CERMIN: Badarawuhi, Prekuel yang (Mungkin) Tak Perlu Dibuat
Jum'at, 12 April 2024 - 09:12 WIB
Namunsayangnya memang franchise ini terlalu khawatir untuk menyodorkan informasi baru ke penonton, keluar dari zona nyaman dengan gagah berani, memberi kejutan demi kejutan pada penonton yang sebagiannya mungkin kecewa dengan KKN di Desa Penari. Pola ini juga terjadi pada film produksi MD Pictures sebelumnya, Layangan Putus.
Foto: MD Pictures
Ketika mengembangkan semesta cerita dari serial yang viral tersebut, tak ada keberanian lebih untuk membongkar cerita dan melakukan eksplorasi yang menarik dibanding sekadar mengulang formula dan membuat filmnya pun terasa seperti tak perlu dibuat.
Seperti Layangan Putus the Movie, kita pun merasa dengan pendekatan cerita seperti ini, prekuel Badarawuhi di Desa Penari ini pun mungkin tak perlu dibuat. Mengapa mesti repot membuat prekuelnya jika tak mau repot menyelam lebih dalam ke sumber dari segala sumber cerita dengan segala mitos yang berkembang di masyarakat tentang Badarawuhi?
Mengapa MD Pictures merasa bahwa penonton akan selalu menyukai repetisi, pengulangan formula, kekhawatiran berlebihan melakukan sesuatu yang mendobrak? Sebagian penonton bioskop hari ini adalah mereka yang berharap menyaksikan film dengan cerita yang belum pernah mereka temukan di puluhan/ratusan film sebelumnya.
Ketika sebuah film menjelma sukses, memang akan selalu muncul godaan untuk membuat sekuel atau prekuel-nya. Namun seharusnya godaan itu datang bersama dengan tanggung jawab untuk melakukan ekspansi cerita dan menyodorkan cerita yang segar dan menarik.
Ini seperti yang diucapkan oleh sutradara auteurFrancis Ford Coppola. “Saya rasa membuat sekuel hanya menghabiskan waktu dan uang. Seharusnya film dibuat dengan cerita-cerita baru”.
Badarawuhi di Desa Penari
Produser: Manoj Punjabi
Penulis Skenario: Lele Leila
Sutradara: Kimo Stamboel
Pemain: Maudy Effrosina, Aulia Sarah, Jourdy Pranata
Ichwan Persada
Sutradara/produser/penulis skenario, pernah menjadi dosen di Universitas Padjajaran dan SAE Institute, bisa dikontak via Instagram @ichwanpersada
Foto: MD Pictures
Ketika mengembangkan semesta cerita dari serial yang viral tersebut, tak ada keberanian lebih untuk membongkar cerita dan melakukan eksplorasi yang menarik dibanding sekadar mengulang formula dan membuat filmnya pun terasa seperti tak perlu dibuat.
Seperti Layangan Putus the Movie, kita pun merasa dengan pendekatan cerita seperti ini, prekuel Badarawuhi di Desa Penari ini pun mungkin tak perlu dibuat. Mengapa mesti repot membuat prekuelnya jika tak mau repot menyelam lebih dalam ke sumber dari segala sumber cerita dengan segala mitos yang berkembang di masyarakat tentang Badarawuhi?
Mengapa MD Pictures merasa bahwa penonton akan selalu menyukai repetisi, pengulangan formula, kekhawatiran berlebihan melakukan sesuatu yang mendobrak? Sebagian penonton bioskop hari ini adalah mereka yang berharap menyaksikan film dengan cerita yang belum pernah mereka temukan di puluhan/ratusan film sebelumnya.
Baca Juga
Ketika sebuah film menjelma sukses, memang akan selalu muncul godaan untuk membuat sekuel atau prekuel-nya. Namun seharusnya godaan itu datang bersama dengan tanggung jawab untuk melakukan ekspansi cerita dan menyodorkan cerita yang segar dan menarik.
Ini seperti yang diucapkan oleh sutradara auteurFrancis Ford Coppola. “Saya rasa membuat sekuel hanya menghabiskan waktu dan uang. Seharusnya film dibuat dengan cerita-cerita baru”.
Badarawuhi di Desa Penari
Produser: Manoj Punjabi
Penulis Skenario: Lele Leila
Sutradara: Kimo Stamboel
Pemain: Maudy Effrosina, Aulia Sarah, Jourdy Pranata
Ichwan Persada
Sutradara/produser/penulis skenario, pernah menjadi dosen di Universitas Padjajaran dan SAE Institute, bisa dikontak via Instagram @ichwanpersada
(ita)
Lihat Juga :
tulis komentar anda