Review One Piece Live Action: Surprisingly Melampaui Ekspektasi
Kamis, 31 Agustus 2023 - 07:07 WIB
One Piece Live Action mendapatkan hype menjelang perilisannya. Adaptasi live action pertama serial populer karya Eiichiro Oda itu sangat dinantikan penggemar. Mereka penasaran dengan seperti apa visual dan alur yang diangkat di live action ini.
Serial ini mengisahkan tentang asal usul kru Perompak Jerami sebelum mereka mengarungi Grand Line. Penonton akan diperkenalkan kepada sosok Monkey D. Luffy yang berencana menjadi Raja Perompak. Dia kemudian merekrut sejumlah orang untuk ikut berpetualang dengannya.
Sejumlah flashback yang muncul di serial ini membangun atmosfir ceritanya. Orang akan diperkenalkan dengan para karakter utama di serial ini dengan pelan-pelan. Ini akan sangat membantu mereka yang baru mendengar tentang One Piece dan mulai menontonnya lewat serial live action ini.
Terus terang, saya datang ke acara premier One Piece Live Action Episode 1 dengan ekspektasi yang rendah, mungkin terlalu rendah. Trauma atas adaptasi live action animanga produksi Hollywood membuat saya tidak berani berekspektasi tinggi. Meski trailer-nya terlihat oke, tapi, belum tentu hasil aslinya juga bagus.
Foto: IGN
Dan, saya tidak menyangka. Serial ini ternyata tampil di luar ekspektasi saya. Visualnya oke, ceritanya, meski diubah sana sini, tetap punya alur yang mengalir. Bahkan, akting sejumlah penampil di serial ini mencuri perhatian. Mereka berhasil menghidupkan karakter yang mereka tampilkan.
Mackenyu, Emily Rudd, dan Morgan Davies yang memerankan Roronoa Zoro, Nami, dan Koby patut diacungi jempol. Mackenyu dengan baik bisa menampilkan Zoro yang tangguh dan dingin. Emily Rudd menampilkan Nami yang licik, tapi gesit dan juga terampil. Sementara, meski hanya memerankan karakter yang tergolong minor, Morgan Davies mampu mencuri perhatian dengan kepiawaiannya berakting sebagai cowok penakut dan kemudian berubah menjadi sosok yang tahu apa yang harus dilakukan.
Foto: Pinkvilla
Bagaimana dengan Inaki Godoy yang memerankan Luffy? Aktor asal Meksiko itu terlihat sangat berusaha menampilkan Luffy seperti di anime. Dia selalu tersenyum. Ya, tidak ada yang salah dengan itu. Tapi, di titik-titik tertentu, ini terlihat tidak natural. Dia baru terlihat bisa menangkap semangat Luffy ketika tampil bareng lawan mainnya. Selebihnya, biasa saja.
Cerita di serial ini juga dipadatkan. Ini membuat sejumlah detail yang tampil di manga atau anime dihilangkan. Dengan satu episode mengadaptasi satu busur, ini tentu bisa dipahami. Dalam sekitar 45 menit, episode ini harus mengadaptasi beberapa chapter manga atau episode anime-nya. Tak heran kalau ada beberapa elemen yang dihilangkan.
Foto: Slash Film
Tapi, ada pula yang ditambahkan di serial ini. Nami, terutama. Cewek itu lebih banyak terlihat aksinya di episode pertama. Dia memperlihatkan kemampuannya di awal cerita, agak berbeda dengan anime dan manga-nya. Dia terlihat badass di penampilan perdananya ini.
Visual serial ini juga lumayan. Ada rasa atmosfir Pirates of the Caribbean di serial ini. Beberapa elemen bisa mengingatkan orang pada Kapten Jack Sparrow di awal perkenalannya. Tapi, tentu saja sangat berbeda. Luffy bukan Jack dan sebaliknya. Di beberapa bagian adegan, visual effect-nya masih terasa shaky, tapi ini tidak terlalu berpengaruh pada ceritanya. Kecuali bagi mereka yang benar-benar menikmati detail aksinya.
Foto: Popverse
Serial ini mengisahkan tentang asal usul kru Perompak Jerami sebelum mereka mengarungi Grand Line. Penonton akan diperkenalkan kepada sosok Monkey D. Luffy yang berencana menjadi Raja Perompak. Dia kemudian merekrut sejumlah orang untuk ikut berpetualang dengannya.
Sejumlah flashback yang muncul di serial ini membangun atmosfir ceritanya. Orang akan diperkenalkan dengan para karakter utama di serial ini dengan pelan-pelan. Ini akan sangat membantu mereka yang baru mendengar tentang One Piece dan mulai menontonnya lewat serial live action ini.
Terus terang, saya datang ke acara premier One Piece Live Action Episode 1 dengan ekspektasi yang rendah, mungkin terlalu rendah. Trauma atas adaptasi live action animanga produksi Hollywood membuat saya tidak berani berekspektasi tinggi. Meski trailer-nya terlihat oke, tapi, belum tentu hasil aslinya juga bagus.
Foto: IGN
Dan, saya tidak menyangka. Serial ini ternyata tampil di luar ekspektasi saya. Visualnya oke, ceritanya, meski diubah sana sini, tetap punya alur yang mengalir. Bahkan, akting sejumlah penampil di serial ini mencuri perhatian. Mereka berhasil menghidupkan karakter yang mereka tampilkan.
Mackenyu, Emily Rudd, dan Morgan Davies yang memerankan Roronoa Zoro, Nami, dan Koby patut diacungi jempol. Mackenyu dengan baik bisa menampilkan Zoro yang tangguh dan dingin. Emily Rudd menampilkan Nami yang licik, tapi gesit dan juga terampil. Sementara, meski hanya memerankan karakter yang tergolong minor, Morgan Davies mampu mencuri perhatian dengan kepiawaiannya berakting sebagai cowok penakut dan kemudian berubah menjadi sosok yang tahu apa yang harus dilakukan.
Foto: Pinkvilla
Bagaimana dengan Inaki Godoy yang memerankan Luffy? Aktor asal Meksiko itu terlihat sangat berusaha menampilkan Luffy seperti di anime. Dia selalu tersenyum. Ya, tidak ada yang salah dengan itu. Tapi, di titik-titik tertentu, ini terlihat tidak natural. Dia baru terlihat bisa menangkap semangat Luffy ketika tampil bareng lawan mainnya. Selebihnya, biasa saja.
Cerita di serial ini juga dipadatkan. Ini membuat sejumlah detail yang tampil di manga atau anime dihilangkan. Dengan satu episode mengadaptasi satu busur, ini tentu bisa dipahami. Dalam sekitar 45 menit, episode ini harus mengadaptasi beberapa chapter manga atau episode anime-nya. Tak heran kalau ada beberapa elemen yang dihilangkan.
Foto: Slash Film
Tapi, ada pula yang ditambahkan di serial ini. Nami, terutama. Cewek itu lebih banyak terlihat aksinya di episode pertama. Dia memperlihatkan kemampuannya di awal cerita, agak berbeda dengan anime dan manga-nya. Dia terlihat badass di penampilan perdananya ini.
Visual serial ini juga lumayan. Ada rasa atmosfir Pirates of the Caribbean di serial ini. Beberapa elemen bisa mengingatkan orang pada Kapten Jack Sparrow di awal perkenalannya. Tapi, tentu saja sangat berbeda. Luffy bukan Jack dan sebaliknya. Di beberapa bagian adegan, visual effect-nya masih terasa shaky, tapi ini tidak terlalu berpengaruh pada ceritanya. Kecuali bagi mereka yang benar-benar menikmati detail aksinya.
Foto: Popverse
tulis komentar anda