Overhype dan Diprediksi Cuan, 7 Film Ini Malah Rugi Gede
loading...
A
A
A
Sejumlah film biasanya akan membangun hype sebelum akhirnya dirilis ke layar lebar. Studio besar sering kali melakukan ini. Para pemerannya pun turut berperan dalam membentuk antusiasme penonton dengan membuat mereka penasaran dengan film tersebut. Namun, tidak semuanya berhasil.
Ada sejumlah faktor yang berkontribusi pada kesuksesan atau kegagalan sebuah film. Kadang, premisnya, kadang bintangnya atau trailer-nya yang menarik. Tapi, meski hype sudah dibangun, sejumlah film gagal memenuhi ekspektasi penonton dan janji mereka sendiri.
Sebagian besar film ini dibuat dengan biaya besar dan kampanye marketing yang luar biasa. Tapi, penampilan mereka di bioskop gagal memuaskan audiens. Kata dari mulut ke mulut pun berperan besar. Film yang awalnya digadang-gadang bakal laris manis itu, malah bikin studionya gigit jari. Apa saja film yang overhype dan diprediksi untung besar, tapi malah rugi di box office? Simak ulasannya berikut!
Foto: Engadget
Perilisan film Steve Jobs, yang mengisahkan cerita tentang salah satu pendiri Apple itu, mendapatkan ekspektasi tinggi. Film itu dibintangi Michael Fassbender sebagai Steve Jobs. Trailer-nya sangat menarik dan menjanjikan penyelaman mendalam ke pikiran salah satu sosok paling inovatif di dunia teknologi itu.
Tapi, ketika film itu dirilis, ulasannya brecampuran dan gagal menarik penonton di box office. Meski para bintangnya tampil bagus, Steve Jobs gagal menangkap imajinasi publik dan akhirnya menjadi sebuah kekecewaan. Film itu hanya meraup USD34,4 juta di box office dari anggaran USD30 juta.
Foto: Ted Gideonse
John Carter awalnya dirancang untuk memulai sebuah franchise baru yang dirasa akan megah. Film ini mengisahkan tentang John Carter yang dikirim ke Mars. Pada 2012, ini adalah film yang sangat diantisipasi. Dengan anggaran lebih dari USD300 juta dan dibintang aktor kelas A, film ini menjanjikan tontonan yang spektakuler.
Trailer-nya mengagumkan secara visual dan mengindikasikan petualangan epik. Sayang, film ini gagal membawa penggemar ke box office. Kritikus dan audiens sama-sama kecewa dengan film itu. John Carter juga terlihat tidak bisa berkoneksi dengan audiens meskipun anggarannya tinggi dan pemerannya pun terkenal semua. Film itu hanya meraup USD284 juta di box office.
Foto: High on Films
Hugo yang disutradarai Martin Scorsese digadang-gadang menjadi film yang mengagumkan secara emosional dan berdampak emosional. Diangkat dari buku populer anak-anak, film ini menjanjikan petualangan ramah anak, lengkap dengan deretan bintang kelas A. Hugo sangat diantisipasi dengan banyak yang berharap ini akan menjadi hit besar. Tapi, meski ekspektasinya tinggi, Hugo malah mengecewakan.
Kritikus terpecah pada film itu. Ada yang memuji pencapaian teknisnya, tapi, ada yang mengkritik lajunya yang lambat dan cerita yang berbelit-belit. Audiens juga sama kecewanya dengan banyak merasa kalau film itu gagal memenuhi janjinya sebagai petualangan yang menghangatkan hati. Di box office, film itu hanya menghasilkan USD185,8 juta dari anggaran USD150—170 juta.
Foto: Vox
Ghostbuster 2016 sangat dipromosikan dan bis menjadi remake yang terlupakan dengan pendapatan lumayan. Tapi, film ini sudah gagal sejak awal dengan berbagai masalah produksi. Sony Pictures membuat tim dari alumni SNL seperti Melissa McCarthy, Kristen Wiig, Kate McKinnon, dan Leslie Jones, menggantikan karakter klasik yang dibuat Dan Aykroyd dan Harold Ramis. Chris Hemsworth tampil sebagai sekretaris tim versi plonga plongo.
Pemilihan casting itu terbukti tidak populer di antara penggemar. Yang lebih aneh, tim media dan kreatif di balik film ini malah menyerang fandom karena kritis. Yang membuat semuanya jadi panas adalah film itu dirilis di tahun pemilu dan sebagian besar pemerannya menentang kandidat presiden dari Republikan. Film yang dibuat dengan anggaran USD145 juta itu akhirnya hanya bisa menutup box office mereka dengan USD229,1 juta, jauh dari break-even point-nya yang mencapai USD300 juta.
Foto: Mashable
Disney akan mengingat 2023 sebagai tahun di mana mereka terjun bebas dari mata audiens. Produser Kathleen Kennedy memasukkan James Mangold dan memberinya babak terakhir saga Indiana Jones. Skripnya ditulis James, bersama David Koepp, Jez Butterworth, dan John-Henry Butterworth. Film ini pun jadi lebih mahal dari aslinya.
The Dial of Destiny disebut memakan anggaran produksi hingga USD300 juta (Rp4,5 triliun) sebagai angka terendahnya, angka akhirnya belum terungkap. Film ini pun menjadi kegagaln besar dengan hanya meraih USD335 juta (Rp5 triliun) di box office. Bahkan, kehadiran Harrison Ford di film ini tidak membuat penonton cukup antusias untuk menonton film ini di bioskop.
Foto: Deadline
The Flash diumumkan pada 2014 ketika slot film DCEU sedang tren berkat kesuksesan Zack Snyder atas Man of Steel. Meski sukses secara finansial, sejumlah film DCEU sebelum The Flash sering kali dicaci maki kritikus sehingga Warner kehilangan arah dan malah berusaha meniru formula Marvel. Setelah berganti sutradara dan penulis beberapa kali, studio itu akhirnya mendapuk Andy Muschietti sebagai sutradara dan Christina Hodson sebagai penulis film ini.
Hasil akhirnya adalah sebuah film berbelit-belit dengan bintang utama problematik. Warner bahkan harus membayar sumber seperti Stephen King dan Tom Cruise untuk membangun hype dan menarik penonton. Dengan biaya produksi dikabarkan mencapai USD220 juta (Rp3,3 triliun), film itu bahkan hanya meraup USD268 juta (Rp4 triliun). Film itu kini disebut sebagai film superhero paling jeblok sepanjang sejarah dan film paling rugi pada 2023 sejauh ini. Warner dikabarkan rugi hingga USD200 juta (Rp3 triliun) akibat film ini.
Foto: The Hollywood Reporter
Black Adam menjanjikan membawa salah satu karakter paling ikonis dan kuat di semesta DC ke layar lebar. Film ini sagat diantisipasi dan hype-nya pun dibangun dengan sangat kuat menjelang perilisannya. Bintang utama film ini, Dwayne “The Rock” Johnson membantu membangun hype itu dengan menyinggung keterlibatannya dalam proyek itu selama bertahun-tahun.
Tapi, ketika film itu dirilis, hasilnya zonk. Kritikus dan audiens kecewa dengan kurangnya kedalaman dan perkembangan karakter film itu. Adegan action-nya memang dipuji, tapi ceritnaya dikiritik karena berbelit-belit dann tidak menarik. Terlepas dari kekuatan bintang Dwayne Johnson, Black Adam gagal tampil baik di box office dan dianggap jeblok di box office. Film ini meraup USD393,3 juta dari anggaran USD190–260 juta di luar biaya marketing.
Lihat Juga: Sinopsis Film Korea Omniscient Reader's Viewpoint dan Daftar 8 Pemainnya, Bujet Rp354 Miliar
Ada sejumlah faktor yang berkontribusi pada kesuksesan atau kegagalan sebuah film. Kadang, premisnya, kadang bintangnya atau trailer-nya yang menarik. Tapi, meski hype sudah dibangun, sejumlah film gagal memenuhi ekspektasi penonton dan janji mereka sendiri.
Sebagian besar film ini dibuat dengan biaya besar dan kampanye marketing yang luar biasa. Tapi, penampilan mereka di bioskop gagal memuaskan audiens. Kata dari mulut ke mulut pun berperan besar. Film yang awalnya digadang-gadang bakal laris manis itu, malah bikin studionya gigit jari. Apa saja film yang overhype dan diprediksi untung besar, tapi malah rugi di box office? Simak ulasannya berikut!
7. Steve Jobs — 2015
Foto: Engadget
Perilisan film Steve Jobs, yang mengisahkan cerita tentang salah satu pendiri Apple itu, mendapatkan ekspektasi tinggi. Film itu dibintangi Michael Fassbender sebagai Steve Jobs. Trailer-nya sangat menarik dan menjanjikan penyelaman mendalam ke pikiran salah satu sosok paling inovatif di dunia teknologi itu.
Tapi, ketika film itu dirilis, ulasannya brecampuran dan gagal menarik penonton di box office. Meski para bintangnya tampil bagus, Steve Jobs gagal menangkap imajinasi publik dan akhirnya menjadi sebuah kekecewaan. Film itu hanya meraup USD34,4 juta di box office dari anggaran USD30 juta.
6. John Carter — 2012
Foto: Ted Gideonse
John Carter awalnya dirancang untuk memulai sebuah franchise baru yang dirasa akan megah. Film ini mengisahkan tentang John Carter yang dikirim ke Mars. Pada 2012, ini adalah film yang sangat diantisipasi. Dengan anggaran lebih dari USD300 juta dan dibintang aktor kelas A, film ini menjanjikan tontonan yang spektakuler.
Trailer-nya mengagumkan secara visual dan mengindikasikan petualangan epik. Sayang, film ini gagal membawa penggemar ke box office. Kritikus dan audiens sama-sama kecewa dengan film itu. John Carter juga terlihat tidak bisa berkoneksi dengan audiens meskipun anggarannya tinggi dan pemerannya pun terkenal semua. Film itu hanya meraup USD284 juta di box office.
5. Hugo — 2011
Foto: High on Films
Hugo yang disutradarai Martin Scorsese digadang-gadang menjadi film yang mengagumkan secara emosional dan berdampak emosional. Diangkat dari buku populer anak-anak, film ini menjanjikan petualangan ramah anak, lengkap dengan deretan bintang kelas A. Hugo sangat diantisipasi dengan banyak yang berharap ini akan menjadi hit besar. Tapi, meski ekspektasinya tinggi, Hugo malah mengecewakan.
Kritikus terpecah pada film itu. Ada yang memuji pencapaian teknisnya, tapi, ada yang mengkritik lajunya yang lambat dan cerita yang berbelit-belit. Audiens juga sama kecewanya dengan banyak merasa kalau film itu gagal memenuhi janjinya sebagai petualangan yang menghangatkan hati. Di box office, film itu hanya menghasilkan USD185,8 juta dari anggaran USD150—170 juta.
4. Ghostbusters — 2016
Foto: Vox
Ghostbuster 2016 sangat dipromosikan dan bis menjadi remake yang terlupakan dengan pendapatan lumayan. Tapi, film ini sudah gagal sejak awal dengan berbagai masalah produksi. Sony Pictures membuat tim dari alumni SNL seperti Melissa McCarthy, Kristen Wiig, Kate McKinnon, dan Leslie Jones, menggantikan karakter klasik yang dibuat Dan Aykroyd dan Harold Ramis. Chris Hemsworth tampil sebagai sekretaris tim versi plonga plongo.
Pemilihan casting itu terbukti tidak populer di antara penggemar. Yang lebih aneh, tim media dan kreatif di balik film ini malah menyerang fandom karena kritis. Yang membuat semuanya jadi panas adalah film itu dirilis di tahun pemilu dan sebagian besar pemerannya menentang kandidat presiden dari Republikan. Film yang dibuat dengan anggaran USD145 juta itu akhirnya hanya bisa menutup box office mereka dengan USD229,1 juta, jauh dari break-even point-nya yang mencapai USD300 juta.
3. Indiana Jones and the Dial of Destiny — 2023
Foto: Mashable
Disney akan mengingat 2023 sebagai tahun di mana mereka terjun bebas dari mata audiens. Produser Kathleen Kennedy memasukkan James Mangold dan memberinya babak terakhir saga Indiana Jones. Skripnya ditulis James, bersama David Koepp, Jez Butterworth, dan John-Henry Butterworth. Film ini pun jadi lebih mahal dari aslinya.
The Dial of Destiny disebut memakan anggaran produksi hingga USD300 juta (Rp4,5 triliun) sebagai angka terendahnya, angka akhirnya belum terungkap. Film ini pun menjadi kegagaln besar dengan hanya meraih USD335 juta (Rp5 triliun) di box office. Bahkan, kehadiran Harrison Ford di film ini tidak membuat penonton cukup antusias untuk menonton film ini di bioskop.
2. The Flash — 2023
Foto: Deadline
The Flash diumumkan pada 2014 ketika slot film DCEU sedang tren berkat kesuksesan Zack Snyder atas Man of Steel. Meski sukses secara finansial, sejumlah film DCEU sebelum The Flash sering kali dicaci maki kritikus sehingga Warner kehilangan arah dan malah berusaha meniru formula Marvel. Setelah berganti sutradara dan penulis beberapa kali, studio itu akhirnya mendapuk Andy Muschietti sebagai sutradara dan Christina Hodson sebagai penulis film ini.
Hasil akhirnya adalah sebuah film berbelit-belit dengan bintang utama problematik. Warner bahkan harus membayar sumber seperti Stephen King dan Tom Cruise untuk membangun hype dan menarik penonton. Dengan biaya produksi dikabarkan mencapai USD220 juta (Rp3,3 triliun), film itu bahkan hanya meraup USD268 juta (Rp4 triliun). Film itu kini disebut sebagai film superhero paling jeblok sepanjang sejarah dan film paling rugi pada 2023 sejauh ini. Warner dikabarkan rugi hingga USD200 juta (Rp3 triliun) akibat film ini.
1. Black Adam — 2022
Foto: The Hollywood Reporter
Black Adam menjanjikan membawa salah satu karakter paling ikonis dan kuat di semesta DC ke layar lebar. Film ini sagat diantisipasi dan hype-nya pun dibangun dengan sangat kuat menjelang perilisannya. Bintang utama film ini, Dwayne “The Rock” Johnson membantu membangun hype itu dengan menyinggung keterlibatannya dalam proyek itu selama bertahun-tahun.
Tapi, ketika film itu dirilis, hasilnya zonk. Kritikus dan audiens kecewa dengan kurangnya kedalaman dan perkembangan karakter film itu. Adegan action-nya memang dipuji, tapi ceritnaya dikiritik karena berbelit-belit dann tidak menarik. Terlepas dari kekuatan bintang Dwayne Johnson, Black Adam gagal tampil baik di box office dan dianggap jeblok di box office. Film ini meraup USD393,3 juta dari anggaran USD190–260 juta di luar biaya marketing.
Lihat Juga: Sinopsis Film Korea Omniscient Reader's Viewpoint dan Daftar 8 Pemainnya, Bujet Rp354 Miliar
(alv)