CERMIN: John Green dan Keberaniannya Membuka Diri soal Isu Kesehatan Mental
Jum'at, 10 Mei 2024 - 16:21 WIB
Daisy berusaha mengerti bahwa sering kali Aza dan masalahnya mengambil alih semesta persahabatan mereka dan membuat Aza terus menerus menjadi pemeran utamanya. John begitu cerdik menempatkan dua karakter yang terkesan bertolak belakang, tapi justru karena ketaksamaan keduanya lah yang membuat mereka lebih mudah memahami satu sama lain.
Membicarakan isu kesehatan mental pada hari-hari ini masih tak mudah. Masih banyak yang menghindarinya, masih banyak yang ingin membicarakannya sekadar bisik-bisik.
Padahal sejumlah survei sudah memperlihatkan betapa rentannya generasi muda di negeri ini dengan isu tersebut. Keberanian John dan penulis-penulis lainnya untuk membicarakannya secara terbuka adalah sebuah keberanian yang patut diberi keplokan meriah.
Foto: HBO Go
Kita tentu saja terus berharap bahwa pada tahun-tahun mendatang, kita semakin memberi tempat, hati, dan empati untuk isu ini. Bahwa isu ini sama pentingnya dengan pendidikan yang masih belum merata, jumlah penduduk miskin yang semakin bertambah, dan akses masyarakat terhadap kesehatan yang masih terbilang rendah.
Saya membayangkan tiga karakter utama dalam novel Klub Bunuh Diri bertemu dengan dua karakter utama dalam Turtles All the Way Down. Rama, Vino, dan Sinta akhirnya bertemu dengan Aza dan Daisy. mereka membicarakan masalah-masalah yang mereka alami.
Mereka secara terbuka mengakui bahwa mereka butuh pertolongan, dan mereka pun paham bahwa masih cukup banyak orang yang akan mengulurkan tangan saat mereka terjatuh ke dalam lubang yang dalam. Bahwa hidup tak akan jadi hidup ketika manusia yang mengalaminya tak ditempa masalah demi masalah.
Namun masalah akan berlalu, penderitaan akan berakhir. Kita mengamini apa yang diyakini John Green, “The only way out of labyrinth of suffering is to forgive”.
Turtles All the Way Down
Produser: Marty Bowen, Wyck Godfrey, Isaac Klausner
Penulis Skenario: Elizabeth Berger, Isaac Aptaker
Sutradara: Hannah Marks
Pemain: Isabella Merced, Cree, Felix Mallard
Ichwan Persada
Sutradara/produser/penulis skenario, pernah menjadi dosen di Universitas Padjajaran dan SAE Institute, bisa dikontak via Instagram @ichwanpersada
Membicarakan isu kesehatan mental pada hari-hari ini masih tak mudah. Masih banyak yang menghindarinya, masih banyak yang ingin membicarakannya sekadar bisik-bisik.
Padahal sejumlah survei sudah memperlihatkan betapa rentannya generasi muda di negeri ini dengan isu tersebut. Keberanian John dan penulis-penulis lainnya untuk membicarakannya secara terbuka adalah sebuah keberanian yang patut diberi keplokan meriah.
Foto: HBO Go
Kita tentu saja terus berharap bahwa pada tahun-tahun mendatang, kita semakin memberi tempat, hati, dan empati untuk isu ini. Bahwa isu ini sama pentingnya dengan pendidikan yang masih belum merata, jumlah penduduk miskin yang semakin bertambah, dan akses masyarakat terhadap kesehatan yang masih terbilang rendah.
Saya membayangkan tiga karakter utama dalam novel Klub Bunuh Diri bertemu dengan dua karakter utama dalam Turtles All the Way Down. Rama, Vino, dan Sinta akhirnya bertemu dengan Aza dan Daisy. mereka membicarakan masalah-masalah yang mereka alami.
Mereka secara terbuka mengakui bahwa mereka butuh pertolongan, dan mereka pun paham bahwa masih cukup banyak orang yang akan mengulurkan tangan saat mereka terjatuh ke dalam lubang yang dalam. Bahwa hidup tak akan jadi hidup ketika manusia yang mengalaminya tak ditempa masalah demi masalah.
Namun masalah akan berlalu, penderitaan akan berakhir. Kita mengamini apa yang diyakini John Green, “The only way out of labyrinth of suffering is to forgive”.
Turtles All the Way Down
Produser: Marty Bowen, Wyck Godfrey, Isaac Klausner
Penulis Skenario: Elizabeth Berger, Isaac Aptaker
Sutradara: Hannah Marks
Pemain: Isabella Merced, Cree, Felix Mallard
Ichwan Persada
Sutradara/produser/penulis skenario, pernah menjadi dosen di Universitas Padjajaran dan SAE Institute, bisa dikontak via Instagram @ichwanpersada
(ita)
tulis komentar anda