Review Film Lafran, Biopik Pendiri Himpunan Mahasiswa Islam (HMI)
Kamis, 20 Juni 2024 - 14:30 WIB
Tokoh-tokoh lain yang dihadirkan dalam film ini juga saling mengisi satu sama lain sehingga film ini tidak terasa membosankan. Ada sisi komedi serta sisi haru secara bersamaan dalam satu film yang dikemas dengan sangat apik.
Latar yang dihadirkan juga cukup sesuai mempresentasikan latar waktu sekitar akhir masa penjajahan Belanda dan Jepang hingga awal tahun kemerdekaan Indonesia. Selain latar, kostum para pemain juga sangat sesuai dengan karakter masing-masing.
Yang paling mengesankan dalam film Lafran adalah konflik utama dalam film ini terasa sangat dekat dengan yang terjadi di Indonesia saat ini. Ini membuat penonton bisa belajar dari sejarah dan tidak mengulangi kesalahan yang sama.
Foto: Reborn Initiatives
Jika berbicara soal editing dan pemilihan musik latar, film ini juga hampir tidak memiliki kekurangan. Perpindahan scene dari satu ke yang lain terasa sangatmulus sehingga penonton tidak dibuat bingung dengan alurnya. Musik latar yang dipilih juga membuat emosi dalam film ini dapat tersalurkan dengan baik kepada para penonton.
Pengembangan karakter dalam film juga terasa sangat natural terutama perubahan sikap dari Lafran Pane kecil hingga menjadi sosok penting yang mendirikan HMI. Meski terkesan agak lambat, perubahan sikap tersebut terasa begitu nyata karena memiliki faktor sebab-akibat di dalamnya.
Film Lafranberhasil membawa penonton ikut larut dalam perjuangan seorang Lafran Pane menyatukan bangsa Indonesia dengan caranya sendiri. Sebagai sebuah film biografi, Lafran memiliki cerita yang kompleks, tapi tetap mudah dimengerti.
MG/Akbar Nugroho
Lihat Juga: Sinopsis Film Korea Omniscient Reader's Viewpoint dan Daftar 8 Pemainnya, Bujet Rp354 Miliar
Latar yang dihadirkan juga cukup sesuai mempresentasikan latar waktu sekitar akhir masa penjajahan Belanda dan Jepang hingga awal tahun kemerdekaan Indonesia. Selain latar, kostum para pemain juga sangat sesuai dengan karakter masing-masing.
Yang paling mengesankan dalam film Lafran adalah konflik utama dalam film ini terasa sangat dekat dengan yang terjadi di Indonesia saat ini. Ini membuat penonton bisa belajar dari sejarah dan tidak mengulangi kesalahan yang sama.
Foto: Reborn Initiatives
Jika berbicara soal editing dan pemilihan musik latar, film ini juga hampir tidak memiliki kekurangan. Perpindahan scene dari satu ke yang lain terasa sangatmulus sehingga penonton tidak dibuat bingung dengan alurnya. Musik latar yang dipilih juga membuat emosi dalam film ini dapat tersalurkan dengan baik kepada para penonton.
Pengembangan karakter dalam film juga terasa sangat natural terutama perubahan sikap dari Lafran Pane kecil hingga menjadi sosok penting yang mendirikan HMI. Meski terkesan agak lambat, perubahan sikap tersebut terasa begitu nyata karena memiliki faktor sebab-akibat di dalamnya.
Film Lafranberhasil membawa penonton ikut larut dalam perjuangan seorang Lafran Pane menyatukan bangsa Indonesia dengan caranya sendiri. Sebagai sebuah film biografi, Lafran memiliki cerita yang kompleks, tapi tetap mudah dimengerti.
MG/Akbar Nugroho
Lihat Juga: Sinopsis Film Korea Omniscient Reader's Viewpoint dan Daftar 8 Pemainnya, Bujet Rp354 Miliar
(ita)
tulis komentar anda