Ranking 10 Film Superhero Paling Rugi Sepanjang Masa, DC Terboncos
Minggu, 27 Agustus 2023 - 14:24 WIB
Foto: NME
Box Office: USD220 Juta
Anggaran: USD200 Juta
BEP: USD600 Juta
Green Lantern dikenal sebagai film superhero terjelek dan paling rugi sepanjang masa. Tapi, label itu sepertinya akan disematkan kepada The Flash. Jadi, Green Lantern bakal kehilangan julukan yang sudah tersemat padanya selama bertahun-tahun.
Bahkan setelah lebih dari 10 tahun dirilis, tidak banyak orang yang benar-benar menonton Green Lantern. Itu bukanlah salah Ryan Reynolds, karena film superhero lain yang dia bintangi, Deadpool, sukses besar meski anggarannya jauh lebih kecil ketimbang Green Lantern. Masalah dengan Green Lantern adalah film itu tidak tahu apa yang diinginkan, dengan menuruti klise superhero yang bahkan sudah kuno pada 2011.
Foto: The Hollywood Reporter
Box Office: USD238 Juta
Anggaran: USD125–160 Juta
BEP: USD375 Juta+
Batman karya Tim Burton tidak hanya meledak di box office pada 1989, film itu juga menangkap semangat pop culture. Pada 1992, Batman Returns yang sangat gelap membuat franchise itu tetap solid. Tapi, pada akhirnya, karena sejumlah keluhan, terjadi perubahan visi setelahnya.
Batman Forever menampilkan Batman yang sangat berbeda. Tapi, Warner Bros. suka dan menemukan kalau atmosfir kocak adalah salah satu kunci sukses. Tapi, ternyata tidak. Batman & Robin dikenal sebagai salah satu film terjelek yang pernah dirilis Hollywood.
Foto: Time
Box Office: USD252,4 Juta
Anggaran: USD200 Juta
BEP: USD600 Juta
Sebagai sebuah film penutup franchise X-Men di Fox, Dark Phoenix mengecewakan akibat kurangnya kesadaran diri dalam marketing-nya. Film ini dicaci maki kritikus dan penonton pun tidak terinspirasi untuk menontonnya. Meski disebut sebagai sebuah pamitan, Dark Phoenix tidak mampu memberikan konklusi yang memuaskan.
Dark Phoenix tidak tampil layaknya sebuah film dengan dana besar. Alih-alih, film ini dibuat hanya sebagai pelengkap properti intelektual yang sudah ada, padahal, lini cerita film itu adalah salah satu materi sumber terbaik. Film itu akhirnya hanya bertahan di bioskop selama dua pekan. Setelah itu, film itu pelan-pelan turun layar.
Box Office: USD220 Juta
Anggaran: USD200 Juta
BEP: USD600 Juta
Green Lantern dikenal sebagai film superhero terjelek dan paling rugi sepanjang masa. Tapi, label itu sepertinya akan disematkan kepada The Flash. Jadi, Green Lantern bakal kehilangan julukan yang sudah tersemat padanya selama bertahun-tahun.
Bahkan setelah lebih dari 10 tahun dirilis, tidak banyak orang yang benar-benar menonton Green Lantern. Itu bukanlah salah Ryan Reynolds, karena film superhero lain yang dia bintangi, Deadpool, sukses besar meski anggarannya jauh lebih kecil ketimbang Green Lantern. Masalah dengan Green Lantern adalah film itu tidak tahu apa yang diinginkan, dengan menuruti klise superhero yang bahkan sudah kuno pada 2011.
7. Batman & Robin — 1997
Foto: The Hollywood Reporter
Box Office: USD238 Juta
Anggaran: USD125–160 Juta
BEP: USD375 Juta+
Batman karya Tim Burton tidak hanya meledak di box office pada 1989, film itu juga menangkap semangat pop culture. Pada 1992, Batman Returns yang sangat gelap membuat franchise itu tetap solid. Tapi, pada akhirnya, karena sejumlah keluhan, terjadi perubahan visi setelahnya.
Batman Forever menampilkan Batman yang sangat berbeda. Tapi, Warner Bros. suka dan menemukan kalau atmosfir kocak adalah salah satu kunci sukses. Tapi, ternyata tidak. Batman & Robin dikenal sebagai salah satu film terjelek yang pernah dirilis Hollywood.
6. X-Men: Dark Phoenix — 2019
Foto: Time
Box Office: USD252,4 Juta
Anggaran: USD200 Juta
BEP: USD600 Juta
Sebagai sebuah film penutup franchise X-Men di Fox, Dark Phoenix mengecewakan akibat kurangnya kesadaran diri dalam marketing-nya. Film ini dicaci maki kritikus dan penonton pun tidak terinspirasi untuk menontonnya. Meski disebut sebagai sebuah pamitan, Dark Phoenix tidak mampu memberikan konklusi yang memuaskan.
Dark Phoenix tidak tampil layaknya sebuah film dengan dana besar. Alih-alih, film ini dibuat hanya sebagai pelengkap properti intelektual yang sudah ada, padahal, lini cerita film itu adalah salah satu materi sumber terbaik. Film itu akhirnya hanya bertahan di bioskop selama dua pekan. Setelah itu, film itu pelan-pelan turun layar.
tulis komentar anda