Overhype dan Diprediksi Cuan, 7 Film Ini Malah Rugi Gede
Minggu, 06 Agustus 2023 - 12:37 WIB
Pemilihan casting itu terbukti tidak populer di antara penggemar. Yang lebih aneh, tim media dan kreatif di balik film ini malah menyerang fandom karena kritis. Yang membuat semuanya jadi panas adalah film itu dirilis di tahun pemilu dan sebagian besar pemerannya menentang kandidat presiden dari Republikan. Film yang dibuat dengan anggaran USD145 juta itu akhirnya hanya bisa menutup box office mereka dengan USD229,1 juta, jauh dari break-even point-nya yang mencapai USD300 juta.
Foto: Mashable
Disney akan mengingat 2023 sebagai tahun di mana mereka terjun bebas dari mata audiens. Produser Kathleen Kennedy memasukkan James Mangold dan memberinya babak terakhir saga Indiana Jones. Skripnya ditulis James, bersama David Koepp, Jez Butterworth, dan John-Henry Butterworth. Film ini pun jadi lebih mahal dari aslinya.
The Dial of Destiny disebut memakan anggaran produksi hingga USD300 juta (Rp4,5 triliun) sebagai angka terendahnya, angka akhirnya belum terungkap. Film ini pun menjadi kegagaln besar dengan hanya meraih USD335 juta (Rp5 triliun) di box office. Bahkan, kehadiran Harrison Ford di film ini tidak membuat penonton cukup antusias untuk menonton film ini di bioskop.
Foto: Deadline
The Flash diumumkan pada 2014 ketika slot film DCEU sedang tren berkat kesuksesan Zack Snyder atas Man of Steel. Meski sukses secara finansial, sejumlah film DCEU sebelum The Flash sering kali dicaci maki kritikus sehingga Warner kehilangan arah dan malah berusaha meniru formula Marvel. Setelah berganti sutradara dan penulis beberapa kali, studio itu akhirnya mendapuk Andy Muschietti sebagai sutradara dan Christina Hodson sebagai penulis film ini.
Hasil akhirnya adalah sebuah film berbelit-belit dengan bintang utama problematik. Warner bahkan harus membayar sumber seperti Stephen King dan Tom Cruise untuk membangun hype dan menarik penonton. Dengan biaya produksi dikabarkan mencapai USD220 juta (Rp3,3 triliun), film itu bahkan hanya meraup USD268 juta (Rp4 triliun). Film itu kini disebut sebagai film superhero paling jeblok sepanjang sejarah dan film paling rugi pada 2023 sejauh ini. Warner dikabarkan rugi hingga USD200 juta (Rp3 triliun) akibat film ini.
Foto: The Hollywood Reporter
Black Adam menjanjikan membawa salah satu karakter paling ikonis dan kuat di semesta DC ke layar lebar. Film ini sagat diantisipasi dan hype-nya pun dibangun dengan sangat kuat menjelang perilisannya. Bintang utama film ini, Dwayne “The Rock” Johnson membantu membangun hype itu dengan menyinggung keterlibatannya dalam proyek itu selama bertahun-tahun.
Tapi, ketika film itu dirilis, hasilnya zonk. Kritikus dan audiens kecewa dengan kurangnya kedalaman dan perkembangan karakter film itu. Adegan action-nya memang dipuji, tapi ceritnaya dikiritik karena berbelit-belit dann tidak menarik. Terlepas dari kekuatan bintang Dwayne Johnson, Black Adam gagal tampil baik di box office dan dianggap jeblok di box office. Film ini meraup USD393,3 juta dari anggaran USD190–260 juta di luar biaya marketing.
3. Indiana Jones and the Dial of Destiny — 2023
Foto: Mashable
Disney akan mengingat 2023 sebagai tahun di mana mereka terjun bebas dari mata audiens. Produser Kathleen Kennedy memasukkan James Mangold dan memberinya babak terakhir saga Indiana Jones. Skripnya ditulis James, bersama David Koepp, Jez Butterworth, dan John-Henry Butterworth. Film ini pun jadi lebih mahal dari aslinya.
The Dial of Destiny disebut memakan anggaran produksi hingga USD300 juta (Rp4,5 triliun) sebagai angka terendahnya, angka akhirnya belum terungkap. Film ini pun menjadi kegagaln besar dengan hanya meraih USD335 juta (Rp5 triliun) di box office. Bahkan, kehadiran Harrison Ford di film ini tidak membuat penonton cukup antusias untuk menonton film ini di bioskop.
2. The Flash — 2023
Foto: Deadline
The Flash diumumkan pada 2014 ketika slot film DCEU sedang tren berkat kesuksesan Zack Snyder atas Man of Steel. Meski sukses secara finansial, sejumlah film DCEU sebelum The Flash sering kali dicaci maki kritikus sehingga Warner kehilangan arah dan malah berusaha meniru formula Marvel. Setelah berganti sutradara dan penulis beberapa kali, studio itu akhirnya mendapuk Andy Muschietti sebagai sutradara dan Christina Hodson sebagai penulis film ini.
Hasil akhirnya adalah sebuah film berbelit-belit dengan bintang utama problematik. Warner bahkan harus membayar sumber seperti Stephen King dan Tom Cruise untuk membangun hype dan menarik penonton. Dengan biaya produksi dikabarkan mencapai USD220 juta (Rp3,3 triliun), film itu bahkan hanya meraup USD268 juta (Rp4 triliun). Film itu kini disebut sebagai film superhero paling jeblok sepanjang sejarah dan film paling rugi pada 2023 sejauh ini. Warner dikabarkan rugi hingga USD200 juta (Rp3 triliun) akibat film ini.
1. Black Adam — 2022
Foto: The Hollywood Reporter
Black Adam menjanjikan membawa salah satu karakter paling ikonis dan kuat di semesta DC ke layar lebar. Film ini sagat diantisipasi dan hype-nya pun dibangun dengan sangat kuat menjelang perilisannya. Bintang utama film ini, Dwayne “The Rock” Johnson membantu membangun hype itu dengan menyinggung keterlibatannya dalam proyek itu selama bertahun-tahun.
Tapi, ketika film itu dirilis, hasilnya zonk. Kritikus dan audiens kecewa dengan kurangnya kedalaman dan perkembangan karakter film itu. Adegan action-nya memang dipuji, tapi ceritnaya dikiritik karena berbelit-belit dann tidak menarik. Terlepas dari kekuatan bintang Dwayne Johnson, Black Adam gagal tampil baik di box office dan dianggap jeblok di box office. Film ini meraup USD393,3 juta dari anggaran USD190–260 juta di luar biaya marketing.
(alv)
tulis komentar anda