CERMIN: Oppenheimer dan Bagaimana Seharusnya Film Biopik Dibuat
Jum'at, 21 Juli 2023 - 13:25 WIB
“The ones that I most enjoy are the ones that do something different, something unexpected, films that take the idea of how to tell a story about a life and invert it,” ujar Tom yang menjadi co-editor buku The Biopic in Contemporary Film Culture.
Foto: Universal Pictures
Begitupun saya membayangkan tak mudah memperlihatkan kualitas buruk dari seorang tokoh di film biopik Indonesia. Sulit membayangkan film biopik tentang Soekarno akan memotret sisi gelap presiden pertama Indonesia itu yang pernah memenjarakan banyak lawan-lawan politiknya tanpa pengadilan dan dasar yang jelas.
Atau membuat film biopik tentang Kartini yang menyuarakan keras pemikirannya soal pengetahuan dan modernitas Barat yang dibawa oleh kolonialis Belanda, yang dianggapnya bisa menghapuskan tradisionalisme Jawa dan membebaskan perempuan Jawa.
“Orang menganggap penuh ‘omong-kosong’ terhadap buku-buku yang datang dari Barat .. Pendapat orang tadi tidak seluruhnya betul. Bukan hanya buku-buku yang membuat anak gadis itu .. benci akan keadaan yang sejak zaman dahulu kala telah ada dan merupakan azab bagi semua kaum yang bernama perempuan. Keinginan terhadap kebebasan, berdiri sendiri dan kemerdekaan, bukan baru-baru saja .. Keadaan dalam lingkungan yang langsung dan tidak langsunglah yang menumbuhkannya.”
Saya yang telah menyiapkan membuat film biopik tentang pahlawan sepak bola asal Sulawesi Selatan, Ramang, sejak tahun 2012 seperti mendapat pencerahan usai menyaksikan Oppenheimer. Saya membayangkan filmnya akan dimulai dari bagaimana Ramang dituduh terlibat dalam Skandal Senayan yang membuat harga diri dan hidupnya terpuruk bertahun-tahun setelahnya.
Oppenheimer
Produser: Christopher Nolan, Charles Roven, Emma Thomas
Sutradara: Christopher Nolan
Penulis Skenario: Christopher Nolan
Pemain: Cillian Murphy, Robert Downey Jr, Emily Blunt
Ichwan Persada
Sutradara/produser/penulis skenario, pernah menjadi dosen di Universitas Padjajaran dan SAE Institute, bisa dikontak via Instagram @ichwanpersada
Foto: Universal Pictures
Begitupun saya membayangkan tak mudah memperlihatkan kualitas buruk dari seorang tokoh di film biopik Indonesia. Sulit membayangkan film biopik tentang Soekarno akan memotret sisi gelap presiden pertama Indonesia itu yang pernah memenjarakan banyak lawan-lawan politiknya tanpa pengadilan dan dasar yang jelas.
Atau membuat film biopik tentang Kartini yang menyuarakan keras pemikirannya soal pengetahuan dan modernitas Barat yang dibawa oleh kolonialis Belanda, yang dianggapnya bisa menghapuskan tradisionalisme Jawa dan membebaskan perempuan Jawa.
“Orang menganggap penuh ‘omong-kosong’ terhadap buku-buku yang datang dari Barat .. Pendapat orang tadi tidak seluruhnya betul. Bukan hanya buku-buku yang membuat anak gadis itu .. benci akan keadaan yang sejak zaman dahulu kala telah ada dan merupakan azab bagi semua kaum yang bernama perempuan. Keinginan terhadap kebebasan, berdiri sendiri dan kemerdekaan, bukan baru-baru saja .. Keadaan dalam lingkungan yang langsung dan tidak langsunglah yang menumbuhkannya.”
Saya yang telah menyiapkan membuat film biopik tentang pahlawan sepak bola asal Sulawesi Selatan, Ramang, sejak tahun 2012 seperti mendapat pencerahan usai menyaksikan Oppenheimer. Saya membayangkan filmnya akan dimulai dari bagaimana Ramang dituduh terlibat dalam Skandal Senayan yang membuat harga diri dan hidupnya terpuruk bertahun-tahun setelahnya.
Oppenheimer
Produser: Christopher Nolan, Charles Roven, Emma Thomas
Sutradara: Christopher Nolan
Penulis Skenario: Christopher Nolan
Pemain: Cillian Murphy, Robert Downey Jr, Emily Blunt
Ichwan Persada
Sutradara/produser/penulis skenario, pernah menjadi dosen di Universitas Padjajaran dan SAE Institute, bisa dikontak via Instagram @ichwanpersada
(ita)
Lihat Juga :
tulis komentar anda