CERMIN: Seperti Mirna Salihin, Keadilan juga Belum Berpihak pada Ben Glenroy
Sabtu, 21 Oktober 2023 - 07:27 WIB
Kita kembali melihat jam terbang Meryl memainkan peran biasa menjadi luar biasa menarik. Di tangannya, karakter Loretta yang tampak biasa-biasa saja menjadi salah satu highlight pada musim ketiga. Loretta menjadi salah satu karakter dengan masa lalu menarik, dengan hubungan rahasia yang berhasil disembunyikannya selama puluhan tahun.
Juga ketertarikannya dengan Oliver yang memperlihatkan sisi lain yang tak pernah kita lihat tentang laki-laki tua yang selalu tampak necis itu. Loretta dengan segala rahasia, dengan segala misteri yang digenggamnya selama puluhan tahun. Loretta dengan segala cara untuk memperlihatkan kasih sayangnya yang tak terbatas dengan anaknya menjadi salah satu bumbu paling menarik dari musim ketiga Only Murders in the Building.
Pertunjukan teater Death Rattle dari Oliver yang menjadi pusat semesta cerita musim ketiga memainkan kisah tentang bagaimana kompleksitas hubungan ibu dan anak. Menariknya, karena kisah itu dijalankan secara paralel dengan yang terjadi di balik layar pertunjukan tersebut.
Kita melihat hubungan duo produser ibu-anak, Donna dan Cliff DeMeo, yang selalu berciuman dengan saling menyentuh bibir masing-masing. Kita melihat bagaimana Donna dan Cliff kelak saling melindungi satu sama lain ketika sebuah peristiwa mendorong keduanya ke tebing terjal.
Foto: Disney+
Tak hanya berfokus pada Donna dan Cliff, musim ketiga Only Murders in the Building juga memberi ruang lebar pada kisah tentang Loretta dan masa lalunya. Ketika ia mengalami kehamilan tak diinginkan pada usia muda dan memilih untuk menyerahkan bayinya untuk diadopsi.
Namun kasih sayang seorang ibu selalu sepanjang jalan dan tak pernah putus maupun berkurang. Berpuluh tahun kemudian, Loretta masih mengikuti sepak terjang anaknya yang kelak membawanya ke pertunjukan teater Death Rattle. Kita juga akan melihat bagaimana Loretta membuat keputusan-keputusan sulit tanpa banyak pertimbangan demi melindungi sang anak yang hanya bisa dipandanginya dari jauh.
Sepanjang 10 episode musim ketiga,Only Murders in the Building mencoba membongkar siapa pembunuh Ben Glenroy dan apa motivasi sesungguhnya. Kasusnya bisa jadi sepelik kasus yang harus dihadapi Jessica Wongso sendirian ketika akhirnya ditetapkan sebagai pesakitan atas kasus tewasnya Mirna Salihin.
Begitu banyak orang yang lalu lalang dalam produksi pertunjukan teater, begitu banyak orang yang potensial menjadi tersangka, dan begitu banyak motif yang terungkap di balik kasus Ben. Kelak kita memang akan tahu siapa pembunuh si aktor dengan kisah manis persahabatan dengan perempuan-perempuan tua yang tak pernah diceritakannya kepada siapa pun.
Dengan susah payah diselingi pertikaian, kesalahpahaman, dan kecurigaan, trio Charles-Oliver-Mabel mencoba berdiri di sisi korban atas nama keadilan. Mereka menyelidiki pembunuhan sebagai bentuk tanggung jawab mereka sebagai warga negara yang baik. Bisa jadi juga sebagai cara untuk berdiri tegak di sisi keadilan. Tapi apakah keadilan akan berpihak pada korban?
Keadilan bisa bermakna apa pun bagi banyak orang. Masing-masing dari kita akan punya definisi kita masing-masing terkait keadilan. Sementara bagi Goenawan Mohamad, “keadilan bukanlah sekadar masalah kesalahan dan hukuman. Keadilan adalah lapisan humus dari ladang sebuah kebersamaan”.
Only Murders in the Building
Produser: Nick Pavonetti, Kristin Bernstein, Madeleine George, Tess Morris, Sas Goldberg
Sutradara: Jamie Babbitt, Cherien Dabis, John Hoffman, Chris Koch, Adam Shankman, Shari Springer Berman, Robert Pulcini
Penulis Skenario: John Hoffman, Ben Philippe, Madeleine George, Joshua Allen Griffith, Noah Levine, Jake Schnesel, Ben Smith, Matteo Borghese, Rob Turbovsky, Sas Goldberg, Elaine Ko, Tess Morris, J.J Philbin, Siena Streiber, Peter Swanson
Pemain: Steve Martin, Martin Short, Selena Gomez
Ichwan Persada
Sutradara/produser/penulis skenario, pernah menjadi dosen di Universitas Padjajaran dan SAE Institute, bisa dikontak via Instagram @ichwanpersada
Juga ketertarikannya dengan Oliver yang memperlihatkan sisi lain yang tak pernah kita lihat tentang laki-laki tua yang selalu tampak necis itu. Loretta dengan segala rahasia, dengan segala misteri yang digenggamnya selama puluhan tahun. Loretta dengan segala cara untuk memperlihatkan kasih sayangnya yang tak terbatas dengan anaknya menjadi salah satu bumbu paling menarik dari musim ketiga Only Murders in the Building.
Pertunjukan teater Death Rattle dari Oliver yang menjadi pusat semesta cerita musim ketiga memainkan kisah tentang bagaimana kompleksitas hubungan ibu dan anak. Menariknya, karena kisah itu dijalankan secara paralel dengan yang terjadi di balik layar pertunjukan tersebut.
Kita melihat hubungan duo produser ibu-anak, Donna dan Cliff DeMeo, yang selalu berciuman dengan saling menyentuh bibir masing-masing. Kita melihat bagaimana Donna dan Cliff kelak saling melindungi satu sama lain ketika sebuah peristiwa mendorong keduanya ke tebing terjal.
Foto: Disney+
Tak hanya berfokus pada Donna dan Cliff, musim ketiga Only Murders in the Building juga memberi ruang lebar pada kisah tentang Loretta dan masa lalunya. Ketika ia mengalami kehamilan tak diinginkan pada usia muda dan memilih untuk menyerahkan bayinya untuk diadopsi.
Namun kasih sayang seorang ibu selalu sepanjang jalan dan tak pernah putus maupun berkurang. Berpuluh tahun kemudian, Loretta masih mengikuti sepak terjang anaknya yang kelak membawanya ke pertunjukan teater Death Rattle. Kita juga akan melihat bagaimana Loretta membuat keputusan-keputusan sulit tanpa banyak pertimbangan demi melindungi sang anak yang hanya bisa dipandanginya dari jauh.
Sepanjang 10 episode musim ketiga,Only Murders in the Building mencoba membongkar siapa pembunuh Ben Glenroy dan apa motivasi sesungguhnya. Kasusnya bisa jadi sepelik kasus yang harus dihadapi Jessica Wongso sendirian ketika akhirnya ditetapkan sebagai pesakitan atas kasus tewasnya Mirna Salihin.
Begitu banyak orang yang lalu lalang dalam produksi pertunjukan teater, begitu banyak orang yang potensial menjadi tersangka, dan begitu banyak motif yang terungkap di balik kasus Ben. Kelak kita memang akan tahu siapa pembunuh si aktor dengan kisah manis persahabatan dengan perempuan-perempuan tua yang tak pernah diceritakannya kepada siapa pun.
Dengan susah payah diselingi pertikaian, kesalahpahaman, dan kecurigaan, trio Charles-Oliver-Mabel mencoba berdiri di sisi korban atas nama keadilan. Mereka menyelidiki pembunuhan sebagai bentuk tanggung jawab mereka sebagai warga negara yang baik. Bisa jadi juga sebagai cara untuk berdiri tegak di sisi keadilan. Tapi apakah keadilan akan berpihak pada korban?
Keadilan bisa bermakna apa pun bagi banyak orang. Masing-masing dari kita akan punya definisi kita masing-masing terkait keadilan. Sementara bagi Goenawan Mohamad, “keadilan bukanlah sekadar masalah kesalahan dan hukuman. Keadilan adalah lapisan humus dari ladang sebuah kebersamaan”.
Only Murders in the Building
Produser: Nick Pavonetti, Kristin Bernstein, Madeleine George, Tess Morris, Sas Goldberg
Sutradara: Jamie Babbitt, Cherien Dabis, John Hoffman, Chris Koch, Adam Shankman, Shari Springer Berman, Robert Pulcini
Penulis Skenario: John Hoffman, Ben Philippe, Madeleine George, Joshua Allen Griffith, Noah Levine, Jake Schnesel, Ben Smith, Matteo Borghese, Rob Turbovsky, Sas Goldberg, Elaine Ko, Tess Morris, J.J Philbin, Siena Streiber, Peter Swanson
Pemain: Steve Martin, Martin Short, Selena Gomez
Ichwan Persada
Sutradara/produser/penulis skenario, pernah menjadi dosen di Universitas Padjajaran dan SAE Institute, bisa dikontak via Instagram @ichwanpersada
Lihat Juga :
tulis komentar anda