Sering Terbangun Malam Hari karena Mau Pipis? Cek Fakta Ini
Jum'at, 04 September 2020 - 21:17 WIB
JAKARTA - Mungkin untuk beberapa orang, buang air kecil di tengah malam sudah jadi kebiasaan sehari-hari. Tapi pernah gak, sih, kepikiran bahwa hal ini bikin kualitas tidur jadi memburuk?
Nah, coba, deh, bayangin sewaktu kamu lagi terlelap dalam restorative sleep dan terbangun beberapa kali karena ingin buang air kecil. Pasti mengganggu siklus tidur kamu, apalagi kalau keesokannya harus bangun pagi.
Sebenarnya hal ini lazim kok, tapi sedikit banget yang mau mendiskusikannya karena ini dianggap tabu dan banyak juga orang yang malu kalau membahas ini.
Karena itu, jadi gak tahu batas wajar buang air saat malam dan berujung gak bisa dapat pertolongan yang mereka butuhkan. ( )
Foto: Unsplash
Seberapa Sering Pipis saat Malam Hari?
Kebiasaan buang air kecil malam-malam biasa dikenal dengan istilah nokturia. Gak sedikit yang mengalami hal ini. Meta-analisis dari 43 studi yang diterbitkan British Journal of Urology menemukan bahwa buang air berlebihan saat malam hari terjadi pada 28-62% laki-laki dan perempuan dalam rentang usia 70-80 tahun.
Mereka juga menemukan bahwa 18% laki-laki dan perempuan berusia 20-30-an menderita nokturia.
Foto: Unsplash
Kenapa Nokturia Bisa Menimbulkan Masalah Kesehatan?
Begini, terlalu sering terbangun pada malam hari bisa sangat mengganggu bahkan merusiak siklus tidur kita. Melansir Psychology Today, seharusnya badan manusia mengalami transisi melaui empat tahap waktu tidur selama semalam. Namun, ketika seseorang sering terbangun, tubuh mereka mungkin gak pernah sampai slow-wave non-REM dan REM sleep.
Slow-Wave alias tidur nyenyak, berguna untuk memproduksi hormon pertumbuhan, perbaikan jaringan sekaligus memproses dan menyimpan informasi. Sedangkan REM adalah tahap sewaktu seseorang bermimpi, mengatur mood, belajar, dan ingatan.
Sayangnya kekurangan kedua tahap itu berkaitan dengan rendahnya kualitas hidup dan kematian dini. Penelitian terbaru dari JAMA Neurologi menyimpulkan bahwa defisit REM membuat seseorang 13% lebih rentan terkena serangan jantung.
Selain itu, kekurangan tidur pada gelombang lambat menambah risiko terkena gangguan mood dan depresi, seperti yang ditemukan dalam penelitian berjudul “Early to Bed, Early to Rise”: Diffusion Tensor Imaging Identifies Chronotype-Specificity” yang ditulis oleh Jessica Rosenberg dan tim.
Foto: Unsplash
Kenapa Banyak Orang Mengalami Nokturia?
Nah, coba, deh, bayangin sewaktu kamu lagi terlelap dalam restorative sleep dan terbangun beberapa kali karena ingin buang air kecil. Pasti mengganggu siklus tidur kamu, apalagi kalau keesokannya harus bangun pagi.
Sebenarnya hal ini lazim kok, tapi sedikit banget yang mau mendiskusikannya karena ini dianggap tabu dan banyak juga orang yang malu kalau membahas ini.
Karena itu, jadi gak tahu batas wajar buang air saat malam dan berujung gak bisa dapat pertolongan yang mereka butuhkan. ( )
Foto: Unsplash
Seberapa Sering Pipis saat Malam Hari?
Kebiasaan buang air kecil malam-malam biasa dikenal dengan istilah nokturia. Gak sedikit yang mengalami hal ini. Meta-analisis dari 43 studi yang diterbitkan British Journal of Urology menemukan bahwa buang air berlebihan saat malam hari terjadi pada 28-62% laki-laki dan perempuan dalam rentang usia 70-80 tahun.
Mereka juga menemukan bahwa 18% laki-laki dan perempuan berusia 20-30-an menderita nokturia.
Foto: Unsplash
Kenapa Nokturia Bisa Menimbulkan Masalah Kesehatan?
Begini, terlalu sering terbangun pada malam hari bisa sangat mengganggu bahkan merusiak siklus tidur kita. Melansir Psychology Today, seharusnya badan manusia mengalami transisi melaui empat tahap waktu tidur selama semalam. Namun, ketika seseorang sering terbangun, tubuh mereka mungkin gak pernah sampai slow-wave non-REM dan REM sleep.
Slow-Wave alias tidur nyenyak, berguna untuk memproduksi hormon pertumbuhan, perbaikan jaringan sekaligus memproses dan menyimpan informasi. Sedangkan REM adalah tahap sewaktu seseorang bermimpi, mengatur mood, belajar, dan ingatan.
Sayangnya kekurangan kedua tahap itu berkaitan dengan rendahnya kualitas hidup dan kematian dini. Penelitian terbaru dari JAMA Neurologi menyimpulkan bahwa defisit REM membuat seseorang 13% lebih rentan terkena serangan jantung.
Selain itu, kekurangan tidur pada gelombang lambat menambah risiko terkena gangguan mood dan depresi, seperti yang ditemukan dalam penelitian berjudul “Early to Bed, Early to Rise”: Diffusion Tensor Imaging Identifies Chronotype-Specificity” yang ditulis oleh Jessica Rosenberg dan tim.
Foto: Unsplash
Kenapa Banyak Orang Mengalami Nokturia?
tulis komentar anda