaligus aspek mikro yaitu terpenuhinya kebutuhan pangan setiap rumah tangga untuk menjalani hidup yang sehat dan aktif.
Foto: Dok. Okezone
Ketika pandemi terjadi, banyak aktivitas manusia dibatasi untuk mengurangi penyebaran virus. Pembatasan aktivitas ini memengaruhi rantai pasok pangan yang melibatkan produsen, konsumen, input pertanian dan perikanan, pemrosesan dan penyimpanan, transportasi, pemasaran, dan sebagainya.
Foto: psu.edu
Dalam sektor produksi, kebijakan pembatasan kegiatan masyarakat seperti PSBB ataupun lockdown yang diberlakukan menjadikan petani tidak bisa menggarap sawahnya secara maksimal. Nelayan tidak dapat melaut sesering biasanya, dan industri pun tidak dapat berjalan secara normal. Akibatnya, produksi pangan pun berkurang.
Foto: deccanherald.com
Di sektor distribusi, kebijakan pembatasan kegiatan masyarakat menjadikan proses distribusi tersendat. Tidak semua daerah bisa menghasilkan pangannya sendiri sehingga harus mengandalkan hasil pangan dari daerah lain.
Kalau proses distribusi dibatasi seperti jadwal operasi kapal dikurangi atau suatu wilayah ditutup secara total, maka distribusi bahan pangan akan tersendat dan terganggu dan mengakibatkan ketersediaan bahan pangan di suatu daerah berkurang.
Dalam sektor investasi, kondisi pandemi ini membuat investor berpikir berulang kali untuk melakukan investasi. Investor akan sangat menimbang jika ingin menginvestasikan uangnya karena ketidakpastian keadaan yang dapat membuat mereka merugi.
Foto: Shutterstok
Tahukah kamu apa yang dimaksud dengan ketahanan pangan dan apa yang dapat kita lakukan untuk menghindari masalahnya?
Foto: Dok. Okezone
Dalam UU No. 7 Tahun 1996 tentang Pangan, ketahanan pangan didefinisikan sebagai kondisi terpenuhinya pangan bagi setiap masyarakat yang tercermin dari tersedianya pangan yang cukup, baik jumlah maupun mutunya, aman, merata, dan terjangkau.
Pengertian ini mencakup aspek makro yaitu tersedianya pangan yang cukup, sekaligus aspek mikro yaitu terpenuhinya kebutuhan pangan setiap rumah tangga untuk menjalani hidup yang sehat dan aktif.
Foto: Dok. Okezone
Ketika pandemi terjadi, banyak aktivitas manusia dibatasi untuk mengurangi penyebaran virus. Pembatasan aktivitas ini memengaruhi rantai pasok pangan yang melibatkan produsen, konsumen, input pertanian dan perikanan, pemrosesan dan penyimpanan, transportasi, pemasaran, dan sebagainya.
Foto: psu.edu
Dalam sektor produksi, kebijakan pembatasan kegiatan masyarakat seperti PSBB ataupun lockdown yang diberlakukan menjadikan petani tidak bisa menggarap sawahnya secara maksimal. Nelayan tidak dapat melaut sesering biasanya, dan industri pun tidak dapat berjalan secara normal. Akibatnya, produksi pangan pun berkurang.
Foto: deccanherald.com
Di sektor distribusi, kebijakan pembatasan kegiatan masyarakat menjadikan proses distribusi tersendat. Tidak semua daerah bisa menghasilkan pangannya sendiri sehingga harus mengandalkan hasil pangan dari daerah lain.
Kalau proses distribusi dibatasi seperti jadwal operasi kapal dikurangi atau suatu wilayah ditutup secara total, maka distribusi bahan pangan akan tersendat dan terganggu dan mengakibatkan ketersediaan bahan pangan di suatu daerah berkurang.
Dalam sektor investasi, kondisi pandemi ini membuat investor berpikir berulang kali untuk melakukan investasi. Investor akan sangat menimbang jika ingin menginvestasikan uangnya karena ketidakpastian keadaan yang dapat membuat mereka merugi.
Foto: Shutterstok
tulis komentar anda